14 Tahun Mengabdi, Elias Ndala Ditolak untuk Ikut Seleksi PPPK atas Pertimbangan Bupati Nabit


12 shares

 

Ruteng, NTT//SI.com- Seorang Tenaga Kesehatan (Nakes) yang diberhentikan Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit pada Maret 2024 lalu, tak bisa mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja (PPPK).

Elias Ndala asal Kecamatan Cibal Barat ditolak karena diduga menggerakan 248 Tenaga Kesehatan lain untuk memperjuangkan hak mereka, yang mendatangi kantor Bupati dan kantor DPRD Manggarai pada bulan Maret 2024 lalu untuk menuntut tiga hal.

Atas tiga permintaan, Elias bersama 248 Nakes lainnya bukanya mendapat hasil yang baik, malah 249 Nakes tersebut dirumahkan (dipecat) secara sepihak karena dianggap melakukan aksi demo.

Setelah sekian bulan dirumahkan, pada bulan September 2024 lalu, 249 Nakes yang telah dirumahkan itu dipanggil untuk dipekerjakan kembali mulai 1 Oktober 2024. Namun, dari 249 Nakes tersebut, Elias Ndala tidak diakomodir untuk dikerjakan kembali.

Selain tidak diakomodir, Elias juga ditolak untuk mengikuti seleksi PPPK karena surat keterangan pengalaman kerja dan dokumen lainnya yang menjadi persyaratan seleksi tidak ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Drg. Bartolomeus Hermopan, atas alasan yang tidak jelas.

“Saya sangat kesal kaka, dari 249 Nakes yang sempat di rumahkan, hanya saya yang tidak di panggil lagi. Saya juga tidak bisa ikut seleksi PPPK, lantaran surat pengalaman kerja dan lainnya tidak di tandatangani oleh kadis kesehatan dengan alasan tidak jelas,” ungkap Elias dalam pesan WhatsApp kepada awak media

Elias menjelaskan, awalnya Kadis Kesehatan menyatakan bahwa surat keputusan dirumahkan akan mendapat persetujuan Bupati dalam SPK. Namun, Elias menerima SPK yang hanya ditandatangani oleh Kadis Kesehatan, tanpa ada tanda tangan Bupati Manggarai.

“Keputusan dirumahkan, awalnya Kadis bilang ada persetujuan Bupati dalam SPK, ternyata tidak ada, hanya Kadis yang punya SPK”, jelas Elias.

Baca juga:  Setubuhi Anak Tiri di Bawah Umur, Terduga Pelaku Mendekam di Jeruji Besi

Percakapan Elias dengan Kadis Kesehatan melalui pesan WhatsApp semakin memperjelas situasi :

Elias:
“Mat sore bpa kadis, mohon maaf menggu bpa kadis, sy mau tanya bpa kadis apakah sy besok masih bisa untuk tanda tangan SPK atau tidak bpa kadis? Atas nama Elias Ndala”

Balasan Kadis Kesehatan:
“Mat sore pak Elias. Dengan ini saya informasikan bahwa pak Elias tidak direkomendasikan oleh pa bupati Manggarai untuk perpanjangan kontrak kerja. Karena itu sebagai kepala dinas kesehatan Manggarai, saya mengucapkan banyak terimmakasih atas pengabdian bapak selama bekerja di dinas kesehatan dan puskemas Wae Codi. Salam hangat dan doa kami untuk bapak Elias sek. Kami mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan.”

Elias:
“Siap bpa kadis. Kami keluarga besar jg menyampaikan ucapan terimah kasih kepada bpa kadis dgn pa bupati Manggarai. Yg tidak berkenan u sy di perpanjang kontraknya. Semoga sehat selalu pa kadis.”

Balas Kadis:
“Baik pak Elias…semoga sukses dalam hidup dan Tuhan memberkati.”

Jawab Elias:
“Mksi bpa kadis, kira kira alasannya AP bpa kadis supaya sy puas bpa klu memang garagara sy yg ketua kordinatornya in berdasar kesepakatan tmn2 248 bpa kadis sy di tunjuk jadi ketuanya. mksi bpa”

Balas Kadis:
“Saya mohon maaf pa Elias, terkait dengan pertimbangan pa bupati…tentu pa bupati yang tahu. Saya tidak bisa mengira ngira pertimbangan beliau.”

Elias mencoba meminta belas kasihan melalui pesan WhatsApp:

Elias:
“selamat mlm bpa kadis, kudut tegi tompal momang dite bo bpa kadis sebagai tenaga sukarela maram bpa kadis u surat keaktifan bekerja yg di tanda tangani oleh kepala puskesmas teme kat.

Penulis : Dody Pan


Like it? Share with your friends!

12 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

WARNING: DILARANG COPAS