Ruteng, NTT//SI.com- Dalam satu tahun perjalanan pelaksanaan Program Asta Cita Presiden serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, berbagai capaian nyata telah diraih di seluruh Indonesia, termasuk oleh Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II-B Ruteng, di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, Rutan Ruteng menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung arah kebijakan pemerintah, terutama dalam bidang pemasyarakatan yang berorientasi pada pembinaan, kemandirian, dan ketahanan nasional.
Salah satu program unggulan yang berhasil diwujudkan Rutan Ruteng adalah program ketahanan pangan. Dengan semangat kemandirian dan inovasi, Rutan Ruteng mengubah lahan berbatu karang menjadi lahan pertanian produktif.
Pemanfaatan lahan kosong di tanah Lapas lama, Kelurahan Mbaumuku, Kecamatan Langke Rembong, kini disulap menjadi Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) yang berfungsi ganda sebagai tempat pembinaan warga binaan dan lahan pertanian produktif. Selain itu, Rutan Ruteng juga memanfaatkan lahan di dalam area rutan untuk kegiatan bercocok tanam, mendukung program ketahanan pangan nasional yang menjadi salah satu fokus utama Asta Cita Presiden.
Kepala Rutan Kelas II-B Ruteng, Saiful Buchori, mengatakan, tak hanya fokus pada ketahanan pangan, Rutan Kelas II-B Ruteng juga aktif melaksanakan program bakti sosial (baksos). Kegiatan ini rutin dilakukan setiap bulan dengan menyasar berbagai kelompok penerima manfaat seperti keluarga warga binaan, masyarakat sekitar yang membutuhkan, serta pihak-pihak lain yang dinilai layak menerima bantuan.
“Program baksos ini merupakan bentuk kepedulian sosial serta upaya memperkuat hubungan harmonis antara Rutan Ruteng dan masyarakat sekitar”, kata Saiful
Dalam mendukung program nasional pemberantasan HALINAR (Handphone, Pungli, dan Narkoba) di seluruh Lapas dan Rutan Indonesia, Rutan Ruteng juga menunjukkan keseriusannya. Kegiatan penggeledahan rutin setiap minggu terus dilakukan untuk memastikan lingkungan Rutan tetap bersih dari praktik-praktik yang melanggar hukum. Upaya ini sejalan dengan semangat pembinaan yang bersih, aman, dan berintegritas tinggi.
Ditambahkannya, bidang kemandirian warga binaan juga mendapat perhatian khusus melalui pengembangan UMKM berbasis keterampilan. Rutan Ruteng menggandeng mitra lokal dalam pembuatan furniture dari kayu, yang tidak hanya menjadi sarana pembinaan kerja bagi warga binaan, tetapi juga membuka peluang ekonomi produktif. Kegiatan ini membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat, sehingga setelah bebas mereka dapat kembali ke masyarakat dengan kemampuan yang lebih siap dan mandiri.
Untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban, Rutan Ruteng menjalankan langkah-langkah deteksi dini, seperti roling gembok, penguatan komitmen, serta pengaturan penyimpanan anak kunci di rumah dinas Kepala UPT.
“Seluruh kegiatan tersebut dijalankan dengan tertib dan disiplin sebagai bentuk komitmen terhadap prinsip keamanan dan profesionalitas di lingkungan pemasyarakatan”, ujarnya
Selain itu, kata Saiful, dukungan terhadap program pelestarian lingkungan dan kemandirian pangan jangka panjang diwujudkan melalui penanaman bibit kelapa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan berbagai instansi terkait, menunjukkan semangat kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan program pemerintah. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan.
Melalui berbagai capaian tersebut, Rutan Kelas II-B Ruteng membuktikan diri sebagai UPT yang aktif, inovatif, dan berkomitmen tinggi dalam mendukung Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan. Setahun perjalanan ini menjadi tonggak penting menuju sistem pemasyarakatan yang semakin humanis, berdaya saing, dan berkontribusi nyata bagi pembangunan bangsa.
Pewarta : Dody Pan