Manggarai, NTT//SI.com- Sekolah Menengah Tingkat Pertama Negeri 10 (SMP N 10) Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menerima pendaftaran bagi anak yang berkebutuhan khusus (Heward/Disabiltas) untuk mendapat pendidikan di Sekolah tersebut.
Adrianus Superdi, salah satu guru tenaga pendidik di SMPN 10 Ruteng, yang membawa mata pelajaran IPA kepada media menjelaskan, bahwa terkait dengan anak yang berkebutuhan khusus diterima sejak dibukanya sekolah SMPN 10 Ruteng-Rai, dan juga terbuka ketika para biarawan-biarawati meminta bantuan agar anak yang berkebutuhan khusus diterima di sekolah tersebut.
“Intinya sejak sekolah ini dibuka, selalu terbuka untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, dan untuk yang sudah tamat dari sekolah ini sudah ada empat orang”, jelas Adrianus selaku guru di SMPN Ruteng-Rai kepada wartawan
Ia menambahkan, bahwa terkait dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pihak sekolah memperlakukan anak-anak yang berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lainnya.
“Tidak ada yang diperlakukan khusus, dan kebetulan juga anak-anak yang berkebutuhan khusus ini mempunyai prestasi yang bagus. Ditahun ajaran kemarin kita memberikan hadiah kepada salah satu anak yang berkebutuhan khusus karena memperoleh peringkat I kelas, anak kelas I yang naik ke kelas II”, jelasnya
Kwalahan yang didapat lanjut Adrianus menjelaskan adalah, pada saat mereka ijin untuk ke kamar mandi (toilet) itu harus dibantu oleh dua atau tiga orang untuk mengantarnya.
“Kemudian ada juga kemarin bagian bangunan dari St. Damian perna kesini, menyangkut kebutuhan bagi meja untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus tersebut kita serahkan kepada mereka, kira-kira yang baiknya bagaimana, karena kita siapkan meja yang seperti ini saja, muda-mudahan mereka sudah siapkan meja dan kursinya”, terangnya
“Kami disini menerima pendaftaran anak yang berkebutuhan khusus, bagi semua anak dari masyarakat umum juga kita siap untuk menerima, bukan hanya dari St. Damian saja. Memang dari anak berkebutuhan khusus itu hanya cacat fisik saja, untuk komunikasi mereka tetap lancar”, lanjutnya
Adrianus mengatakan bahwa saat ini anak yang berkebutuhan khusus yang bersekolah di SMPN 10 Ruteng- Rai berjumlah 7 orang, dan yang baru daftar untuk masuk di kelas I hanya satu orang.
Saat ditanya, apakah ada tindakan diskriminasi dari anak-anak lain untuk anak-anak berkebutuhan khusus tersebut? Jawaban Adrianus adalah, untuk sementara sampai sejauh ini tidak ada perlakuan diskriminasi dari teman-teman lain untuk mereka.
“Dikelas, mereka sangat akrab dan saling membantu. misalnya, pada saat anak-anak tersebut mau ke kamar mandi, teman-teman lainnya bantu untuk mengantarkannya, jadi sama sekali tidak ada tindakan diskriminasi”,kata Adrianus
Adrianus juga menjelaskan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus tersebut selama ini diantar jemput oleh St. Damian, dan selalu tepat waktu.
Sementara Kepsek SMPN 10 Ruteng-Rai, Magung Roni Sutanto Yosef menjelaskan, bahwa pada dasarnya siapa saja berhak mendapatkan pendidikan, baik itu yang normal maupun yang cacat, berhak untuk mendapat pendidikan.
“Kami lembaga SMPN 10 Ruteng-Rai menerima siswa yang berkebutuhan khusus, dan kami tidak hanya menerima hanya dari St. Damian saja, dari masyarakat umum juga kami terima, yang terpenting orang tua juga siap untuk mengantar jemput mereka. Sekolah tidak keberatan, dan tenaga pendidik disini juga bersenang hati untuk menerima mereka”, ungkap Kepsek SMPN 10 Ruteng-Rai
Penulis : Dody Pan
0 Comments