Siapa ketua KNPI Beltim? Yang Pernah Lakukan Tindak Kekerasan di Sekolah. “Cerita Kelam Masa Lalu Sekolah Samsul”


13 shares

Belitung Timur, saranainformasi.com – Baru-baru ini muncul kabar berita Ketua KNPI Belitung Timur memberikan tanggapan atas terjadinya permasalahan antara salah satu anggotanya dengan sesama ASN yang terjadi di Gedung DPRD Belitung Timur tanggal 17 September 2024. Kasus ini sudah dibawa ke ranah hukum dan kita hormati prosesnya dengan menjunjung tinggi praduga tak bersalah dan menyerahkan APH dalam penyelesaiannya.

Namun masyarakat rupanya belum banyak yang tahu bahwa di medio 2019 saat Ketua KNPI Belitung Timur menjadi staf pengajar di SMP 5 Manggar telah melakukan tindakan kekerasan kepada siswa didiknya. Adalah Samsul Bahri nama siswa yang saat itu duduk di kelas 3 SMPN 5 Manggar yang menjadi korban kekerasan dan sempat di proses di Polsek Manggar dan berakhir diselesaikan secara kekeluargaan.

Sudah beberapa tahun berlalu Samsul ternyata masih trauma dan putus sekolah serta tidak mau melanjutkan pendidikan meskipun saat itu di bujuk pindah ke sekolah lain.

Ditemui di kediamannya, Hemi selaku ibu dari Samsul menceritakan kejadian kekerasan oleh Wahyu Setiawan kepada anaknya, saat berada di dalam kelas sang anak ditampar namun tak puas sampai disitu Wahyu Setiawan selaku guru yang yang melakukan tindakan kekerasan kemudian membawa Samsul ke dalam perpustakaan yang sengaja dikunci oleh pelaku.

“Di dalam perpustakaan itu anak saya mendapatkan berbagai pukulan serta injakan dibagian leher sehingga sang anak sampai kesakitan ketakutan hingga terkencing- kencing. Perbuatan itu mengakibatkan cedera pada sang anak terutama di bagian leher,” ujarnya.

Kasus tersebut membuat geram dan marah pihak keluarga. Sempat akan dipertemukan dan dimediasi di Polsek Manggar namun pihak pelaku tidak datang, hingga saat ini Hemi selaku ibu korban belum pernah ketemu dengan pelaku.

Baca juga:  Babinsa Koramil 04/Gunung Megang Himbau Warga Untuk Tanggap Karhutla

“Saya selaku ibu korban mengaku sangat trauma dan sedih. Karena dengan adanya tindakan itu sang anak mengalami trauma yang sangat mendalam sehingga sang anak tidak mau sekolah lagi (putus sekolah) “anak saya tidak mau sekolah lagi karena ketakutan sudah dibujuk untuk pindah sekolah lain tetapi tetap ketakutan dan tidak mau sekolah, padahal saya selaku orangtua ingin menyekolahkan anak setinggi tingginya demi masa depan, karena tak punya pendidikan yang cukup sekarang cuma ikut Bapaknya melaut jadi nelayan,” ungkap Hemi lagi.

Mengetahui bahwa Wahyu Setiawan saat ini masih mengajar dan menjadi Ketua Organisasi Kepemudaan Hemi pun mengaku kaget.

“Tidak pantas dan tidak bagus orang seperti itu masih mengajar dan menjadi ketua organisasi kepemudaan,” tegasnya.

Hemi pun berharap kedepan tidak ada lagi terjadi hal semacam itu karena sangat merugikan di samping meninggalkan trauma yang mendalam bagi korban namun juga dialami oleh keluarga, serta dapat memupuskan pendidikan dan masa depan anak.

“Karena gara-gara kejadian itu anak saya jadi putus sekolah dan tidak memiliki pendidikan yang cukup,” ucapnya lagi dengan nada menahan sedih.

(*/Red)


Like it? Share with your friends!

13 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

WARNING: DILARANG COPAS