PKN Petakan Penyebab Buruknya Hasil Pekerjaan Infrastruktur Jalan Hotmix di Mabar


10 shares

 

Labuan Bajo, NTT//SI.com- Itens melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek infrastruktur jalan terutama dari dana pinjaman, PKN mengklaim penggunaan dana pinjaman terhadap pekerjaan infrastruktur jalan tidak sesuai ekspektasi.

Beberapa hal yang sering kali disoroti dalam pekerjaan aspal antara lain komposisi campuran aspal, cara pemadatan aspal, dan suhu penghamparan aspal.

Suhu merupakan salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan aspal. Salah satu dampak yang terjadi apabila suhu tidak sesuai dengan spesifikasi saat penghamparan adalah ikatan antar agregat dengan aspal tidak akan maksimal sehingga bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak.

Temperatur atau suhu aspal harus tetap terjaga, oleh karena itu posisi AMP (Asphalt Mixing Plant) harus disesuaikan dengan lokasi proyek. Posisi AMP yang baik adalah sebisa mungkin dekat dengan lokasi sehingga bisa menjangkau titik terjauh tanpa mengurangi kualitas.

Tahapan pekerjaan aspal antara lain pencampuran, Menuangkan Aspal ke dump truck, Pemasokan ke alat penghampar (Asphalt finisher), Pemadatan awal, pemadatan kedua, dan pemadatan akhir. Semua tahapan tersebut mempunyai ketentuan temperatur/suhu yang berbeda-beda. Berikut suhu aspal saat pencampuran dan pemadatan.

Pada tabel di atas mempunyai suhu yang berbeda-beda dengan rentang yang berbeda-beda. Pada saat pelaksanaan pekerjaan, harus diukur terlebih dahulu suhunya oleh bagian Quality Control untuk memastikan suhu tidak berubah selama perjalanan dari AMP ke titik lokasi.

Kualitas dari campuran aspal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain sistem pengerjaannya, proporsi campuran, dan kualitas materialnya. Dalam artikel ini yang akan dibahas adalah sistem pengerjaannya di lapangan khususnya cara pemadatan aspal yang benar.

Cara pemadatan aspal di lapangan kadang tidak sesuai dengan teori yang ada sehingga kualitas jalan yang dihasilkannya pun tidak maksimal. Banyak sekali kasus proyek jalan yang mengalami kerusakan sebelum umur rencana sehingga bisa dipastikan dalam pengerjaannya ada yang kurang maksimal.

Baca juga:  Pererat Tali Silaturahmi Babinsa 04/GM Serda Karman Teto Laksanakan KOMSOS Dengan Warga

Pemadatan aspal pada badan jalan wajib dilakukan dengan benar dan sesuai spesifikasi yang diisyaratkan oleh RKS karena akan berpengaruh terhadap kualitas campuran aspal. Beberapa risiko negatif yang dihasilkan apabila pemadatan kurang sempurna antara lain :

Aspal sudah rusak sebelum waktunya
Agregat pada campuran aspal akan mudah terpisah akibat kurangnya pemadatan.
Kelenturan aspal berkurang
Permukaan aspal tidak rata sehingga tidak nyaman bagi pengemudi kendaraan
Beberapa alat berat penunjang untuk memadatkan aspal antara lain Asphalt spray, Asphalt finisher, PTR (pneumatic Tyre Roller), dan Tandem roller.

Asphalt spray adalah kendaraan yang mempunyai tanki digunakan menyemprotkan aspal prime coat maupun tack coat.

Asphalt finisher adalah alat berat yang digunakan untuk menghamparkan hotmix (campuran aspal) ke badan jalan.

PTR adalah alat berat yang mempunyai roda karet untuk memadatkan campuran aspal

Tandem roller adalah alat berat yang mempunyai roda baja depan dan belakan untuk memadatkan campuran aspal.

Lalu bagaimana cara pemadatan aspal yang benar? Berikut sistem pemadatan yang biasa dilakukan di lapangan.

Ada tiga tahapan dalam pemadatan aspal antara lain pemadatan awal, pemadatan kedua dan pemadatan akhir.

1. Pemadatan Awal

Pemadatan awal dilakukan ketika dump truck menuangkan hotmix kedalam asphal finisher kemudian menghamparkan ke badan jalan. Pemadatan awal ini harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemadat roda baja atau tandem roller. Alat pemadat ini harus dioperasikan mengikuti gerak asphalt finisher. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan awal dengan kecepatan maksimal 4 km/jam. Pemadatan awal dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian ke tepi luar.

2. Pemadatan Kedua

Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet atau PTR sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal dengan kecepatan maksimal 10 km/jam. Pemadatan ini harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian ke tepi luar.

Baca juga:  Jelang Akhir TA 2022, PKN Ultimatum Bupati Edi Akan Segel Kantor Bupati jika Berani PHO Proyek yang Tidak Berkualitas

3. Pemadatan Akhir

Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan alat berat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah pemadatan kedua, pemadatan akhir ini bisa tidak dilakukan asalkan pemadatan setelah penggilasan kedua cukup memadai.

Sebagai tambahan untuk pemadatan aspal pada daerah super elevasi dilakukan dengan dimulai dari lajur yang rendah ke lajur yang tinggi.

Selain itu, PKN juga menyoroti management perencanaan pembangunan yang buruk, tidak adanya feasibility study (Uji Kelayakan) mengenai kelayakan dari suatu proyek yang akan dikerjakan. Studi kelayakan bertujuan untuk mengetahui secara obyektif dan rasional, keunggulan dan kelemahan dari hal yang sudah ada dan proyek yang akan dikerjakan, serta dampaknya terhadap lingkungan hidup, sumber daya yang diperlukan, dan pada akhirnya prospek dari proyek tersebut.
Secara sederhana, dua kriteria untuk menilai kelayakan adalah biaya yang diperlukan dan nilai yang didapat.

Editor : Dody Pan


Like it? Share with your friends!

10 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

JANGAN COFAS NANTI JADI KEBIASAAN