Kekerasan Terhadap Anak Harus Ditindak Tegas dari Pemerintah dan APH, Praktisi Hukum: Jangan di Anggap Sepele


12 shares

Belitung Timur, saranainformasi.com – Terus bertambah yang peduli dan peka akan kasus lama tentang penganiaya anak SMP 5 Manggar oleh Oknum Ketua KNPI Beltim pada tahun 2019 yang merupakan seorang Guru pengajar kembali ada yang angkat bicara.

Kali ini dari Armansyah, S S., S.H. sebagai Praktisi Hukum yang turut prihatin menanggapi fenomena-fenomena kekerasan guru terhadap murid didiknya sangat berpengaruh terhadap mental anak sekolah zaman now ini, karena mereka malu dan biasa gak mau sekolah lagi sehingga Pemerintah ke depan harus memperhatikan generasi-generasi muda hak anak-anak bangsa dan generasi melenial zaman now.

“Apabila ada guru mendidik muridnya dengan kekerasan maka mendapatkan sangsi tegas Pidana, apabila berakibat patal atau sangsi di pecat dengan tidak hormat. Karena itu sudah melanggar aturan Hukum di Negara NKRI ini,” tegasnya. Selasa (24/09/2024) melalui pesan WhatsApp kepada Redaksi media ini.

Guru yang melakukan kekerasan terhadap muridnya dapat dikenakan sanksi Pidana sesuai dengan Pasal 80 jo Pasal 76 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Sanksi yang dapat diberikan kepada pelaku adalah pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 juta.

“Kekerasan terhadap anak diatur dalam Pasal 76C UU 35/2014 yang melarang setiap orang untuk melakukan kekerasan terhadap anak. Kekerasan tersebut dapat berupa menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak,” paparnya.

Kekerasan di Sekolah dapat berdampak pada korban, diantaranya: Prestasi belajar menurun, Kehidupan sosial terganggu, Harga diri rendah, Risiko kecemasan dan depresi lebih tinggi.

“Untuk mengurangi kekerasan di Sekolah, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dapat berperan dengan memberikan data jumlah tindak kekerasan di Sekolah. Maka guru-guru harus mendapatkan mengajar secara profesional terhadap murid,” ucapnya.

Baca juga:  Kebakaran Di Rejosari PALI, Berhasil Dipadamkan 

Apabila murid nakal, maka mereka bisa di kena sangsi atau di tegur melewati orang tua wali murid bukan sebaliknya Guru main hakim sendiri.

“Guru juga harus dibekali kemampuan manajemen pengelolaan kelas, karena setiap guru pasti akan menghadapi anak yang perilakunya agresif dan sulit diatur,” tutup Praktisi Hukum ini dengan menarik nafas.

Bertambahnya simpatisan dan kepedulian akan perbuatan yang tidak terpuji oleh Oknum Ketua KNPI Beltim ini yang juga sewaktu menjabat menjadi staf pengajar di SMPN 5 Manggar pada tahun 2019 telah melakukan tindakan kekerasan kepada siswa didiknya. Adalah Samsul Bahri nama siswa yang saat itu duduk di kelas 3 SMPN 5 Manggar yang menjadi korban kekerasan.

Sudah beberapa tahun berlalu Samsul ternyata masih trauma dan putus sekolah serta tidak mau melanjutkan pendidikan meskipun saat itu di bujuk pindah ke sekolah lain.

Dari keterangan Hemi selaku ibu dari Samsul saat di temui dikediamannya menceritakan kejadian kekerasan oleh Wahyu Setiawan kepada anaknya, saat berada di dalam kelas sang anak ditampar namun tak puas sampai disitu Wahyu Setiawan selaku guru yang yang melakukan tindakan kekerasan kemudian membawa Samsul ke dalam perpustakaan yang sengaja dikunci oleh pelaku.

“Di dalam perpustakaan itu anak saya mendapatkan berbagai pukulan serta injakan dibagian leher sehingga sang anak sampai kesakitan ketakutan hingga terkencing-kencing. Perbuatan itu mengakibatkan cedera pada sang anak terutama di bagian leher,” ujarnya.

Sekarang nasib Samsul Bahri tidak seperti anak-anak lain pada umumnya, trauma yang dideritanya mengakibatkan Samsul Bahri tidak mau melanjutkan sekolah dan tertutup dengan kawan-kawannya sehingga lebih mengikuti Ayahnya pergi Melaut hingga sekarang.

(*/Red/Arman)


Like it? Share with your friends!

12 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🤛🤛👊