Ruteng, NTT//SI.com- Praktisi hukum, Dr. Edi Hardum, SH, MH membeberkan dugaan kejanggalan dari penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Manggari, tahun 2024. Baik Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai.
Edi Hardum mempertanyakan ketidak hadiran calon wakil Bupati Manggarai, Fabi Abu selaku calon wakil Bupati Manggarai yang berpasangan dengan Herybertus G.L. Nabit, saat debat pada Kamis (30/10/2024).
“Jangan-jangan ini untuk menutupi kekurangan dari orang yang tidak hadir. Kenapa tidak hadir? sementara dalam debat itu, untuk menyampaikan visi dan misi, tapi kok tidak hadir”, ungkap Edi Hardum saat melakukan konfrensi pers di Sekretariat pemenangan paket Maksi-Ronald, Sabtu (02/11/2024
Edi menambahkan bahwa, debat adalah sebagai salah satu syarat kepada seseorang bisa menjadi pemimpin atau tidak. Sikap dari Paket Hery-Fabi bagian dari pelecehan terhadap KPU.
Selain ketidak hadiran calon wakil dari paket Hery-Fabi, calon Bupati (Hery Nabit) juga datang terlambat diruang debat.
“Menurut say, ini bagian pelecehan terhadap KPU, dan terhadap paslon lainnya. Sementara waktunya sudah terjadwal, jadi kenapa harus datang terlambat, dan kenapa tidak datang?”, sesal Edi Hardum
Praktisi Hukum Dr. Edi Hardum, SH,MH juga mengkritisi KPU Manggarai, karena mengadakan debat hanya sekali saja.
“Kenapa debat tidak diadakan lebih dari satu kali, debat ini untuk bisa menyampaikan visi dan misi, dan akan ditanyakan juga soal program-program. Ini mungkin sengaja, supaya tidak membongkar kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan. Saya mengkritiki KPU, bahwa KPU tidak tegas, atau KPU bermain mata, dan saya menduga ini”, pungkas Edi Hardum
Selain itu, Edi Hardum juga mempertanyakan terkait gudang logistik yang dijadikan tempat untuk menyimpan logistik pilkada Manggarai yang diinformasikan disimpan di gudang milik keluaraga dari pasangan calon Bupati, dan calon wakil Bupati tertentu.
“Saya mendapat informasi, logistik pilkada di simpan digudang milik keluarga salah satu paslon, jadi sekarang kita harus kritisi KPU dan Bawaslu”, tegas Edi Hardum
Penulis : Dody Pan
0 Comments