Manggarai, NTT//SI.com- Persoalan Proyek Geothermal di Poco Leok, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendapat penolakan dari warga setempat. belum lama ini, kurang lebih ratusan masyarakat Poco Leok, dalam video yotube yang beredar, dengan tegas menyatakan sikap menolak proyek geothermal atau tambang panas bumi di Poco Leok.
Melansir dari Chanel Youtube HERMANTO_JPIC_AQUINO salah satu warga Poco Leok membacakan surat pernyataan sikap mewakili warga lain. Dalam surat yang dibacakan salah satu warga tersebut menyatakan sikap bahwa, Pernyataan sikap warga adat Poco Leok pada peringatan hari anti tambang tanggal 29 Mei 2023.
“Kami warga adat Poco Leok Flores, Nusa Tenggara Timur, sebagai pemilik lahan yang sah atas tanah dan ruang hidup Poco Leok menyatakan, penolakan terhadap proyek geothermal atau tambang panas bumi diatas tanah kami. Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Manggarai PT Perusahaan listrik Negara atau PLN dan Bank Pembangunan dari German dan KFB terus melakukan upaya paksa untuk meloloskan proyek perluasan PLTP Ulumbu mulai dari survey ugal-ugalan dalam lahan milik warga, sosialisasi yang tidak terbuka, pendekatan sembunyi-sembunyi terhadap masing-masing pemilik lahan. Penyebaran informasi yang tidak transparan dan tidak valid kepada public. Penetapan lokasi tanpa konsultasi public hingga pengerahan aparat keamanan yang bagi kami bertendensi menciptakan ketakutan warga. Menegaskan kepada Pemerintah Republik Indonesia, PT PLN, dan Bank German untuk menghentikan seluruh proses sosialisasi, survei lokasi, penetapan lokasi, pengadaan lahan, dan proses-proses selanjutnya dari proyek perluasan PLTP Ulumbu diwilayah Poco Leok”, isi surat pernyataan sikap yang dibacakan oleh salah satu warga Poco Leok
” Kami mendesak Pemerintah untuk mencabut penetapan Flores sebagai pulau geothermal, sebab keputusan tersebut dilakukan secara ugal-ugalan tanpa konsultasi dengan warga sebagai pemilik tanah dan berpotensi merusak ekosistem manusia dan lingkungan di Pulau kecil Flores ini, kami juga mendesak Bupati Manggarai Herybertus Nabit untuk mencabut penetapan lokasi untuk proyek perluasan PLTP Ulumbu di Poco Leok yang dikeluarkan pada tanggal 1 Desember 2022. Kami menilai penetapan lokasi oleh Bupati Hery Nabit ini, bersifat memaksa otoriter dan tanpa konsultasi public yang jujur, transparan, dan adil. Kami sekali lagi masyarakat menyatakan hentikan seluruh aktivitas Pemerintah, PT PLN, dan sikap pendana dari German KFB dalam proyek ini. Kepada Pemerintah Pusat dan Daerah Kabupaten Manggarai, kami mendesak untuk mendengarkan suara penolakan warga, secara terbuka, jujur, dan adil. Sekali lagi kami tegaskan, sekali menolak, kami akan tetap menolak, demi kehidupan masyarakat, lingkungan, ruang hidup, dan anak cucu kami warga adat Poco Leok”, tutupnya
Usai membacakan surat pernyatan sikap tersebut, sih pembaca surat berteriak Tolak Geothermal….Tolak Geothermal…Tolak Geothermal…Hidup Poco Leok….Hidup Poco Leok….!!! Teriakan tersebut diikuti oleh warga lainnya dengan mengangkat tangan kanan mereka.
Pantauan media ini dalam video yang berdurasi 5:05 tersebut, sebelum membacakan pernyataan sikap, Kurang lebih ratusan orang warga memakai pakaian adat Manggarai, dengan memegang sebuah spanduk yang bertulis “Flores Bukan Pulau Geothermal” dan Masyarakat Adat Poco Leok Tolak Proyek Geothermal”.
Penulis : Dody Pan
0 Comments