Kepsek SMK Mutiara Bangsa Reo, Diduga Memecat Salah Seorang Guru Komite Secara Sepihak


10 shares

 

Manggarai, NTT//SI.com- Salah seorang guru Komite yang mengaku sudah mengabdi selama 5 tahun di SMK Mutiara Bangsa Reo, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial BM diduga diberhentikan secara sepihak oleh Kepsek SMK Mutiara Bangsa Reo berinisial PJ yang baru setahun menjabat sebagai Kepsek di SMK Mutiara Bangsa Reo, hanya gegara uang kolekte.

Kepada media ini, Rabu (09/11/2022) siang melalui pesan WhatsApp BM menuturkan bahwa, dirinya mengaku sangat kecewa terhadap Kepala Sekolah SMK Mutiara Bangsa Reo, PJ yang baru berjalan selama 1 tahun menjabat sebagai Kepsek di Sekolah tersebut. Namun terkesan arogan dan sewenang-wenang terhadap dirinya.

“Jujur saya begitu kecewa terhadap Kepala Sekolah SMK Mutiara Bangsa Reok, Pius Jemadu, yang baru berjalan 1 tahun menjabat sebagai Kepsek baru, namun terkesan arogan dan sewenang-wenang terhadap saya”, ungkap BM melalui pesan WhatsApp

Padahal kata dia. Tidak ada persoalan, hanya gegara uang kolekte lantas masalah ini seolah-olah di besar-besarkan oleh kepsek yang berujung secara sengaja mengeluarkan dirinya dari Sekolah.

“Padahal saya sama sekali tidak pernah mencatut namanya untuk menuduh kepsek seperti yang telah di sampaikan oleh salah satu guru berinisial MS yang merupakan pembina agama katolik pada sekolah tersebut”, pungkasnya

“Bahkan ironisnya lagi, sebelum persoalan ini di minta untuk di klarifikasi oleh Kepsek kepada saya dan Ibu MS, ternyata kepsek sendiri telah menanyakan langsung ke pihak sekertariat Paroki terkait kebenaran informasi soal uang kolekte tersebut, dan pihak sekertariat sendiri menyampaikan bahwa benar, uang kolekte itu telah kami terima dari pa bino di hari juma’at malam, (07/10/2022). Namun kami yang lupa mengumukanya pada saat perayaan misa di hari minggu”. Tutur ibu Celni kata BM

BM menambahkan bahwa, Informasi ini juga pas bertepataan di saat dirinya sedang berada di Ruteng pada jumat (14/10/2022) Kepsek menanyakan langsung melalui pesan WhatsAppnya soal informasi terkait kebenaran uang kolekte ini kepadanya yang membuat ia kaget dan heran, karena sepengetahuannya bahwa, uang kolekte misa syukur tersebut telah Ia berikan ke pihak sekertariat melalui Ibu Celni, pegawai Sekertariat Paroki Reo.

“Pada Senin, (17/10/2022) setelah pulang dari Ruteng saya langsung menghadap Kepsek di ruangannya untuk memberitahu bahwa saya sudah pulang dari Ruteng. Namun seketika itu respon kepsek sendiri kembali menyinggung soal uang kolekte tersebut, dan kemudian saat itu juga saya menyampaikan kepada kepsek, untuk memanggil ibu MS agar bisa mengklarifikasi soal kebenaran informasinya yang mengatakan bahwa uang kolekte tersebut itu ada di kepsek”, ujar BM.

Baca juga:  Pekerjaan Pokmas di Kelurahan Lawir Menuai Protes dari Sejumlah Warga Setempat

“Setelah itu selang setengah jam, saya kembali di telpon ibu MS untuk menghadap kepsek membahas kembali soal informasi uang kolekte tersebut di ruangannya”, lanjutnya menjelaskan

Saat pembahasan tersebut, kata BM kepsek terkesan masi mepertahankan kebenaran informasi yang telah ibu Merlin sampaikan, padahal BM sendiri sudah berkali-kali membantah pernyataan ibu MS tersebut, bahwa itu tidak benar, bahkan saat itu juga BM menawarkan kepada kepsek, sebaiknya kepsek bisa bertanya langsung ke pihak sekertariat soal uang kolekte tersebut.

Namun kata BM kepsek tersebut tetap membantah dan menyampaikan pernyataan bahwa benar BM telah menjual namanya.

“Merasa tidak puas dengan pernyataan kepsek, saya langsung membantah kalau saya tidak pernah menjual namanya kepsek, apa lagi hanya gegara soal uang kolekte, bahkan dalam situasi seperti itu, kepsek juga mengeluarkan bahasa yang menyapa saya dengan bahasa sapaan yang sangat tidak etis dan menurut saya itu tidak pantas di dengar, hingga menurut saya proses penyelesaiaan klarifikasi tersebut sudah bukan lagi mengarah pada konteks persoalan tentang masalah uang kolekte, tetapi menyudut ke hal yang pribadi”, kata BM

Lanjut BM menjelaskan Karena merasa tidak nyaman, Saat itu juga Ia spontan pamit keluar dari ruangan, dan di saat itu juga Ia dan kepsek sempat terjadi adu mulut karena kepsek memanggil Ia dengan cara menunjuk, dan seketika itu, Ia juga menjawab panggilan kepsek untuk menyampaikan jangan memanggil orang dengan cara menunjuk, lalu seketika itu kepsek mengusir dirinya dari ruangan.

“Setelah setengah jam saat masalah itu berlalu, saya duduk di ruangan Bengkel Motor, saya di kagetkan dengan cara kepsek yang mengeluarkan saya dari grup WhatsApp Internal Sekolah, ada apa tiba-tiba kepsek keluarkan saya dari grup Whacaap Sekolah”, kejut BM

“Bahkan esoknya di hari selasa, (18/10/2022) saya masi kurang mood untuk masuk sekolah, karena merasa masi kurang nyaman, ternyata di hari itu juga, saya mendapatkan informasi melalui via telpon dari salah satu guru yang menyampaikan apa yang di pesan oleh Kepsek kepada saya, saat pertemuan internal Bpk/ibu guru SMK Mutiara Bangsa Reok untuk memberitahu kepada saya agar saya tidak boleh lagi datang ke sekolah.

Saya sempat kaget, kok bisa kepsek menyampaikan pernyataan ini kepada saya, dan dari pernyataan kepsek tersebut, saya bisa menyimpulkan, bahwa Kepsek secara sengaja berupaya untuk mengeluarkan saya dari sekolah secara tidak hormat dan sepihak.

Baca juga:  Bupati Pelalawan Masuk Nominator Penerima PJS Award, Pengurus Serahkan Surat DPP

Setelah kejadian itu, saya langsung meminta pertimbangan yayasan, Ibu Ina Genok, selaku Ibu Yayasan Risjonson Manggarai yang menaungi SMK Mutiara Bangsa Reok sekalian minta mengundurkan diri secara resmi, dengan menyiapkan sebotol Bir sebagai ungkapan untuk pamit dan berterima kasih. Namun pertimbangan Ibu yayasan tersebut menolak permintaaan pengunduran diri dan meminta saya terlebih dahulu mengklarifikasi persoalan tersebut bersama kepsek dan ibu MS, dan sayapun mengamini itu.

Berdasarkan rekomendasi yayasan, pada Rabu, (19/10/2022) saya mencoba ke sekolah untuk bertemu Ibu MS dan Kepsek, namun sampai di Sekolah, saya hanya bertemu ibu Merlin dan Kepseknya tidak ada di tempat, sehingga klarifikasi masalah tersebut tidak berlanjut.

Pada Kamis, (20/10/2022) saya kembali lagi ke Sekolah dan langsung bertemu kepsek, untuk melanjutkan klarifikasi, namun klarifikasi tersebut tidak ada penyelesaian, karena beberapa pertimbangan yang menjadi penyampaiaan saya ke kepsek belum di jawab oleh kepsek, termasuk alasan kepsek terkait peryataannya kepada Bpk/ibu Guru yang meminta saya untuk tidak boleh datang lagi ke sekolah.

Pada hari Jumad, (21/10/2022) saya kembali ke yayasan untuk menyampaikan hasil pertemuan saya ke kepsek, dan saat itu saya kembali meminta yayasan untuk bisa memediasi masalah ini dengan kepsek, namun yayasan yang mewaliki Ketua Yayasan, Rimba Nimbrot Ho, mengaku kecewa, karena pada hari kamis kemarin saya datang sebagai Wartawan, bukan sebagai guru, bahkan saat itu juga yayasan meminta saya untuk tetap masuk sekolah dan jangan tinggalkan les, termasuk les sore sebentar, dengan pertimbangan otoritas yayasan sebagai pemilik Sekolah bahkan akan berupaya untuk memediasi masalah saya dan kepsek.

Namun saya tidak mengindahkan permintaan yayasan, termasuk tidak masuk les di jam pelajaran sore hari, kaerena saya masi merasa tidak nyaman dengan pertimbangan persoalan saya dan kepsek belum ada penyelesaian.

Pada Kamis, (25/10/2022) saya sempat berupaya untuk masuk sekolah seperti biasa, dan saat itu juga yayasan kembali memanggil saya untuk memberikan surat skorsing kepada saya, selama empat hari tanpa melampirkan tanggal batasan skorsing, dengan alasan kemrin sore saya tidak Masuk les.

Sejak senin, (31 /10/2022) pas di tanggal hari terakhir skorsing, saya kembali ke sekolah dan sempat menghubungi ketua yayasan untuk bisa mendampingi saya bertemu kepsek, memediasi masalah saya bersama kepsek, dan yayasan sendiri sudah menunggu saya di sekolah, saat itu Bapak yayasan mempertanyakan soal keterlambatan kehadiran saya yang terlambat hadir di sekolah hari ini, sehingga mediasi yang saya harpakan tersebut tidak berlanjut.

Baca juga:  Selisih 58 Suara Dapil 6 , PKB Ucapkan selamat 

Bahkan saya meminta klarifikasi dengan kepsekpun tidak di indahkan oleh yayasan, dengan alasan tidak ada lagi yang perlu di klarifikasi, saat itu juga, saya meminta kepada piket untuk pertemukan saya dan kepsek. Namun kepsek tidak mengindahkan permintaan saya untuk bertemu, dan terakhir sebelum saya pulang, saya meminta kepada ketua yayasan dan piket untuk memanggil ibu Merlin untuk menayakan soal kebenaran peryataannya yang telah ia sampaikan ke kepsek soal uang kolekte tersebut, dan ibu Merlin dengan lantang menjawab benar saya telah menyampaikan pernyatan seperti itu, bahkan saya membantahnya agar ibu Merlin harus bisa mempertanggungjawabkan pernyataannya itu nanti, karena saya tidak pernah menyampaikan pernyataan tersebut.

Selasa, (01/11/2022) saya tidak masuk sekolah karena masi merasa tidak nyaman untuk ke sekolah, apa lagi masalahnya belum selesai, tiba-tiba saya di kagetkan dengan munculnya surat pemberhentian kerja yang di bawah oleh salah satu guru pada sekolah tersebut oleh yayasan kepada saya, tanpa dengan resmi harus memanggil saya untuk menjelaskan indikator dasar dan pertimbangan pemberhentian kerja kepada saya tersebut.

Kalaupun saya di nilai tidak disiplin terhadap aturan sekolah, setidaknya ada mekanisme tertentu yang bisa dijelaskan secara detail kepada saya tentang alasan pemecatan tersebut.

karena saya menganggp surat pemberhentiaan ini hanya sepihak dan sejauh ini saya hanya mendapat teguran lisan, SP 1 dari Kepsek dan surat Skorsing dari yayasan, dengan alasan tidak disiplin, tiba-tiba terakhir saya menerima surat pemberhentian kerja oleh yayasan kepada saya.

Padalahal persoalan ini masi bergantung, dan belum ada penyelesaiaan, sampai harus saya mendapat surat pemberhantian kerja.

Harapan saya, bahwa persoalan ini dapat di selesaiakn dengan baik antara saya dan kepsek, termasuk kepada yayasan soal Surat pemberhentian kerja yang menurut saya itu sangat sepihak.

Saya tidak berharap kembali untuk mengabdi di sekolah tersebut, tetapi soal etikat baik yayasan dan kepsek yang menurut saya sangat tidak elegan memberhentikan saya dengan cara seperti itu tanpa mekanisme yang jelas, apa lagi masalahnya belum diselesaikan, untuk itu saya tetap berjuang mencari keadilan dari persoalan ini, biar tidak ada lagi korban (guru) yang mengalami hal seprti saya..kalaupun di pecat harus dengan mekanisme yang jelas”, pungkas BM

Hingga berita ini diterbitkan, Kepsek SMK Mutiara Bangsa Reok belum berhasil dikonfirmasi.

Penulis : Dody Pan


Like it? Share with your friends!

10 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🙏