OGAN KOMERING ILIR —Upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar di Mapolres OKI pada Selasa (1/7/2025) menjadi saksi momen bersejarah bagi iklim politik di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Tak sekadar upacara seremonial kepolisian, peringatan ini menghadirkan pemandangan hangat nan sarat makna: dua tokoh besar OKI, Bupati aktif H. Muchendi Mahzareki dan mantan Bupati H.M. Djakfar Shodiq, tampil berdampingan dan beradu salam komando di hadapan jajaran Forkopimda, personel Polres OKI, dan masyarakat yang hadir.
Kedua tokoh ini pernah bersaing sengit pada kontestasi Pilkada OKI 2024 lalu. Namun, di Hari Bhayangkara ke-79, keduanya memperlihatkan semangat persatuan dan kolaborasi yang patut dicontoh. Momen salam komando Muchendi–Shodiq menjadi penanda bahwa rivalitas politik telah usai, digantikan oleh tekad bersama untuk membangun Bumi Bende Seguguk ke arah yang lebih maju dan harmonis.
Suasana akrab kian terasa saat Ketua DPRD OKI, Farid Hadi Sasongko, yang juga kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)—partai pengusung Shodiq pada Pilkada lalu—berinisiatif memberikan kursi kehormatannya kepada Djakfar Shodiq. Alhasil, Shodiq duduk berdampingan dengan Bupati Muchendi, menghadirkan simbol kuat rekonsiliasi di hadapan publik OKI.
“Langkah kecil tapi maknanya besar. Ini angin segar bagi iklim politik lokal kita yang selama ini diwarnai rivalitas. Politik boleh dinamis, tapi persaudaraan dan komitmen membangun OKI harus abadi,” kata Farid kepada wartawan seusai upacara.
Farid juga menegaskan pentingnya mengakhiri polarisasi pasca-Pilkada. Menurutnya, kontestasi hanyalah panggung demokrasi yang tidak boleh merusak ikatan persaudaraan. “Sudah saatnya kita bergandengan tangan. OKI ini rumah kita bersama,” tambahnya mantap.
Apresiasi serupa disampaikan Wakil Ketua DPRD OKI, Bambang Irawan, dari Partai Demokrat yang merupakan partai pengusung Bupati Muchendi. Ia menilai sikap kenegarawanan yang ditunjukkan oleh kedua tokoh adalah cerminan kedewasaan berdemokrasi.
“Pak Muchendi hari ini tidak hanya hadir sebagai pemimpin daerah yang menyapa rakyatnya, tetapi juga merangkul rival politiknya. Ini contoh nyata pemimpin inklusif dan berjiwa besar,” ujar Bambang.
Ia berharap rekonsiliasi politik yang tercermin dalam momen salam komando tersebut mampu menjadi pemantik semangat semua pihak untuk bersama-sama membangun daerah. “Perbedaan politik itu wajar, tapi jangan dijadikan alasan untuk bermusuhan. Dari keberagaman justru bisa lahir kekuatan besar untuk memajukan OKI,” pungkasnya.
Upacara Hari Bhayangkara ke-79 tahun ini mengusung tema “Polri untuk Masyarakat”, tema yang terasa relevan dengan suasana yang tercipta di Mapolres OKI. Semangat sinergi dan kerukunan antara tokoh-tokoh daerah menjadi harapan baru akan terciptanya stabilitas politik dan sosial di OKI.
Kini, publik OKI menanti tindak lanjut nyata dari simbol persatuan tersebut. Masyarakat berharap salam komando Muchendi–Shodiq tak berhenti sebagai seremoni belaka, melainkan diwujudkan dalam program-program kolaborasi lintas kelompok politik, pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Rekonsiliasi yang tumbuh di Hari Bhayangkara ke-79 ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk mewujudkan OKI yang damai, inklusif, dan terus bergerak maju sebagai rumah bersama.***(PJS)***.