MAKKAH — Di antara jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia yang memadati Masjidil Haram pada musim panas bulan Dzulhijjah 1446 H ini, langkah Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Menteri Agama, Nasaruddin Umar, tampak menyiratkan pesan mendalam. Pesan tentang kerendahan hati seorang pemimpin di hadapan Sang Pencipta, dan ikhtiar spiritual seorang menteri yang membawa doa-doa rakyatnya di tempat suci, rumah pertama umat Islam.
Hari Kamis, 3 Juli 2025, menjadi saksi bisu ketika rombongan Presiden Republik Indonesia melaksanakan rangkaian ibadah umrah. Di sela-sela padatnya agenda kenegaraan di Arab Saudi, Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Agama Nasaruddin Umar menyempatkan diri bersujud, menadahkan tangan, meneteskan doa, dan menautkan harapan bagi Indonesia tercinta.
Bagi Nasaruddin Umar, mendampingi kepala negara bukan hanya tugas protokoler biasa. Bagi beliau, berada di Masjidil Haram, menatap Ka’bah sambil membisikkan doa untuk bangsa, adalah wujud tanggung jawab moral dan spiritual yang harus diemban seorang ulama sekaligus pejabat publik.
“Alhamdulillah, kita bersama dengan Presiden Republik Indonesia mendapatkan kesempatan yang sangat mulia dari Allah SWT. Ibadah umrah ini bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang penuh harap. Semoga bangsa kita di Tanah Air menjadi bangsa yang diridhoi oleh Allah SWT,” ucap Nasaruddin Umar, usai menyelesaikan rangkaian tawaf, sai, dan doa di Hijir Ismail.
Nasaruddin Umar, yang juga dikenal sebagai ulama moderat dan cendekiawan Islam, memanfaatkan momentum suci ini untuk memanjatkan doa-doa khusus. Dalam untaian kalimatnya yang teduh, beliau mengungkapkan harapan besar agar Indonesia selalu dipenuhi keberkahan, dijauhkan dari segala bala dan marabahaya, serta dimampukan mencapai cita-cita besar para pendiri bangsa.
“Semoga insya Allah Indonesia pada masa yang akan datang menjadi bangsa yang makmur, sejahtera, dan dapat tercapai segala cita-cita besar kami. Kita semua tentu mendambakan Indonesia yang damai, rukun, dan semakin maju dalam bingkai keadilan dan kesejahteraan bersama,” tuturnya, penuh keikhlasan.
Tak hanya itu, Nasaruddin juga memanjatkan doa khusus bagi Presiden Prabowo Subianto dan jajaran pemerintah agar senantiasa diberikan kekuatan lahir batin dalam memimpin negeri seluas kepulauan Nusantara ini.
“Ya Allah, berkahilah bangsa kami semuanya, berkahilah Presiden kami. Berikan beliau kesehatan, kekuatan, dan kebijaksanaan untuk memimpin rakyat Indonesia. Insya Allah, kita akan kembali ke sini lagi dalam keadaan sehat wal afiat, bersama-sama membawa kabar baik bagi negeri yang kita cintai,” ungkap Nasaruddin, matanya tampak berkaca-kaca menahan haru.
Rombongan Presiden Prabowo Subianto pada momen umrah kali ini juga diikuti sejumlah pejabat tinggi negara. Tampak mendampingi, antara lain Zulkifli Hasan selaku Menteri Koordinator Bidang Pangan, Sugiono sebagai Menteri Luar Negeri, Rosan Roslani selaku Menteri Investasi, Teddy Indra Wijaya selaku Sekretaris Kabinet, serta Muchamad Irfan Yusuf yang saat ini menjabat Kepala Badan Penyelenggara Haji.
Kebersamaan para pemimpin bangsa di tengah hiruk-pikuk agenda kerja di Arab Saudi menunjukkan bahwa di balik padatnya diplomasi bilateral, mereka tak melupakan sisi spiritualitas yang menjadi fondasi kehidupan. Ibadah umrah di sela kunjungan kerja ini menjadi simbol harmoninya antara urusan duniawi dan ukhrawi, kepemimpinan dan ketundukan seorang hamba di hadapan Sang Khalik.
Salah seorang anggota rombongan yang enggan disebutkan namanya membagikan kesannya. “Di tengah jadwal yang padat, Bapak Presiden dan Bapak Menteri Agama tetap menempatkan ibadah sebagai pondasi. Ini menjadi teladan bagi kami semua, bahwa sebesar apa pun jabatan di dunia, kita tetap hamba Allah SWT,” ucapnya.
Selain beribadah umrah, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Arab Saudi juga memuat agenda penting dalam konteks hubungan bilateral kedua negara. Beberapa hari sebelumnya, Presiden telah mengadakan pertemuan hangat dengan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud (MBS).
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin membahas sejumlah poin strategis. Salah satu poin yang menjadi sorotan adalah rencana pembangunan Kampung Haji Indonesia di Arab Saudi. Program ini digagas sebagai jawaban atas kebutuhan jamaah haji asal Indonesia yang setiap tahunnya menjadi jemaah terbesar di dunia.
Pembangunan Kampung Haji diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi para tamu Allah asal Indonesia, mulai dari akomodasi, transportasi, hingga fasilitas penunjang yang terintegrasi dengan teknologi modern. Selain itu, kerja sama lain seperti penguatan investasi, ketahanan pangan, hingga upaya mendukung stabilitas kawasan juga masuk dalam pembahasan strategis antara kedua pemimpin.
Presiden Prabowo dalam pertemuan tersebut menegaskan komitmennya untuk mempererat hubungan kedua negara yang telah terjalin erat sejak lama. Arab Saudi adalah mitra penting Indonesia, bukan hanya dari sisi ekonomi dan energi, tetapi juga dari ikatan emosional keagamaan yang kuat.
Bagi rakyat Indonesia, momen ini bukan sekadar dokumentasi perjalanan seorang Presiden dan Menteri Agama di Tanah Suci. Lebih dari itu, ada energi spiritual yang menular. Doa-doa yang terlantun di bawah naungan Ka’bah diyakini membawa getaran kebaikan, mengetuk pintu langit agar Allah SWT menurunkan keberkahan bagi Tanah Air.
“Semoga segala ikhtiar Presiden, para menteri, dan kita semua membuahkan hasil nyata. Kami rakyat kecil hanya bisa mendukung dengan doa, semoga para pemimpin kita diberi kekuatan dan kejujuran untuk membangun Indonesia lebih baik,” kata Salmah, seorang jemaah umrah asal Jawa Barat yang kebetulan menyaksikan rombongan Presiden di pelataran Masjidil Haram.
Di tanah air, potret kebersamaan Presiden Prabowo dan Menteri Agama Nasaruddin Umar di Masjidil Haram pun menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet menuliskan doa serupa, membagikan potret momen tersebut dengan caption harapan agar Indonesia semakin kokoh, damai, dan makmur di bawah kepemimpinan yang amanah.
Sebagai penutup, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ibadah bukan hanya sekadar ritual. Ibadah umrah harus diterjemahkan dalam tindakan nyata sepulangnya ke Tanah Air.
“Ibadah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa tugas membangun bangsa harus dilandasi nilai-nilai keimanan dan ketakwaan. Insya Allah sepulang dari sini, Bapak Presiden, kami para pejabat negara, dan seluruh rakyat Indonesia akan terus berikhtiar mewujudkan kesejahteraan yang kita cita-citakan bersama,” pungkasnya.
Rangkaian ibadah umrah Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Agama Nasaruddin Umar di Masjidil Haram Makkah menjadi simbol bahwa di tengah hingar bingar geopolitik, diplomasi, dan tantangan pembangunan, pondasi spiritual tetap kokoh dijaga. Sebab bagi Indonesia, kekuatan doa adalah benteng terkuat dalam menapaki jalan menuju negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.**(PJS)**
Tag untuk Website WordPress:
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, Nasaruddin Umar, Menteri Agama, Umrah, Masjidil Haram, Arab Saudi, Kampung Haji, Diplomasi, Doa untuk Indonesia