PALEMBANG — Deru motor berhenti di sudut gang sempit Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Palembang. Di balik pagar sederhana, kolam terpal berisi ikan lele tampak berjejer rapi, menandakan semangat warga mengolah lahan terbatas menjadi sumber penghidupan.
Beberapa hari lalu, suasana di sudut kampung itu lebih ramai dari biasanya. Hj. Eva Susanti, S.E., M.M., Anggota Komite II Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), datang langsung menengok geliat usaha kecil yang kian berdenyut di sela-sela kepungan beton kota.
Dalam resesnya, senator asal Sumatera Selatan ini ingin memastikan denyut ekonomi warga tetap bertahan, salah satunya lewat budidaya lele yang tumbuh dari pekarangan rumah.
Di lokasi, Eva Susanti berbincang akrab dengan para peternak. Mereka bercerita bagaimana lele-lele ini tak hanya menjadi sumber protein murah bagi keluarga sekitar, tetapi juga penopang pendapatan yang membebaskan mereka dari jerat pengangguran.
“Saya bangga sekali melihat semangat warga memanfaatkan pekarangan jadi kolam budidaya. Ini bukti bahwa kemandirian pangan bisa dimulai dari rumah sendiri,” kata Eva, diiringi anggukan para warga.
Sebagai anggota Komite II yang membidangi pertanian, perikanan, energi, dan lingkungan hidup, Eva menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan lebih banyak dukungan bagi pelaku UMKM di sektor perikanan air tawar. Baginya, pemberdayaan semacam ini adalah tameng penting menghadapi ancaman krisis pangan.
Kepada para peternak, Eva menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan, kemitraan, akses permodalan, hingga pelatihan budidaya yang modern dan ramah lingkungan. Ia berharap pemerintah daerah tidak hanya berhenti pada wacana, tetapi turun mendampingi langsung usaha rakyat.
“Potensi besar ini harus kita dukung bersama. Kalau didampingi serius, usaha lele di Karya Baru bisa jadi contoh hidup bagi daerah lain,” tambahnya.
Di sisi lain kolam, Sudirman — salah satu peternak — menatap ikan-ikan yang berenang lincah. Wajahnya sumringah meski tangannya masih basah mengguyur kolam.
“Dengan kedatangan Ibu Eva, kami merasa didengar. Yang sering jadi kendala itu izin usaha dan pakan. Kalau dua hal itu lancar, kami yakin usaha lele bisa lebih besar,” ujarnya, penuh harap.
Harapan Sudirman diamini warga lain. Mereka menaruh harap kunjungan Eva bukan sekadar seremoni, tetapi membuka jalan untuk pelatihan, akses pasar, dan bantuan modal yang nyata terasa di lapangan.
Sebelum pamit, Eva Susanti berpesan agar semangat di Karya Baru menular ke kampung-kampung lain di Sumatera Selatan.
“Pemberdayaan masyarakat harus menyentuh langsung, sesuai potensi lokal. Dari pinggiranlah kita membangun Indonesia yang kuat, seperti pesan Nawacita yang selalu kami pegang di DPD RI,” tutupnya.
Hari itu, di sela deru motor yang kembali melaju, riak air kolam lele di Karya Baru seolah mengirim isyarat: ketahanan pangan tak selalu harus besar dan mewah — cukup dimulai dari tangan warga, pekarangan sempit, dan mimpi yang tak pernah padam.(Es)..