Beltim, saranainformasi.com – Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah memberikan Pembinaan kepada Guru Ngaji di Kabupaten Belitung Timur, di Ruang Satu Hati Bangun Negeri, Rabu (23/10/24). Pembinaan ini untuk menambah pengetahuan sekaligus wawasan para guru ngaji.
Pada kesempatan ini juga, Bagian Kesra Setda membagikan Al-Quran dan tas kepada seluruh guru ngaji yang hadir. Dari 96 guru ngaji yang diundang hanya 65 orang yang hadir.
Plt. Kepala Bagian Kesra Setda, Fajarianto mengatakan pembinaan ini untuk internalisasi pengetahuan Guru Ngaji dalam berbagai informasi, kemampuan dan ilmu pembacaan Al-Quran yang baik dan benar. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan guru ngaji di bidang pembacaan Al-Quran.
“Kita ingin agar kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan para guru mengaji. Di mana nanti ilmu yang didapat akan diterapkan dalam kegiatan belajar dan mengajar dengan para santrinya,” kata Fajar.
Pemkab Beltim terus berupaya meningkatkan kesejahteraan para guru ngaji, baik di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) ataupun yang berstatus guru ngaji di luar TPA. Bahkan untuk pertama kalinya, di tahun 2024 ini akan ada insentif khusus guru ngaji selain TPA.
“Alhamdulillah baru tahun ini ada insentif untuk guru ngaji, selama ini hanya untuk guru TPA saja. Nominalnya tidak banyak, karena harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah,” ungkap Fajar.
Insentif senilai Rp200.000 per bulan itu, rencananya akan diberikan untuk periode Oktober, November dan Desember. Di mana setiap guru ngaji akan memperoleh Rp600.000.
“Pembagian insentifnya nanti pas nunggu APBD Perubahan. Dengan jumlah yang tidak seberapa ini harapannya dapat menstimulus para guru ngaji untuk memberikan ilmu membaca Al Quran khususnya untuk anak-anak kita yang ada di kampung-kampung,” harap Fajar.
Guru Juga Mesti Terus Belajar
Sementara itu Sekretaris Daerah Kabupaten Beltim, Mathur Noviansyah yang mewakili Penjabat Sementara Bupati Beltim, Asmawa Tosepu saat membuka pelatihan mengatakan guru mengaji merupakan orang yang paling mempunyai Rukhul Jihad atau semangat juang yang tinggi dalam mengaplikasikan firman Allah SWT. Karena guru ngaji, merupakan pahlawan yang luhur dan paling berjasa dalam melestarikan ayat-ayat Al-Qur’an.
Namun meski pun sudah bergelar guru, namun Mathur menekankan jika akan lebih baik menambah terus ilmu dan pengetahuan yang didapat agar dapat menyempurnakan kemampuan dan ilmu yang sudah dimiliki.
“Sebab dan sebagaimana kita ketahui bersama, Rasulullah SAW pun dalam membaca Al Qur’an berguru pada Malaikat Jibril. Padahal Beliau mempunyai gelar afshokhil arabi atau orang arab yang paling fasih bacaannya. Namun bagi beliau, seorang guru sangat penting untuk membimbing supaya terhindar dari kesalahan,” jelas Mathur.
Maka apapun alasannya, menurut Mathur untuk belajar Al-Qur’an seorang guru ngaji mutlak diperlukan. Hal ini karena Al-Qur’an bukan hanya persoalan huruf yang hanya dibaca, tapi sebagamana kami kemukakan di atas, juga menyangkut tajwid, makhraj, tafsir, takwil ataupun yang lain.
“Dengan demikian peran guru ngaji tidak bisa dipisahkan dalam membentuk kepribadian sebuah peradaban dan menciptakan suatu generasi qur’ani yang Tangguh. Dengan kata lain guru ngaji itu merupakan profesi luhur yang membawa misi agung serta tetap prestise dan agung di hadapan Allah SWT, meskipun zaman terus berganti,” kata Mathur.
Karena itu, Mantan Kepala Bappeda Beltim ini menyambut baik dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas diselenggarakannya pelatihan ini. Dengan harapan, kegiatan ini dapat dilaksanakan berkesinambungan.
“Apalagi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi maju dan berkembang pesat, yang tentunya juga memiliki dampak negatif, bagi generasi muda islam. Dampak yang hanya dapat kita tangkal, dengan meningkatkan kualitas pengetahuan pemahaman, dan pengamalan isi kandungan Al Qur’an, yang keberhasiilannya juga sangat ditentukan, oleh tinggi rendahnya kualitas kompetensi guru ngaji,” ujar Mathur.
(*/Red/@2!).
0 Comments