MUARA ENIM – Seorang Oknum wartawan menjadi penumpang gelap (Tamu tak diundang) pada kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-2 tahun Pro JurnalisMedia Siber (PJS) yang digelar di hotel The Acacia Jakarta pada 27 Mei 2024 lalu.
Kita patut waspada dengan oknum wartawan yang suka memanfaatkan kegiatan organisasi wartawan ataupun organisasi lainnya. Oknum seperti ini, biasanya mencari informasi kegiatan organisasi wartawan, kemudian dia mulai memanfaatkan stakeholder yang dia kenal untuk meminta bantuan dana Akomodasi dan Transportasi melalui proposal ataupun sejenisnya baik tersurat maupun lisan.
Kejadian demikian sempat dialami oleh PJS pada kegiatan HUT PJS beberapa waktu lalu di Jakarta. Ada seorang oknum wartawan yang bukan anggota PJS dan bukan pula undangan dari panitia penyelenggara, namun dirinya nimbrung pada kegiatan tersebut seolah-olah anggota PJS dari daerah.
Hal itu diungkapkan Peryanto Selaku Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PJS Kabupaten Muara Enim saat dibincangi awak media di sekretariat PJS yang berada di Jalan Enim No. 06 Kelurahan Tungkal Muara Enim. (11/06/2024).
Dikatakan Peryanto dirinya sangat kaget saat bertemu oknum wartawan berinisial M pada saat berada di titik kumpul sebelum long march ke gedung Dewan Pers untuk menyuarakan penolakan terhadap RUU Penyiaran.
” Saya kaget melihat M ada di hotel itu, namun saya tetap positif thinking aja. Saya pikir mungkin dia anggota baru PJS dari kabupaten tetangga ataupun wartawan yang sedang liputan,” ujar Peryanto.
” Sempat M menghampiri saya dan mengajak foto bersama, tapi langsung ditolak keras oleh sekretaris DPC PJS Muara Enim Eko Mardianto, yang saat itu duduk disebelah saya.” Terang Peryanto.
” Mendengar penolakan keras, M langsung menjauh, saya kira dirinya akan menghilang, namun ternyata malah tambah exist dalam kegiatan di gedung Dewan Pers dan HUT PJS, dirinya seakan-akan anggota PJS, ” imbuhnya.
” Karena tidak ingin gaduh pada saat kegiatan berlangsung kamipun membiarkan M dengan gayanya yang sok kenal sok dekat dengan anggota PJS dari berbagai daerah di Indonesia. ”
” Kalo dia wartawan yang ingin meliput kegiatan kita ya ga ada masalah, tapi sewajarnya wartawan yang lagi liputan. Bukan nimbrung sana sini, mirisnya lagi sempat ikut makan nasi tumpeng kita, saya aja ga berani makan nasi tumpeng itu, kalo yang prasmanan okelah ga apa-apa. Dia juga berfoto di atas panggung dengan background kegiatan HUT PJS berlagak sedang menyampaikan materi ataupun kata sambutan, itukan gila ” ucap Peryanto sambil terbahak.
“Disini saya tegaskan bahwa oknum wartawan bernama Marsidi ini, bukanlah bagian dari anggota ataupun pengurus DPC PJS Kabupaten Muara Enim, bahkan saya sudah komunikasikan dengan pengurus PJS di setiap tingkatan di Sumsel, Marsidi bukanlah bagian dari keluarga besar PJS.” Jelas Peryanto.
“Apabila ada pihak yang merasa dirugikan atas kelakuan oknum M terkait kegiatan HUT PJS di Jakarta, kami seluruh pengurus dan anggota PJS di setiap tingkatan di seluruh Indonesia tidak bertanggungjawab. Karena oknum M ini bukanlah bagian dari keluarga besar PJS.” Tutup Peryanto.
Usai kegiatan oknum M ini mulai membuat berita terkait kegiatan HUT PJS, dalam narasi berita itu, dia ucapkan terimakasih atas bantuan akomodasi yang diterimanya sembari membranding dirinya seolah ikut bagian dari kegiatan itu. Padahal diketahui dirinya tidak ada undangan resmi, apalagi undangan kehormatan, ataupun wartawan yang diundang untuk meliput kegiatan.
Sementara itu ketua umum DPP PJS Mahmud Marhaba melalui pesan WhatsApp Group PJS menyampaikan himbauan kepada seluruh jajaran pengurus dan anggota PJS di setiap tingkatan agar waspada terhadap gaya kelakuan oknum wartawan yang tidak elok itu.
Hati-hati dengan penumpang gelap di organisasi pers PJS. Mereka memanfaatkan kegiatan organisasi untuk mencari reputasi sendiri. Sementara mereka bukan anggota PJS. Saya mengharapkan agar pengurus bisa menegur orang seperti ini dan menyatakan secara terbuka mereka bukan bagian dari PJS.
Untuk itu, lebih selektif merekrut orang-orang untuk bergabung di PJS. Jangan ada yang memanfaatkan PJS untuk kepentingan dirinya. Pengurus harus transparan dengan mempublikasikan mereka yang menjadi anggota maupun pengurus PJS.
PJS melarang anggotanya untuk terlibat aktif dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Jangan sampai ada yang menggunakan 2 kaki dalam menjalankan tugasnya dengan identitas ganda. Ini sangat bertentangan dengan tujuan PJS.
Eddi Saputra, selaku Ketua DPC PJS Kabupaten PALI pun mengaku tidak enak dengan kejadian itu, karena hampir semua pengurus PJS se-Indonesia menganggap saat itu Marsidi bagian dari PJS PALI, padahal menurut Eddi Saputra, Itu hanya kebetulan saja ketemu di jalan dan dia tidak berdaya melarang orang untuk melakukan apapun.
“Saya selaku Ketua DPC PJS minta maaf atas kegaduhan ini, saya akui ini akibat sikap saya yang tidak tegas dalam mengambil sikap, Kami pengurus DPC PJS Kabupaten PALI berjumlah 10 orang, diantara nama-nama 10 orang itu tidak ada nama Marsidi, memang kebetulan saya kenal yang namanya Marsidi itu saat hendak berangkat ke Jakarta ketika agenda HUT PJS yang ke dua, itupun kebetulan satu bus dengan beliau dan puluhan orang lainya, dia perkenalkan diri dan profesi, sebagai sesama penyandang profesi jurnalis kita terjalin komunikasi yang baik hingga sampai tujuan ke jakarta, soal dia ikut nimbrung di Kegiatan PJS saat itu, bukan kita yang ngajak, tetapi tidak mungkin kita usir ketika dia membuntuti kita di momen itu. Sekali lagi saya Selaku ketua DPC PJS Kabupaten PALI menyatakan dengan tegas dia bukan bagian dari Organisasi PJS PALI,”tegas Eddi Saputra, C.IJ.
Rendi.
0 Comments