PALI __ Sudah dua tahun jalan penghubung antar dua Desa yang berlokasi di Desa Tempirai, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatra Selatan, rusak dan amblas belum kunjung diperbaiki, kini kondisinya makin menghawatirkan.
Seharusnya, pemerintah daerah PALI yang dalam hal ini kepala daerah ( Bupati.red) lebih peka terhadap usulan masyarakat, apalagi yang bersifat mendesak dan sangat di butuhkan oleh masyarakat banyak, jangan tebang pilih dalam mengambil kebijakan.
“Prihal tersebut di sampaikan oleh Abdul Gafur, salah satu tim sukses dalam pemilihan Bupati dan wakil bupati PALI periode 2020-2025, Kamis (02/03/23), saya selaku tim sukses, merasa kecewa terhadap pak Heri ( Heri Amalindo.red) sebab jalan yang amblas menuju Desa Air Itam tidak kunjung di perbaiki,”ungkap Gafur.
“Padahal sudah dua tahun jalan itu amblas, sampai masyarakat Tempirai sendiri yang berinisiatif memperbaiki jalan tersebut, karena tak kunjung di perbaiki oleh pemerintah PALI.Lebih kecewa lagi, kalau Desa lain ada jalan yang rusak dan dalam keadaan darurat, sangat cepat di respon oleh pemerintah.
“Seperti jalan Desa Air Itam menuju Desa Tanjung Kurung, baru satu Minggu amblasnya kini sudah di perbaiki, juga jalan menuju Desa Muara Ikan baru beberapa bulan mengalami abrasi langsung di perbaiki, begitu juga jalan antara Desa Karang Tanding dan Tanding Marga hanya beberapa bulan saja amblasnya langsung di perbaiki, sementara jalan yang amblas di Desa Tempirai sudah dua tahun tak kunjung di perbaiki,” tegas Gafur.
“Padahal sudah banyak tim dari Kabupaten yang turun memeriksa kondisi di lapangan, seperti dari Dinas PUTR PALI, dari BPBD, Anggota DPR dan juga Wakil Bupati PALI Drs, Soemarjono, sudah turun langsung kelapangan, dan berjanji akan segera di perbaiki, akan tetapi faktanya, tidak kunjung juga terlaksana sama sekali, kami masyarakat Tempirai hanya di suguhi janji manis belaka.
“Ini menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa Desa Tempirai” berbeda perlakuannya dengan Desa lain”?, seolah ada pembiaran dan ketidak pedulian terhadap Tempirai, apakah ada hubungannya dengan politik?, apakah Tempirai hanya di jadikan ajang politik saja?, seharusnya pemerintah PALI mendahulukan kepentingan masyarakat tanpa memilah dan memilih apalagi sampai di anak tirikan,”imbuhnya.
“Masih kata Gafur, kami juga menagih janji berupa usulan yang kami sampaikan 25 Desember 2020, untuk membangun jalan setapak menuju sebagut atau talang sebetung, yang masuk dalam komunitas adat tertinggal (KAT), juga jalan setapak menuju SMP Yapteka Tempirai Selatan, yang sampai saat ini belum juga terealisasi,” harapnya.
“Apalagi Akhir-akhir ini senter terdengar bahwa pak Heri akan mencalonkan diri sebagai calon Gubernur Sumatra Selatan, alangkah baiknya kalau tidak ada pekerjaan rumah (PR) lagi yang di tinggalkan untuk Kabupaten PALI, khusus Desa Tempirai dan janji yang belum terlaksana, karena masih ada waktu satu tahun lagi untuk melunasi hutang janji dan menyelesaikan semua pekerjaan rumah,” tutup Gafur.
Penulis: Zulman
Editor; Rendi
0 Comments