Muara Enim, 3 Agustus 2025 — Di tengah gemuruh perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 yang tinggal hitungan hari, ironi justru terpampang nyata di Kecamatan Rambang Niru, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Masyarakat Desa Suban Jeriji masih belum merdeka dari penderitaan jalan rusak dan berdebu, yang kian parah akibat lalu lintas kendaraan berat milik perusahaan kehutanan.
Pantauan awak media di lapangan, Minggu (3/8/2025), kondisi jalan dari Simpang Desa Jemenang menuju Desa Suban Jeriji sangat memprihatinkan. Jalan masih berupa tanah berbatu, tanpa aspal maupun pengecoran permanen. Debu tebal mengepul setiap kali kendaraan logging milik PT Musi Hutan Persada (MHP) melintas. Tonase kendaraan yang melintas diperkirakan mencapai 45–60 ton, membuat jalan makin rusak dan membahayakan pengguna jalan lain, terutama pengendara sepeda motor.
“Debu-debu itu sampai menutup pandangan dan bikin sesak napas. Kami sering hampir jatuh dari motor karena tidak kelihatan jalan di depan,” tutur seorang jurnalis yang mengendarai sepeda motor saat melintasi lokasi.
Setibanya di Desa Suban Jeriji, tim media menyempatkan diri beristirahat di salah satu warung dan berbincang dengan warga setempat. Seorang pria, yang mengaku telah berusia 40 tahun, menuturkan bahwa kondisi jalan tersebut sudah buruk sejak ia kecil.
“Sejak tahun 1970-an, nenek puyang kami sudah berkebun di sini. Tapi jalan ini tak pernah berubah. Dulu waktu hujan jadi lumpur, sekarang panas jadi debu. Mobil-mobil PT MHP kalau lewat, debunya bukan main, apalagi kalau ngebut. Jarak pandang bisa hilang seketika,” keluhnya.
Warga juga mengaku was-was setiap kali harus melintasi jalan tersebut, terutama saat membawa anak kecil. “Kalau kami bawa anak balita naik motor, atau anak-anak pergi sekolah, debu jalan ini sangat berbahaya. Ini satu-satunya akses utama kami ke ibu kota kecamatan,” tambahnya.
Dalam perjalanan kembali, tim media kembali berbincang dengan warga yang berharap besar kepada pemerintah.
“Kami mohon kepada Bapak Bupati Muara Enim, Pak Edison dan Ibu Wakil Bupati Sumarni, juga Pak Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru. Tolonglah bantu kami. Jalan dari Jemenang ke Suban Jeriji ini tolong dicor atau diaspal. Sudah terlalu lama kami menunggu,” ungkap warga dengan nada penuh harap.
Harapan warga sederhana: jalan yang layak untuk aktivitas sehari-hari, keselamatan anak-anak mereka, dan akses yang mendukung kegiatan ekonomi desa. Namun, selama puluhan tahun, janji pembangunan seolah tak pernah menyentuh tanah mereka yang terus tertutup debu.
Dengan suara bergetar, salah satu warga menutup perbincangan kami, “Sekarang saatnya pemimpin membuktikan bakti nyata untuk rakyatnya. Jangan hanya janji, tapi wujudkan pembangunan yang bisa kami rasakan.”
Prihatin dan sedih menjadi perasaan yang tertinggal saat tim media meninggalkan Desa Suban Jeriji. Di tengah kemerdekaan yang dirayakan di kota-kota besar dengan gegap gempita, warga Rambang Niru justru masih harus menghirup debu kemiskinan infrastruktur.
Desa ini sudah lama merdeka secara administratif, tapi belum merdeka dalam kenyataan.
Penulis: Nuramin Jafar
Editor: Redaksi Saranainformasi.com