Ruteng, NTT//SI.com– Persentase anak stunting di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami penurunan 3,6% dibandingkan dengan kondisi stunting bulan Februari 2022.
Dalam Press Release yang diterima media ini dari Kabag Prokopim Manggarai, Paulus Jeramun yang dikirim melalui via WhatsApp pada (03/09/2022), bahwa Selama bulan Agustus 2022, total balita yang diukur sebanyak 26.564 dari sasaran sebanyak 28.024 balita.
Dari jumlah tersebut, jumlah balita stunting sebanyak 4373 orang atau 16,6%. Jumlah tersebut lebih rendah atau mengalami penurunan sebanyak 947 anak dibandingkan pada pengukuran bulan Februari 2022. Total anak stunting pada Februari 2022 sebanyak 5320 orang atau 20,1%.
“Berdasarkan pengukuran stunting pada bulan Agustus 2022 melalui aplikasi E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), persentase anak stunting di Kabupaten Manggarai mengalami penurunan 3, 6% dibandingkan dengan kondisi stunting bulan Februari 2022,” demikian Sekretaris Daerah Manggarai, Drs. Jahang Fansi Aldus, Sabtu (03/09/2022).
Selanjutnya Sekda Fansi Jahang mengutip data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai. Dikatakannya, penurunan jumlah balita stunting hampir terjadi di semua Kecamatan kecuali Kecamatan Reok Barat dibandingkan dengan bulan Pebruari 2022.
Berdasarkan persentase per-kecamatan hasil Balita yang diukur dan ditimbang Bulan Agustus 2022 ini dari yang tertinggi secara berurutan sebagai berikut : Kecamatan Ruteng 28,9% (999) dari 37,2% (1045), Kecamatan Cibal Barat 23,3% (308) dari 24,1% (311), Kecamatan Lelak 23,0 (227) dari 37,2% (370), Kecamatan Wae Rii 22,3% (596) dari 33,6% (861).
Sementara itu, Kecamatan Reok Barat 22,3% (299) dari 16,4% (223), Kecamatan Cibal 19,8% (510) dari 22,8 (588), Kecamatan Satar Mese 16,4% (471) dari 17,1 (531), Kecamatan Satar Mese Barat 13,1% (202) dari 20,1%, (348), Kecamatan Satar Mese Utara 12,5% (254) dari 14,5% (257), Kecamatan Rahong Utara 9,5% (168) dari 14,2% (257) , Kecamatan Reok 8,0% (117) dari 18,0 (301) dan Kecamatan Langke Rembong 4,9% (222) dari 6,4% (286).
Menurut Sekda Fansi, penurunan ini terjadi karena berbagai upaya intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah melalui kegiatan konvergensi yang melibatkan semua komponen masyarakat baik intervensi gizi specifik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai.
Sedana dengan Sekda, Kepala Dinas Kesehatan Manggarai, drg. Bertolomeus Hermopan, menambahkan kegiatan konvergensi yang sudah dilakukan seperti, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis (Bumil KEK) sebanyak 570 bumil KEK (100%) dari Bulan Januari s/d Juli 2022, promosi inisiasi menyusui mandiri (IMD) untuk bayi baru lahir (BBL) dimana dari 3.080 BBL Bulan Januari s/d Juli 2022, 2.769 (90,5%) yang IMD.
Selain itu, Promosi pemberi Asi eksklusif bagi bayi usia kuang dari 6 bulan, dari 2.069 bayi 1.917 (92,7%) diantaranya ASI eksklusif pemberian Tablet Tambah Darah (TTD). Disamping itu ada intervensi gizi sensitive yang dilakukan perangkat daerah yang terkait pemberian makanan tambahan melalui dana desa, pembentukan Kader Pembangunan Masyarakat (KPM) dari DPMPD, peningkatan ekonomi masyarakat melalui bantuan ternak, perbaikan sarana sanitasi bantuan dan berbagai kegiatan lainnya.
“Artinya, penurunan ini sendiri tidak terlepas dari upaya pemerintah daerah dalam pencegahan dan penurunan stunting pada Tahun 2022. Banyak upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah melalui Pemerintah Kabupaten, pemerintah Kecamatan, desa dan kelurahan,” jelas Hermopan.
Selain itu, Hermopan mengakui bahwa penurunan ini juga dampak dari keterlibatan NGO, Lembaga Keagamaan, TNI/POLRI, BUMD, dan Lembaga Pendidikan. Konvergensi tersebut dapat terlihat dari giat pemerintah melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui program dana desa, STBM GESI, Pembentukan Tim PELUDES atau tim Pembina Kelurahan dan desa untuk stunting, di mana setiap OPD membina beberapa desa dan kelurahan untuk penanganan stunting. Pihak BUMD melalui CSRnya terlibat dalam penanganan stunting berupa prmberian Antropometri Kit dan makanan.
Editor : Dody Pan
0 Comments