Pekerjaan Pokmas di Kelurahan Lawir Menuai Protes dari Sejumlah Warga Setempat


 

Ruteng, NTT//SI.com- Proyek pembangunan rabat yang dikelola kelompok masyarakat (Pokmas) di kampung Lawir, Kelurahan Lawir, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menuai protes dari sejumlah warga Lawir. Pasalnya, ketua Pokmas mendatangkan pekerja dari luar wilayah itu.

Dihadapan sejumlah wartawan pada Jumat, (03/11/2023) bendahara Pokmas Kelurahan Lawir Emilianus Duar menyampaikan kejanggalan yang dilakukan oleh ketua Pokmas dalam pelaksanaan proyek tersebut.

“Untuk pembentukan kelompok Pokmas sama sekali kami tidak tahu adik, tiba-tiba saja saya dikasih tau oleh ketua Pokmas bahwa saya sebagai bendaharanya”, kata Emilianus

Emilianus Duar juga menjelaskan untuk pencairan tahap satu sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu.

“Waktu pencairan tahap 1 yaitu 50 persen saya pergi dengan ketua di Bank, saya dikasih tau oleh ketua karena untuk proses pencairan butuh tanda tangan saya. Karena tanpa tanda tangan saya uang itu tidak bisa dicairkan”, ungkapnya

Namun lanjut dia, setelah sampai dirumah ketua Pokmas, uang itu langsung diminta oleh Oswaldus Surung selaku ketua pokmas untuk diserahkan kepada dia.

“Saya juga tidak tahu kenapa uang itu harus dia yang pegang. Seharusnya saya yang pegang uang itu, karena saya sebagai bendaharanya”, imbuh Emilianus

Ia juga mengaku sejak mulai pengerjaan dari awal hingga saat ini dirinya sama sekali tidak mengetahui pengeluarannya.

Kesempatan yang sama sekertaris Pokmas Kelurahan Lawir Mario Maun menyampaikan bahwa tenaga kerja pada pekerjaan itu, didatangkan dari luar.

Menurutnya bahwa, Camat Kecamatan Langke Rembong sudah perna menyarankan kepada ketua pokmas agar pekerjakan warga setempat dalam pengerjaan itu. Namun sayang kata Mario, saran itu tidak di indahkan oleh ketua pokmas, dan malah membawa pekerja dari luar wilayah tersebut.

Baca juga:  Akibat Curah Hujan yang Tinggi, Ruas Jalan Ruteng-Reo Tertutup Material Longsor

“Yang dilibatkan dalam pengerjaan bukan anggota pokmas atau warga masyarakat lawir padahal kemarin pak camat sudah tegaskan bahwa tidak boleh pekerja dari luar dan harus melibatkan warga setempat”, jelas Sekertaris Pokmas itu

Mario Maun menambahkan untuk anggota pokmas saja mereka tidak pernah tahu, karena waktu pembentukan pokmas kata dia, tidak melalui musyawarah bersama.

“Kami semua diatur oleh ketua Pokmas, untuk volume pengerjaannya kami tidak pernah tau, karena kami tidak pernah mengetahui RABnya”, tutur Mario Maun selaku Sekertaris

Lebih lanjut Mario menyampaikan bahwa pada waktu pembentukan Pokmas tidak melalui musyawarah bersama dengan anggota kelompok Pokmas.

Sementara ketua Pokmas Oswaldus Surung saat ditemui Wartawan dirumah kediamannya di Kampung Lawir, Sabtu (04/11/2023) sore membantah semua tuduhan dari bendahara dan sekretaris pokmas itu.

“Jujur saja adik, waktu pembentukan anggota pokmas mereka juga ada. Kalau mereka bilang mereka tidak dilibatkan itu omong kosong adik. Waktu survei adik ada 2 lokasi. Salah satu lokasinya di samping dari rumahnya bendahara itu, dan tenaga kerjanya mereka sendiri, adik dan kakak kandungnya dia”, ungkap ketua Pokmas Oswaldus Surung

Dari 2 lokasi itu kata Ketua Pokmas Oswaldus Surung volumenya masih kurang, dan konsultan memintanya agar mencari lagi lokasi yang baru untuk menggenapi, sehingga untuk menggenapi itu mereka buat di kampung Larantuka dengan volume 46 meter.

Ketua Pokmas menambahkan dia (Emilianus Duar) selaku bendahara, dirinya tidak pernah menunjukan Emilianus sebagai bendahara, namun kata dia (ketua pokmas) yang menunjukkan bendahara itu adalah sekretaris sendiri.

“Adik kenapa saya yang pegang uangnya karena saya selaku pengguna anggaran dan saya yang bertanggung jawab penuh”, tuturnya

Dirinya menambahkan untuk pengerjaan 2 titik di Lawir, tenaga kerjanya dikerjakan oleh warga masyarakat setempat. Namun, karena kondisi keuangan yang sudah menipis ia berinisiatif untuk mengajak anggota pokmas diskusi bersama.

Baca juga:  MENGIDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR SISWA SD

“Karena yang baru pencairan 50 persen adik, sehingga saya panggil seluruh anggota kelompok Pokmas untuk membahas secara bersama, karena untuk pencairan tahap 2 kami harus bisa kerja sampai 100 persen, sehingga kami harus berhutang dulu dengan tukang”, tutur Oswaldus

Lebih lanjut, Oswaldus Surung menyampaikan bahwa dirinya pernah meminta kepada anggota pokmas termasuk sekretaris dan bendahara agar mencari tukang yang siap dibayar upahnya setelah pencairan tahap 2. Namun sampai hari ini kata dia, belum mendapatkan informasi.

“Karena kalender pekerjaan sudah mau selesai adik, sehingga saya panggil 5 orang dari luar untuk kerja, dan ada 5 orang anggota pokmas adik dan itu juga anggota kelompok sepakat”, tutup ketua Pokmas Oswaldus Surung

Penulis : Dody Pan


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🙏