Ruteng, NTT//SI.com- Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, S.E., M.A. menutup secara resmi kegiatan peningkatan kapasitas Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kabupaten Manggarai, di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai, Jumat (08/04/2022).
Kegiatan ini dilaksanakan atas hasil kerja sama Pemkab Manggarai bersama Yayasan PLAN Internasional.
Dalam sambutannya, Bupati Hery menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan ini, berharap dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Manggarai.
”Atas nama pemerintah Kabupaten Manggarai, saya mengucapkan terima kasih untuk penyelenggara kegiatan peningkatan kapasitas kepala sekolah ini, terima kasih untuk seluruh pemateri dan semua Kepala Sekolah yang setia hadir dalam kegiatan ini. Semoga bermanfaat,” katanya.
“Untuk semua niat baik, Tuhan kirim orang-orang baik. Saya dan Pa Waki Bupati mempunyai niat baik, dan untuk kami dua, Tuhan kirim Kepala Sekolah SD dan SMP orang-orang baik semua. Juga kirimkan orang baik dari PLAN sebagai narasumber dalam kegiatan ini,” tambahnya.
Peserta yang hadir sudah berpengalaman menjadi Kepala Sekolah dan sebagian baru menjadi Kepala Sekolah, Bupati Hery menegaskan bahwa peningkatan kapasitas bukan soal pengalaman, tetapi selalu ada hal-hal baru yang mau diberitahukan kepada para Kepala Sekolah.
“Ada banyak organisasi yang mendukung kita, ada LSM, Keuskupan Ruteng, dan JPIC. Banyak pihak selain pemerintah yang mau membantu kita di luar pemerintah, karena semua mau Manggarai menjadi lebih baik,” ujarnya.
Menurut Bupati Hery, sekarang kita harus membuka diri kepada semua pihak, menceritakan tentang masalah yang dihadapi, jangan tutup diri. Akui kita punya masalah. Selama kita masih menutup diri maka tidak akan ada perubahan.
“Kita membuka diri supaya ada orang yang bantu kita, bantu tidak hanya berupa uang, orang bisa membantu dengan keahliannya, dengan membagikan pengalamannya dan banyak hal. Kita membuka diri supaya pemerintah pusat juga kenal Manggarai,” ujarnya.
“Sebab persoalan tidak akan cepat selesai apabila hanya mengandalkan diri sendiri.”
Bupati Hery minta kepada para Kepala Sekolah untuk terus berinovasi yang melibatkan guru-guru dalam pembelajaran. Juga ingatkan para Kepala Sekolah dan guru-guru terkait pentingnya budaya membaca.
Para guru harus memberikan contoh yang baik kepada muridnya dalam banyak hal, termasuk budaya baca. Pendidikan akan berpengaruh pada kualitas manusia, dan SDM yang baik akan berpengaruh pada apakah dia dapat kerja atau tidak.
“Tolong perkuat bahasa asing terutama bahasa inggris untuk anak-anak SMP supaya kita tidak tertinggal pada sisi itu. Kualitas sekolah saat ini harus menjadi lebih baik. Percaya saya, anak-anak sekarang kalau diajar bahasa inggris akan lebih cepat, beda dengan zaman kita dulu,” ujarnya.
Bupati Hery juga menyampaikan apresiasi kepada 12 sekolah yang lulus sebagai sekolah penggerak (dari 300 lebih yang mendaftar). Dirinya meminta kepada sekolah lain untuk belajar dengan sekolah yang sudah menjadi sekolah penggerak.
“Tidak ada jalan lain untuk maju, selain belajar dari satu sama lain. Manfaatkan teknologi untuk hal-hal yang baik, jangan disalahgunakan,” ungkapnya.
Bupati Hery juga kembali mengingatkan para kepala sekolah terkait pengelolaan dana bos. Jangan sampai banyak temuan lagi, berharap tahun depan tidak ada lagi.
“Intinya aparat penegak hukum sudah tahu semua polanya, pengelolaan Dana Boss kalau curang itu polanya seperti apa, jangan beranggapan bahwa orang tidak tahu. Itu makanya ada yang jadi polisi dan jaksa, untuk pelajari pola-pola itu tadi, itu juga alasan kenapa orang kerja di BPK, karena dia mahir dalam mengawasi dan melihat pola penyalahgunaan uang. Jadi kita yang baru belajar ini jangan lagi coba-coba tipu mereka yang sudah mahir. Karena pasti akan ketahuan,” ungkapnya.
Dirinya mengatakan bahwa, guru itu digugu dan ditiru, baik dalam hal baik maupun dalam hal buruk, makanya harus memberikan contoh yang baik kepada murid.
Guru merujuk sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Ketika mengingat kembali semboyan pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara tentang tiga asas pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Yang implementasinya dalam pendidikan dapat dipahami bahwa guru sebagai pendidik yaitu:
Pertama, Ing Ngarso Tuludo, bahwa di depan seorang guru harus dapat memberikan contoh atau teladan yang baik bagi kepada siswa-siswinya.
Kedua, Ing Madya Mangun Karsa, guru adalah pendidik yang berada di tengah siswanya mampu memberikan dorongan atau semangat untuk berkarya.
Ketiga, Tut Wuri Handayani, di belakang guru adalah pendidik yang mampu mengarahkan atau menopang siswa-siswinya pada jalan yang benar.
Bahwa guru profesional adalah orang yang terlibat dalam pendidikan yang tugasnya tidak hanya sekadar mentransfer ilmu dari guru kepada peserta didik akan tetapi lebih dari itu.
“Semua orang belajar untuk tidak membuat riuh dalam kehidupan sehari-hari maupun di media-media. Semua orang harus tahu porsinya, itu artinya profesional. Pa Wakil Bupati selalu bilang, profesional yang pertama-tama adalah tahu diri, siapa saya?” ujarnya.
Bupati Hery juga minta kepada para Kepala Sekolah untuk ingatkan guru-guru agar berhati-hati posting sesuatu di media sosial, beritahu dan peringatkan semua.
“Karena kalau ada apa-apa saya tidak akan bantu. Hati-hati, baik dalam urusan pribadi maupun dalam urusan kedinasan, jangan gampang posting di medsos tanpa mempertimbangkan dampaknya,” katanya.
Bupati Hery juga berharap agar COVID-19 segera selesai, supaya pendidikan kembali berjalan normal. Manggarai harus bisa menjadi barometer pendidikan di Flores, itu cita-cita besar Pemkab Manggarai terutama untuk sekolah menengah, khususnya di Ruteng.
“Kalau dulu orang datang sekolah ke Ruteng karena banyak pilihan sekolahnya, tetapi kalau bisa ke depan orang datang sekolah ke Ruteng karena sekolah yang bagus dan bermutu. Kita menuju ke sana,” katanya.
“Itu mungkin tidak langsung terwujud sekarang, besok atau minggu depan, bisa saja baru terwujud pada 4 atau 5 tahu ke depan, tetapi orang bilang seribu langkah mulai dari langkah pertama. Langkah pertama kita mulai minggu ini. Kita berdoa semoga bisa lanjut ke langkah-langkah berikutnya dan bisa melewati semua tantangan yang dihadapi setiap langkah,” tambahnya.
𝐏𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐮𝐦 𝐃𝐢𝐟𝐚𝐛𝐞𝐥
Bupati Hery juga minta kepada Kepala Sekolah dan para guru untuk memperhatikan kaum difabel. Sesuai dengan jargon Pemkab Manggarai “No One Left Behind”, jangan ada yang tertinggal. Yang tertinggal biasanya perempuan, anak muda, anak kecil dan difabel.
“Saya titip saya punya anak yang berkebutuhan khusus, saya tahu tidak gampang diatur dan diajar, saya tahu itu karena bapak/ibu juga tidak dilatih untuk itu. Tetapi bukan karena tidak gampang maka tidak bisa, bisa” ujarnya.
Dijelaskan, difabel atau different ability adalah kemampuan berbeda, Pemkab Manggarai tidak pakai istilah disabilitas. Sebab disabilitas memang tidak bisa buat apapun, kehilangan kemampuan atau cacat. Sedangkan difabel dia bisa, sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dalam menjalankan aktivitas berbeda dobandingkan orang lain.
“Itu jalan supaya semua orang mendapat manfaat yang sama dari pembangunan ini, basisnya bukan karena kasihan. Kalau kita urus yang difabel itu bukan karena rasa kasihan, itu paradigma puluhan tahun lalu. Tetapi hari ini itu sebagai hak. Kalau negara atau pemerintah memperhatikan mereka, itu karena mereka mempunyai hak untuk menikmati manfaat dari adanya negara, supaya ada gunanya dia nyanyi Indonesia Raya,” ungkapnya.
“Kalau tidak bermanfaat, buat apa dia nyanyi lagu Indonesia Raya, untuk apa dia jadi bagian dari Indonesia? Kita tidak atur dia, juga tidak urus dia. Jadi paradigmanya adalah hak sekali lagi kalau kita atur mereka karena mereka berhak untuk mendapat pendidikan dari negara ini. Maka saya minta kepada guru-guru untuk perhatikan mereka,” tutup Bupati Hery.
Sumber : Prokopim Kabupaten Manggarai.
Editor : Dody Pan
0 Comments