Pj Gubernur Sumsel Dukung Penuh Karya Limas Film Production


Redaksi sarana informasi.com

Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni mendukung penuh film dokumenter The Culture of Komering yang diproduksi Limas Film Production. Bahkan, orang nomor satu di Sumsel ini berharap film tentang budaya di berbagai daerah di Sumsel terus dibuat demi pelestarian budaya.

“Saya mendukung penuh dan jelas menyarankan untuk produksi film budaya tidak hanya berhenti di Film The Culture of Komering saja. Ke depan harus dibuat juga film tentang budaya Pasemah, Ogan, dan daerah lain yang ada di Sumsel,” ungkap Fatoni, saat menerima audiensi Limas Film Production di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (15/1).

Proses produksi dari Film The Culture of Komering saat ini sudah selesai dan siang tayang. Dijadwalkan penayangan perdana akan dilakukan di Griya Agung Palembang dengan mengundang masyarakat umum, seniman, dan tokoh masyarakat Komering. Selain itu, akan diagendakan tayang di OKU Timur dalam rangkaian Hari Jadi OKU Timur, pada 17 Januari 2024.

“Banyak budaya di Sumsel ini yang sangat menarik dan perlu dilestarikan. Semua itu adalah harta yang berharga untuk didokumentasikan sehingga dapat menjadi warisan untuk generasi mendatang. Apalagi dalam bentuk film yang tentunya selain mendidik juga menghibur,” ungkap Fatoni yang ternyata memiliki darah Komering dari sang Ibunda.

Sebagai bentuk dukungan nyata, sebagai Pj Gubernur Sumsel Ahmad Fatoni memberikan surat rekomendasi dan testimoni yang akan ditayangkan bersamaan di Film The Culture of Komering. Bahkan, di satu adegan tentang adat pemberian gelar Komering, akan ditampilkan proses pemberian adat yang diperoleh Fatoni. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel,

Dinas Pendidikan Sumsel, Pemerintah Kabupaten OKU Timur, Dinas Pendidikan OKU Timur, dan Bank Sumsel juga sudah memberikan dukungan terhadap proses praproduksi Film The Culture of Komering.
Sementara itu, Direktur Limas Film Production,

Baca juga:  Dr Fitri Menyangkan Jika Prihal Pribadi Menjadi Konsumsi Publik 

Surono didampingi tim produksi Rosmala Dewi, Teddy Saputra, Desi Purwati, dan Siti mengatakan, produksi Film The Culture of Komering memakan waktu dua bulan lebih, mulai dari praproduksi dan produksi. Semua lokasi mengambil tempat di beberapa kecamatan di OKU Timur dan mengangkat seni, budaya, adat istiadat, dan tempat wisata di Komering.

“Film ini murni bermuatan edukasi dan pelestarian kebudayaan. Tidak ada unsur politis, karena berangkat dari keinginan melestarikan budaya di Sumsel. Setelah ini kami akan menggarap beberapa film budaya di beberapa daerah di Sumsel, sampai akhirnya membuat Film The Culture of South Sumatera.

Tentunya sebagai pilot project, kami ingin Film The Culture of Komering tayang terlebih dulu dan itu jelas membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, seperti CSR perusahaan-perusahaan di Sumsel,” kata Surono.
Sebagai bentuk edukasi, Film The Culture of Komering juga akan ditayangkan secara maraton di SMA dan SMK yang ada di Sumsel.

Selain penayangan juga ada diskusi dan workshop tentang proses kreatif ke pelajar bagaimana membuat film.
“Pastinya Dinas Pendidikan Sumsel sangat mendukung rencana penayangan Film The Culture of Komering di SMA dan SMK se-Sumsel. Saat ini kita sedang berdiskusi dengan pihak Limas Film Production tentang bagaimana teknis penayangan dan acaranya.

Diusahakan secepatnya, karena film ini tentang budaya yang sangat bagus untuk menjadi sumber pengetahuan di kalangan pelajar,” kata Kepala Dinas Pendidikan Sumsel, H. Sutoko.

Editor Pahrul Ed 🇮🇩


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🙏