Belitung Timur, saranainformasi.com – Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Pangkalpinang menemukan adanya penggunaaan bahan berbahaya pada makanan yang dijual di Pasar Tradisonal Gantung. Rhodamin B dan Boraks ditemukan pada terasi dan kerupuk yang dijual oleh oknum pedagang.
Temuan itu disampaikan Kepala Balai POM Pangkalpinang, Agus Riyanto saat Rapat Monitoring dan Evaluasi Program Pangan Jajajan Anak Sekolah (PJAS), Desa Pangan Aman dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas (PPABK) Tahun 2024 di Auditorium Zahari MZ, Selasa (10/12/24).
“Memang masih ada ditemukan kemarin. Ada dua sampel ya, satunya mengandung Rhodamin B yakni pewarna tekstil warna merah di terasi, satunya lagi ditemukan boraks di kerupuk,” ungkap Agus.
Didampingi Kepala Loka POM Belitung, Asruddin mengatakan temuan itu merupakan hasil dari pengambilan sampel pada 200 lebih makanan yang ada di Pasar, kantin sekolah serta tempat penjualan makanan yang ada di Kabupaten Beltim. Pengujian dilakukan melalui rapid test kit terhadap beberapa parameter bahan berbahaya diantaranya Rhodamin B, Formalin, Metanil Yellow, Boraks maupun parameter biologi.
“Dari 200 sampel, hanya satu itu saja. Sudah kita lakukan upaya pembinaan, sehingga nanti ke depannya tidak ditemukan lagi bahan berbahaya pada makanan,” kata Agus.
BPOM melaksanakan Program Nasional Keamanan Pangan PJAS, Desa Pangan Aman dan PPABK di Kabupaten Beltim sejak Maret 2024 lalu. Program ini merupakan kegiatan strategis BPOM yang tahun ini dilaksanakan di Pangkalpinang dan Kabupaten Beltim.
“Walaupun kegiatan ini secara full dilaksanakan di Belitung Timur, tahun depan tetap akan melakukan pengawalan dari Pangkalpinang. Loka POM Belitung juga akan melakukan pengawalan terhadap apa yang telah dilaksanakan pada tahun ini, jadi kita tidak terputus tapi kontinyu terus akan kita lakukan pengamanan di tahun-tahun berikutnya,” ujar Agus.
Pemkab Beltim Akan Tiru Program Keamanan Pangan BPOM
Bupati Beltim Burhanudin, melalui Sekretaris
Daerah Mathur Noviansyah mengatakan Keberhasilan program Program Nasional Keamanan Pangan, yang mencakup PJAS, Desa Pangan Aman dan PPABK ini tidak lepas dari sinergi yang baik antara BPOM, pemerintah daerah, dan masyarakat. Mulai dari sekolah-sekolah, desa, hingga pasar-pasar tradisional.
Untuk itu, Mathur menyampaikan apresiasi kepada BPOM terutama Balai POM Pangkalpinang, yang telah melaksanakan Program PJAS, Desa Pangan Aman, dan PPABK di Kabupaten Beltim sepanjang tahun 2024. Kehadiran program ini telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat.
“Tidak lupa, apresiasi dan terimakasih juga kami berikan kepada Loka POM di Kabupaten Belitung, yang dengan penuh dedikasi mendampingi dan memfasilitasi pelaksanaan program ini, memastikan setiap tahapan berjalan lancar sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ucap Mathur.
Pemkab Beltim berencana untuk mereplikasi Program Nasional Keamanan Pangan Badan POM ini. Dengan harapan dapat memberikan dampak yang lebih besar bagi masyarakat.
“Kami percaya, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, BPOM, komunitas, dan seluruh elemen masyarakat, visi kita untuk menjadikan Kabupaten Beltim sebagai daerah dengan pangan yang aman, sehat, dan berkualitas dapat tercapai,” kata Mathur.
Mantan Kepala Bappelitbangda Kabupaten Beltim ini berharap keberhasilan Program Nasional Keamanan Pangan ini dapat terus berlanjut dan menjadi bagian dari budaya masyarakat di Kabupaten Beltim.
“Mari kita berpartisipasi aktif dalam menjaga keamanan pangan, karena keberhasilan program ini membutuhkan kerja sama dan kesadaran kita semua. Semoga kolaborasi yang baik ini terus terjaga dan memberikan dampak positif bagi daerah kita,” harap Mathur.
(*/Red/Luise/@2!).,
0 Comments