Manggarai, NTT//SI.com- Ratusan warga aliansi masyarakat adat Poco Leok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (27/09/2023) kembali berkumpul disimpang Lungar dan Lingko Meter untuk melakukan penghadangan terhadap pihak Perusahaan PLN, dan Pemda Manggarai yang pada hari ini Rabu (27/09/2023) dijadwalkan ke Poco Leok.
Dalam rilis yang dikirim Yudi Onggol, salah satu warga Poco Leok kepada awak media pada Rabu (27/09/2023) pukul 13.11 wita melalui via WhatsApp menjelaskan bahwa, aliansi masyarakat adat tersebut berasal dari 10 komunitas adat, antara lain : gendang Mucu, Mocok, Mori, Nderu, Cako, Ncamar, Rebak, Jong, Tere, dan Lungar.
“Penghadangan tersebut menyusul surat pemberitahuan pihak PLN yang diterima warga Poco Leok sehari sebelumnya. Sebagaimana disampaikan melalui surat, pihak PLN dan Perusahaan datang bersama tim KJPP/Appraisal untuk melakukan penilaian penggantian wajar hasil identifikasi dan inventarisasi lapangan untuk welpad D, E, dan F di Poco Leok”, jelas Yudi
Penghadangan pada hari ini Rabu (27/09/2023) kata Yudi, merupakan aksi penghadangan ke-19 dari aliansi masyarakat adat Poco Leok. Dari pengalaman penghadangan sebelumnya, dan penghadangan pada hari ini melibatkan warga dengan jumlah yang lebih besar.
Jalannya Aksi
Sekitar pukul 07.30 wita warga sudah berdatangan dari setiap Kampung. Pada awalnya mereka berkumpul disatu titik, yakni : disimpang tiga “Bupati Kaku”. Satu jam berlalu, warga sudah memenuhi simpang tiga Lungar. Kemudian, beberapa warga berinisiatif pergi ke Lingko Meter, untuk memantau situasi disana.
“Lingko Meter dan Lingko Ndajang adalah dua akses masuk menuju Poco Leok. Maka, warga melakukan pemantauan di dua tempat. Dilokasi penghadangan, warga adat Poco Leok membawa serta peralatan musik adat yang sakral, yakni : gong dan gendang. Sambil menunggu rombongan tersebut, mereka menabu gong dan gendang sambil bernyanyi dan meneriakan yel-yel perjuangan”, pungkas Yudi
Situasi di simpang tiga
Sekitar pukul 10.10 wita, dua mobil Lux hitam tiba di simpang tiga Lungar. Warga yang sudah berkumpul sejak pagi, spontan melakukan penghadangan. Ada tiga aparat Kepolisian yang mengenakan pakaian Dinas dan tiga lainnya menggunakan pakaian bebas.
“Aparat tersebut yang kemudian berdebat langsung dengan warga selama 20 menit. Sementara pihak PLN dan beberapa Polisi yang lain, masih didalam mobil. (Kemungkinan yang duduk didepan tadi, kami lihat dari jendela adalah Polres). Beberapa saat kemudian, aparat dan PLN dipaksakan pulang oleh warga”, tandas Yudi
Situasi di Meter
Sementara di Meter, lanjut Yudi menjelaskan, dalam waktu yang bersamaan, ada tiga aparat Kepolisian, yang menggunakan dua Sepeda Motor, dan menggunakan pakaian biasa, berusaha masuk ke wilayah Poco Leok melalui jalur tersebut. Mereka dihadang beberapa warga yang bertugas untuk menjaga disana (Meter). Aparat tersebut berdebat dengan warga karena menghadang mereka.
“Ini jalan negara, jangan halangi kami” kata seorang aparat “Kami menjaga tanah kami. Selama ini kami yang datang bersama pihak PLN adalah Kepolisian. Kami tau bahwa Bpk adalah Polisi, dan Bpk pada hari ini datang bersama pihak PLN, makanya kami menghadang Bpk”. Warga yang lain terus berteriak dan meminta mereka pulang”, isi perdebatan warga dan Kepolisian
Sesaat Kemudian
Polisi yang tadinya diusir oleh warga, ternyata tidak benar-benar pergi. Disebelah bawah Meter, ternyata aparat Kepolisian dalam jumlah yang banyak bersama PLN dan sedang membuat strategi untuk menembus pertahanan warga.
Yudi mengatakan bahwa, hingga saat ini aparat keamanan dan pihak PLN masih berada di lokasi (Meter). Mereka sementara makan siang, sementara warga masih bertahan lapar sampai mereka kembali dari lokasi.
“Sempat terjadi benterok antara Kepolisian dan warga. Mereka ngotot untuk masuk di wilayah Poco Leok”, jelas Yudi Onggol
Dikatakan Yudi, sampai dirilisnya berita ini, pihak aparat keamanan, PLN, Pemda dan tim Appraisal belum meninggalkan lokasi.
” Mereka masih berada di Poco Leok, dan memaksakan diri untuk masuk ke lokasi tanpa prosedur adat. Sementara, ratusan warga Poco Leok masih ngotot menghadang dan mempertahankan tanah adat dan Lingko mereka dari gempuran pihak asing tersebut”, tutupnya
Editor : Dody Pan
0 Comments