Redaksi sarana informasi.com
BANYUASIN, si.com// Pangkalan Balai, ibukota Kabupaten Banyuasin, kini diselimuti “sampah visual” yang menggantung di udara. Kabel-kabel internet dan telekomunikasi menjuntai sembarangan, membelit tiang-tiang listrik, melintang rendah di atas kepala warga seolah tak ada yang peduli.(23/7/2025)
Di tengah gencarnya wacana “Smart City”, kenyataan di lapangan justru sebaliknya: wajah kota terkesan kumuh, berantakan, dan mengancam keselamatan. Diduga kuat kabel-kabel itu milik perusahaan penyedia internet yang bebas menarik jaringan tanpa koordinasi jelas. Ironisnya, tak satu pun instansi terlihat ambil tindakan.
“Ini bukan sekadar mengganggu pemandangan, tapi bahaya nyata. Kabel bisa korslet, putus, jatuh ke jalan, atau bahkan menimpa warga. Tapi tetap saja, dibiarkan,” keluh Rahmat, warga Kelurahan Pangkalan Balai.
Bahkan sebagian kabel tampak sudah putus dan dibiarkan menggantung begitu saja. Seolah tak bertuan, tak bertanggung jawab.
Lantas ke mana Dinas Kominfo? Dinas Perhubungan? Satpol PP? Atau Pemkab Banyuasin sendiri? Tidak adakah koordinasi untuk menata dan menindak penyedia layanan internet nakal yang menebar ancaman dari atas kepala rakyat?
Lebih tragis lagi, kondisi ini bukan baru terjadi kemarin sore. Sudah bertahun-tahun, namun nyaris tanpa penertiban. Pemerintah seolah menutup mata, sementara warga hanya bisa mengeluh.
“Kami minta bukan cuma ditertibkan, tapi dibuat regulasi tegas. Kalau perlu cabut izin provider yang seenaknya narik kabel tanpa standar keselamatan!” tegas salah satu tokoh pemuda setempat.
Warga mendesak Pemkab Banyuasin segera bangun dari tidur panjang dan menjadikan penataan kabel udara sebagai prioritas. Jika tidak, maka “sampah visual” ini akan terus mencoreng wajah ibukota kabupaten yang konon sedang menuju digitalisasi.
Editor Pahrul Edi