Personil Polres PALI. Menjaga Butir Harap di Talang Ubi

PALI, 22 Juli 2025 — Siang itu, terik menetes di pelataran Balai Desa, bercampur desir angin dari bukit-bukit kecil yang memagari Kecamatan Talang Ubi. Di sudut balai, tumpukan karung beras putih berbaris rapi, seolah menjadi saksi bisu bagaimana negara masih berupaya hadir, menafkahi perut rakyatnya di tengah segala gempuran harga pangan yang makin tak menentu.

Sejak pukul 10.00 WIB, satu persatu warga dengan sabar menunggu panggilan. Mereka berdiri tertib di belakang garis tali, tangan menggenggam selembar kertas — tiket penjemput harapan bernama barcode. Di situ, identitas mereka terdata rapi: nama, alamat, jumlah keluarga. Sistem digital ini sengaja diterapkan agar tak sebutir pun butir beras salah alamat.

Di sekeliling mereka, berdiri anggota Polsek Talang Ubi. Seragam cokelat tua, rompi pengaman melekat di dada, senyum terbit di wajah, meski mata mereka tajam mengawasi. Hari ini, para penegak hukum di bawah komando Kapolsek Talang Ubi, AKP Ardiansyah, S.H., menunaikan tugas lebih dari sekadar menjaga hukum — mereka menjaga asa di ujung karung beras.

“Kami dari Polres PALI berkomitmen penuh memastikan bantuan pangan ini tepat sasaran, aman, dan berjalan tanpa hambatan,” tegas AKP Ardiansyah, menyampaikan pesan Kapolres PALI, AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait, S.H., S.I.K., M.I.K.

Kalimatnya tegas, sejalan dengan langkah personel yang berpatroli dari satu pos ke pos lainnya. Tak ada yang luput: data KPM dicocokkan, barcode dipindai, karung beras berpindah tangan. Dari 103 KK di Desa Suka Maju hingga 589 KK di Kelurahan Talang Ubi Barat, semua terdaftar. Tak boleh ada yang tertukar, tak boleh ada yang terlewat.

Di sela antrean, seorang ibu — sebut saja Rohani, 52 tahun — tampak memeluk karung berasnya erat, seolah itulah satu-satunya jaminan dapur tetap mengepul di musim harga pangan tak menentu.

“Alhamdulillah, dua bulan aman… Anak-anak saya senang dapat makan enak,” bisiknya pelan.

Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPP) ini bukan sekadar ritual pembagian beras. Ia adalah denyut solidaritas antara negara, aparat, dan rakyat kecil yang sering terpinggirkan dari riuh pembangunan.

Program yang diinisiasi Badan Pangan Nasional ini menggandeng pemerintah daerah dan Perum Bulog, agar stabilitas pangan tak hanya jadi jargon, tapi benar-benar singgah ke meja makan warga.

AKP Ardiansyah dan jajarannya tahu persis, penyaluran bantuan sosial kerap rawan masalah: data ganda, penyelewengan, calo dadakan, hingga potensi kericuhan karena rasa iri. Maka, Surat Perintah Kapolres PALI Nomor: Sprin / 328 / VII / HUK.6. / 2025, lahir sebagai tameng.

Dua puluh desa dan kelurahan di Kecamatan Talang Ubi dijaga penuh. Bukan dengan wajah sangar, tapi pendekatan humanis nan tegas — dua syarat mutlak di lapangan yang kadang keras.

Hingga pukul 14.30 WIB, langit Talang Ubi sedikit mendung. Sebagian warga sudah pulang membawa karung di atas boncengan motor, sebagian lagi masih menanti giliran. Seorang personel polisi membantu seorang nenek menaikkan karung ke becak motor. Ia tersenyum — tugasnya tak hanya menjaga ketertiban, tapi juga menjaga harga diri orang tua yang menggantungkan harap pada karung 10 kilogram.

“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program ini dan menjaga stabilitas wilayah. Polsek Talang Ubi akan terus berperan aktif dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat,” tutup AKP Ardiansyah.

Di ujung cerita, butir-butir beras itu memang bukan sekadar pangan. Ia adalah titipan negara agar tak ada periuk nasi yang kosong. Dan di Talang Ubi, hari itu, negara berdiri di samping rakyatnya — lewat senyum, sapaan, dan pengamanan tanpa pamrih. Red.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS