Ruteng, NTT//SI.com- Sejumlah Jurnalis Manggarai mnggelar kegiatan Site Vise pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas (PLTP) Ulumbu, Rabu (18/06/2025) bertempat diruang rapat kantor PLTP Ulumbu di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Rombongan Jurnalis Manggarai disambut hangat oleh Roya Ginting, selaku Kepala Tekhnis Panas Bumi (KTPB).
Dalam sambutannya, Roya Ginting menyampaikan pentingnya peran media dalam menginformasikan kepada publik mengenai potensi dan manfaat energi panas bumi.
Pengembangan PT PLTP Ulumbu (2×20 MW) ini kata dia bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai progres pengembangan energi panas bumi di Ulumbu yang menjadi salah satu andalan transisi energi bersih di wilayah tersebut.
“Kami sangat senang bisa mengajak rekan-rekan media untuk melihat langsung bagaimana energi panas bumi ini diolah menjadi listrik. Ini adalah upaya kita bersama untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan,” ujarnya.
Roya Ginting juga menjelaskan bahwa geothermal merupakan sumber energi yang stabil dan dapat diandalkan, karena tidak bergantung pada faktor iklim yang tidak menentu seperti sinar matahari, air dan angin.
“Geotermal adalah sumber energi yang bersih dan berkelanjutan. Ketersediaan sumber energinya tidak berubah, tidak seperti pembangkit listrik tenaga surya yang bergantung pada sinar matahari atau pembangkit listrik tenaga angin yang bergantung pada ketersediaan angin,” jelas Roya Ginting
Ditambahkan Roya, bahwa Flores telah ditetapkan sebagai ikon pulau geothermal berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2268K/30/MEM/2017 tanggal 19 Juni 2017.
“khusus untuk kecamatan Satar Mese, potensi wilayah kerja panas bumi seluas 18 hektar. Ini menunjukkan besarnya potensi energi geotermal di wilayah tersebut”, ungkapnya
Selain itu, sejumlah jurnalis Manggarai juga diajak berkeliling meninjau beberapa fasilitas kunci PLTP Ulumbu, mulai dari sumur produksi panas bumi, unit separator, hingga turbin pembangkit listrik.
Tim bagian Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLTP Ulumbu, Agradi Aryatama, menjelaskan secara rinci setiap tahapan proses, mulai dari ekstraksi fluida panas bumi dari perut bumi hingga menghasilkan listrik yang disalurkan ke jaringan.
Ia juga menjelaskan perbedaan antara geotermal dengan tambang.
“Geotermal bukan tambang, karena cara kerjanya tidak melibatkan pengambilan bahan galian dengan menggali, mengebor, dan mengangkut material yang meninggalkan lubang besar,” kata Agradi
Agradi Aryatama berharap media dapat memperoleh informasi langsung dan mendalam mengenai teknologi, dampak lingkungan, manfaat ekonomi, serta progres keseluruhan dari pembangunan PLTP Ulumbu.
“Ini juga menjadi kesempatan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan klarifikasi terkait isu-isu yang mungkin muncul seputar proyek vital ini,” ungkapnya.
Salah satu momen menarik adalah saat media diajak melihat langsung uap panas bumi yang keluar dari sumur. Para jurnalis tampak antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait teknologi, dampak lingkungan, hingga kapasitas produksi PLTP Ulumbu.
“Kami ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan dengan prinsip keberlanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar,” tambah seorang jurnalis dari media Ide Nusantara, Patris Agat.
Selain meninjau fasilitas teknis, rombongan juga diberikan pemahaman mengenai program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di sekitar area proyek. Hal ini menunjukkan komitmen pengembang tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga pada pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.
Site visit ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman publik mengenai energi panas bumi sebagai solusi energi masa depan, serta mengikis berbagai miskonsepsi yang mungkin ada. Dengan transparansi informasi, diharapkan dukungan terhadap pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi akan semakin meningkat.
Selain para jurnalis, kegiatan ini juga dihadiri juga Kepala Desa Wewo dan Lungar, Pendamping PKH di wilayah tersebut, Tokoh Pemuda, dan juga Pendamping Kelompok Tani masyarakat setempat.
Pewarta : Dody Pan