Sarana Informasi Banner

Penanganan Kasus BBM di Polres Manggarai Dinilai Tidak Adil, PMKRI Ruteng Sampaikan Tiga Tuntutan ke Kapolda NTT

 

Ruteng, NTT//SI.com- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng St. Agustinus menilai ada perbedaan dalam penanganan kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Polres Manggarai.

Pada Selasa (04/11/2025) Perhimpunan Mahasiswa PMKRI Cabang Ruteng melayangkan ultimatum keras menyikapi dugaan praktik “standar ganda” dalam penegakan hukum kasus Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Polres Manggarai.

PMKRI mengecam mandeknya kasus truck Solar 3 ton yang melibatkan pengusaha berinisial WJ, sejak diungkap pada 31 Oktober 2024, kasus ini lenyap tanpa kejelasan status hukum, kontras dengan kasus lain yang telah menyeret 13 tersangka, termasuk masyarakat dan sopir.

PMKRI: Pengkhianatan Terhadap Keadilan Sosial

Ketua PMKRI Cabang Ruteng, Margareta Kartika, menegaskan bahwa diskriminasi ini tidak bisa ditoleransi. Ia menuduh adanya perlindungan yang disengaja terhadap elit pemilik modal oleh oknum aparat.

“Ini bukan hanya masalah penegakan hukum biasa, ini adalah pengkhianatan terhadap keadilan sosial. Hukum di Manggarai terindikasi kuat hanya berlaku bagi yang lemah, sementara pemodal besar mendapat perlakuan istimewa, seolah-olah mereka kebal hukum,” tegas Kartika, seperti dilansir Pena1.com (Selasa 04/11/2025) siang.

PMKRI Cabang Ruteng secara resmi menyampaikan tiga tuntutan utama yang ditujukan langsung kepada pimpinan tertinggi kepolisian di daerah, yaitu Kapolda NTT dan Divisi Propam.

1. Ambil Alih Kasus WJ : PMKRI mendesak Kapolda NTT segera mengambil alih kasus pengusaha WJ dari penanganan Polres Manggarai. Hal ini dianggap urgen untuk memutus rantai dugaan intervensi dan transaksi gelap di tingkat lokal.

2. Audit Etik dan Sanksi Tegas : PMKRI menuntut agar Divisi Propam Polda NTT segera melakukan audit etik dan profesionalisme terhadap proses penyidikan yang telah dilakukan penyidik Tipidter Polres Manggarai.

3. Transparansi Total : Tuntutlah pengungkapan kasus WJ secara profesional dan transparan untuk memulihkan kepercayaan publik.

“Jika terbukti ada penyimpangan, sanksi tegas harus diberikan kepada semua oknum yang melindungi mafia BBM,” tambah Kartika.

Kartika juga menyinggung perbandingan kasus yang menunjukkan pola perlindungan terhadap pemodal.

Dalam kasus 13 tersangka, aparat baru menyentuh pemilik modal/pembeli (IM) setelah adanya protes dan tekanan media, yang membuat penanganan kasus ini “terlambat panas.”. PMKRI menyatakan akan terus memantau dan mengawal kasus ini hingga ada kejelasan hukum bagi semua terduga pelaku.

“Kontras faktual ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada indikasi ‘masuk angin’ di institusi penegak hukum kami. Volume BBM yang disita dalam kasus WJ jauh lebih besar, seharusnya ini menjadi prioritas utama. Ketika kasus ini lenyap, kuat dugaan kami telah terjadi jual beli kasus demi melindungi mafia,” ujar Kartika

Pewarta : Dody Pan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS

© 2025 SaranaInformasi.com | Media Cetak & Online
Portal Berita Akurat & Berimbang