Kisah Kehidupan Anak Pang Yang Hidup Di Jalan Dengan mengamen


Muara Enim//SI.com.Perjalanan komunitas kehidupan anak pang yang selalu menjalani hidup dijalan bersama temannya seakan mereka tak tau kemana arah akan dilalui, tapi seperti kehidupan yang dirasakan mereka enjoy saja, setelah beberapa tahun berjuang untuk tetap hidup dengan mengamen, ternyata mereka masih punya etika dan menata kehidupan untuk masa depan, seperti berkebun sayur dengan sistem hidroponik juga penggemukan sapi binaan seorang yang punya kepedulian terhadap mereka, saat ini kegiatannya di RT. 03 Desa Tegal Rejo Kecamaran Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim.

Hal tersebut disampaikan Joko (27) yang saat ini mereka mulai melakukan kegiatan yang positif dengan bermacam kegiatan dibidang pertanian, ketika dikunjungi pada senin 28/02 di tempat aktifitas mereka mengatakan,” saya dari kota bumi lampung utara, sejak tahun 2015 hidup dipanti asuhan pak H. Sularna (Alm)”, ucapnya.

” ketika di panti saya dibimbing oleh pengelolanya dengan bermacam-macam kegiatan, disanalah saya mulai merasakan bagaimana hidup ini harus berlanjut dan tidak selalu bergantung dengan orang lain dan harus hidup mandiri, sejak tahun 2021 kita mulai merintis yang dibina oleh pak Hendri” katanya.

Lanjutnya,” dalam kelompok kita ada 5 orang diberi nama kelompok “gambleh soleh” (perubahan pada kebaikan) sebagai ketua Dedi hardianto dan ketika diajak pak hendri untuk melakukan kegiatan ini kami sangat senang, apalagi lahan sudah disiapkan dan modal diberi walaupun hasilnya bagi dua, sebagian untuk operasional serta kebutuhan sehari-hari,” jelas Joko.

Kemudian jerry (27) dari RT. 03 juga menceritakan pengalaman sebagai anak pang menuturkan,” pengalaman saya hidup dijalan sejak tahun 2009 -2021 sangat pahit, selalu minum minuman yang mengandung alkohol, ketika dapat uang hasil ngamen habis tak karuan, namun kami masih punya etika dan saling menjaga walaupun penilaian orang lain negatif terhadap kami,” tuturnya.

Baca juga:  Di Guyur Hujan Bupati Banyuasin Tetap taraweh Bersama Masyarakat

” apalagi ketika orang tua saya meninggal, hidup saya tak menentu, mabok-mabokan hampir meninggal karena kebanyakan minum, setelah itu, hati saya ingin berubah, ingin hidup layak seperti mereka yang sudah berhasil, akhirnya diajak untuk tidak hidup dijalan lagi, akhirnya ikut dan ingin seperti mereka punya kehidupan sendiri, ya kita juga ingin hidup seperti mereka,” imbuhnya.

Semementara teguh (25) ex anak pang yang tinggal di RT. 03 juga mengungkapkan,” saya ikut anak pang ingin kren katanya, dan saya juga diajak untuk mengubah hidup dan saat ini saya sudah punya istri dan 2 orang anak, tentu dengan kehidupan sekarang sudah berubah dan tidak ingin kembali lagi pada kehidupan dijalanan sebagai anak pang lagi,” ungkap teguh.

Ketika Dedi diminta keterangan motivasi apa, maka dia menjelaskan” tentu saya ingin mereka berubah yang lebih baik kedepannya, dengan bantuan dan dukungan dari pak Hendri, terima kasih kepada pak Hendri yang telah menyediakan lahan ini serta dinantu modal untuk usaha, baik menanam sayuran, jamur tiram, juga penggemukan sapi,” demikian kata Dedi.

Ternyata kehidupan anak pang tidaklah seperti yang dibayangkan selalu negatif, mereka masih punya hati, punya komunitas yang punya kebersamaan dan saling membantu, juga mereka masih punya keinginan dan harapan untuk masa depan. (MU/SI)


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🙏