Ruteng, NTT//SI.com- Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor peternakan lokal, khususnya ternak babi.
Di bawah kepemimpinan Kepala Dinas Drh. Yustina Hangung Lajar, dinas ini sukses melanjutkan program inovatif Wintuk, yang berfokus pada pengembangan sistem perkawinan babi lokal dengan babi unggul.
Program Wintuk merupakan singkatan dari “Kawin Suntik” atau Inseminasi Buatan (IB) yang disesuaikan dengan konteks lokal.
Inisiatif ini bertujuan untuk memperbaiki genetik babi lokal yang dikenal tangguh namun memiliki pertumbuhan relatif lambat, dengan menyuntikkan sperma dari babi unggul yang memiliki potensi pertumbuhan cepat dan kualitas daging lebih baik.
“Program Wintuk ini adalah salah satu upaya strategis kami untuk meningkatkan kesejahteraan peternak babi di Manggarai,” ujar Drh. Yustina ketika ditemui media ini, Sabtu (26/7/2025).
Sejak diluncurkan, program Wintuk telah mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Petugas lapangan dari Dinas Peternakan secara rutin mendatangi kelompok-kelompok peternak, memberikan edukasi mengenai teknik inseminasi buatan, serta menyediakan bibit sperma unggul secara gratis atau dengan subsidi.
Pelatihan intensif juga diberikan kepada peternak agar mereka dapat memahami manajemen pemeliharaan ternak yang baik, mulai dari pakan, sanitasi kandang, hingga pencegahan penyakit.
“Dengan genetik yang lebih baik, babi akan tumbuh lebih cepat, bobotnya lebih berat, dan otomatis pendapatan peternak juga akan meningkat,” tambahnya.
Inovasi yang dilakukan oleh Dinas Peternakan ini mendapat sambutan dan respon positif dari sejumlah peternak lokal.
Salah seorang peternak, Ibu Maria Goreti dari Desa Golo Dukal, mengungkapkan rasa syukurnya atas program ini.
“Dulu babi kami lama sekali besarnya. Sekarang, setelah ikut program Wintuk, anak-anak babi kami lebih cepat besar dan sehat. Kami jadi semangat beternak lagi,” tutur Maria.
Dinas Peternakan Kabupaten Manggarai berharap program Wintuk dapat terus berkelanjutan dan menjangkau lebih banyak peternak di seluruh wilayah Manggarai.
Keberhasilan program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi peternak, tetapi juga pada ketersediaan pasokan daging babi berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal.
Dengan inovasi seperti Wintuk, Kabupaten Manggarai optimis dapat menjadi salah satu sentra penghasil babi unggulan di Nusa Tenggara Timur, sekaligus meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakatnya di bawah kepemimpinan yang progresif.
“Kami berkomitmen penuh untuk terus mendampingi peternak. Melalui Wintuk dan program lainnya, kami ingin memastikan bahwa sektor peternakan babi di Manggarai tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat, memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi seluruh masyarakat,” tutup Drh. Yustina.
Pewarta : Dody Pan