Jambi – Kasus Dugaan Penggelapan Dana SPP Mahasiswa Pasca sarjana di Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi terus bergulir dan menjadi polemik di internal kampus dan kalangan Mahasiswa.
Setidaknya ada beberapa oknum pejabat dan pegawai yang diduga terlibat, Satu diantaranya kepala progam studi (Ka.Prodi).
Buntut dari kasus tersebut para mahasiswa yang telah membayar Uang SPP Tapi Tidak disetorkan ke Bendahara sehingga merugikan mahasiswa, mahasiswa yang bersangkutan terancam tidak bisa ikut ujian.
Salah seorang korban, Sebut saja Budi ( Nama samaran) kepada Media Saranainformasi.com menjelaskan jika permasalahan itu sudah berlangsung lama. Sejak tahun 2020 lalu. Budi
Bersama Mahasiswa lainnya menjadi korban dugaan penggelapan akibat menyetor uang SPP kepada salah seorang oknum Ka.Prodi Tetapi tidak menyetorkan nya ke Bendahara.
” Saya dan teman -teman mahasiswa yang lain Kaget, sewaktu diberitahu bahwa tidak bisa mengikuti Ujian karena belum melakukan Pembayaran Uang SPP.
Hal serupa juga terjadi ke Teman seperjuangan, Banyak Mahasiswa lain yang Turut Jadi Korban.
Diduga pelaku menjabat selaku kepala program studi (Ka.prodi) di Pascasarjana.
Jumlah besaran uang SPP yang digelapkan berkisar 5 – 6 Juta Rupiah per mahasiswa dikalikan jumlah Angkatan , ada yang dari Batam,dabok,Tembilahan, Jambi dan beberapa kota lain.
Selain dugaan penyimpangan dan penggelapan dana SPP mahasiswa ,Pasca juga dihebohkan masalah dugaan pembuatan Jurnal/Artikel dan Tesis dengan TARIF yang fantastis.
Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi, Prof. Dr.H.Ahmad Syukri,SS, M.Ag Ketika dikonfirmasi Media Saranainformasi.com di ruangan Kerjanya mengatakan ,Kita telusuri,dan segera akan kita Panggil. Selaku direktur mengakui ada beberapa temuan dan permasalahan dan menjadi temuan BPK terus.
Ketika disinggung mengenai banyak dugaan transaksi Jurnal,Tesis Dengan Nominal ,1,5 , 3,5 dan 10 juta per mahasiswa yang diduga dibuat oleh Pejabat di Pascasarjana sendiri.
” Tidak begitu tau persis siapa yang bermain.
Ini sama halnya Pelacur Pendidikan”.kegiatan ini ada terus. Ini menyangkut kode etik Dosen.
Selaku orang nomor satu di Pascasarjana UIN STS Jambi juga mengeluhkan minimnya anggaran yang dikelolah.
” Kenapa anggaran kami kecil, Sementara yang kami kelola orangnya banyak yang Pejabat” . Ujar Ahmad Syukri.
Terpisah, Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Pascasarjana UIN STS Jambi, Dr. Minnah El Widdah M.Ag Ketika dikonfirmasi di Ruangan Rapat Pascasarjana,
Kamis(16/11/2023) mengenai Dugaan penyimpangan SPP Mahasiswa, walaupun awalnya terkesan mengelak ,Kaprodi Tidak membantah dan mengakui Bahwa benar adanya. Ketika disinggung kenapa harus melalui Bu kaprodi, kenapa tidak langsung ke rekening kampus, Bu minnah mengatakan itulah kelalaian dan kesalahan kami .
” Ia mahasiswa kita banyak, ada titipan itu kita terima .
melalui saya, dan melalui staf saya berinisial AN.
Kalau masalah Jual beli tesis saya tidak bilang itu tidak ada (ada). Tapi saya tidak terlibat” . Ungkap ka.prodi MPI sambil mengakhiri pernyataannya.
Terakhir, dihari berikutnya Wakil Direktur Pascasarjana UIN STS Jambi, Dr.Badarussyamsi,S.Ag.,M.A. ketika dikonfirmasi di ruangan kerjanya pada Jum’at (17/11/2023) mengungkapkan dan mengakui kalau khusus masalah Jurnal sudah banyak keluhan. Dan wadir.juga mengatakan adanya temuan terkait LOA palsu, dan mengaku pada 2021 akhir pernah dipanggil Rektor dan pemaparan terkait polemik desertasi.
Wadir juga mengakui telah memanggil oknum yang bersangkutan untuk dimintai pertanggungjawaban dan segera menyelesaikan dengan mahasiswa,( Terkait kerugian Mahasiswa).
” Terimakasih, kalo terkait masalah Jurnal kita akui sudah banyak keluhan, dan kita juga pernah menemukan LOA palsu, 2021 akhir kita juga dipanggil Rektor dan pemaparan terkait polemik desertasi.
Depan pak Rektor saya uraikan, 99 % apa kita ijinkan lulus ? Kita sepakat dan kita tidak mau terkesan yang masuk sampah dan yang keluar sampah. Dan kita juga telah memanggil kepala program Studi MPI untuk bertanggung jawab dan segera menyelesaikan terkait urusan SPP yang dimaksud. Dan beliau minta waktu untuk mengumpulkan dana tersebut. Dan Minggu kemarin sudah saya laporkan juga ke pak wakil Rektor.”Tutup Doktor pria kelahiran Madura sambil mengakhiri keterangannya.
Menyikapi banyaknya Keluhan mahasiswa, dan praktek -praktek Nakal tersebut, Gabungan aktivis dan Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Propinsi Jambi Meminta dengan tegas agar segera di Usut tuntas dan jangan terkesan bertahun-tahun terjadi pembiaran. Dan minta pak Rektor UIN Tegas. Dan satuan Pengawasan Internal( SPI) segera Mengusut tuntas.
” Jangan terkesan bertahun-tahun ada pembiaran. Ini permasalahan serius, Pak Rektor harus tegas. SPI segera usut tuntas”. Tutup ketua SWI M.Muslim.
(Penulis : Husnan Jbi)
0 Comments