Ruteng, NTT//SI.com- Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena melarang pihak yang menentang proyek panas bumi geothermal di Poco Leok untuk melakukan aksi demontrasi.
Hal itu disampaikan Gubernur NTT Melki Lana Lena kepada sejumlah awak media saat berkunjung ke Istana Keuskupan Ruteng di Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Sabtu (12/04/2025) pagi.
“Jadi jangan lagi ada demo-demo lagi. Stop sudah, ya”, kata Melki saat diwawancara sejumlah awak media usai bertemu Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat.
Melki mengatakan bahwa pemerintah dan pihak terkait sedang duduk bersama untuk mencari solusi. Dirinya tidak menginginkan urusan geothermal mengganggu semua pembangunan di NTT.
“Kita ini banyak sekali urusan, jadi jangan urusan geothermal membuat semua kita masih bertengkar terlalu lama,” tuturnya.
Melki juga mengatakan bahwa pemerintah akan membentuk tim cek fakta, dengan melibatkan unsur yang menolak maupun yang pro geothermal.
“Kita masih bangun banyak hal, banyak urusan yang lebih penting dari sekedar urusan hanya ribut soal geotermal.” katanya
Namun, bagi proyek yang sedang berjalan dan dinilai bagus, maka tetap akan dilanjutkan. Sementara yang kurang bagus bakal diperbaiki.
“Jadi begini, ya. Jadi begini. Yang sudah bagus itu tetap berjalan, yang kurang bagus kita perbaiki sampai jadi betul-betul bagus. Yang sama sekali itu memang tidak bisa diteruskan, stop,” tegas Melki Laka Lena
Menanggapi pernyataan Gubernur NTT Melki Laka Lena, Serikat Pemuda NTT (SP NTT) di Jakarta merespons larangan itu. Bagi SP NTT, upaya Melki melarang demonstrasi adalah bentuk pembungkaman suara kritis.
“Pernyataan yang diungkapkan Melki sangat tidak sejalan dengan gagasan visinya, khususnya pendekatan pembangunan yang bersifat inklusif dan berkelanjutan,” kata Ketua SP NTT, Saverius Jena seperti dilansir dari Ekora NTT, Rabu, 16 April 2025.
Jena menanyakan urgensi Melki melarang publik untuk melakukan aksi berdemonstrasi. Sementara selama ini upaya yang dilakukan warga maupun aktivis sedang menyampaikan hal kritis atas kebobrokan yang dilakukan berbagai pihak yang memaksa agar proyek yang diklaim ramah lingkungan itu tetap terjadi.
“Apa garansinya upaya Pemerintah Provinsi NTT dapat melahirkan solusi menguntungkan bagi warga lingkar proyek geotermal?” tutup Saverius Jena
Pewarta : Dody Pan
0 Comments