Ruteng, NTT//SI.com- Sudah berjalan 2 tahun, Sejumlah Dinas di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur masih dipimpin oleh Pelaksana Tugas (PLT).
Badan kepegawaian dan sekretaris daerah juga belum bisa memastikan waktu penunjukkan kepala Dinas definitif, sementara Bupati Herybertus G.L Nabit tinggal setahun lagi mengakhiri masa jabatannya.
Hal itu disinyalir karena dipicu oleh gesekan politik pada pilkada 2020 lalu, bagaimana kekuatan gerbong incumbent waktu itu masih cukup solid dikalangan birokrasi.
Pengamat Politik Lorens Logam menilai sikap yang ditunjukkan Bupati Hery Nabit sangat berlebihan dan kampungan.
“Hemat saya, sikap yang dipertontonkan Bupati Hery Nabit sangat berlebihan dan kampungan. Dia mesti belajar lebih dewasa lagi menjadi pemimpin yang tidak gentar terhadap dinamika Politik di lingkungan birokrasi,” Jelas Lorens via WhatsApp kepada media ini Senin (02/10/2023)
“Mestinya dia objektif melihat eskalasi Politik pada pilkada 2020 lalu sebagai bentuk dinamika politik, jangan bersikap apatis. Nampaknya kedewasaan politik beliau masih kanak-kanak,” Sambungnya.
Oleh karena itu Lorens menyebut sistem politik dan demokrasi mesti kelola dengan cara yang highclass, kalau memang betul ada gerbong birokrasi menunjukkan dukungan pada incumbent itu wajar – wajar saja. Inikan trend politik yang memang kita tidak bisa mengelak.
“Ini trend politik yang tidak bisa dipungkiri lagi, bagaimana gerbong birokrasi mendukung incumbent. Tugas Bupati Hery mestinya tinggal menerapkan standar kerja sesuai visi misi politik. Jika kinerjanya buruk, tinggal evaluasi atau dirotasi. Jangan dipecat lalu dibiarkan terlantar, selain bertentangan dengan aturan, yang terjadi sekarang ada kekosongan sistem. Etika politik mesti dipakai juga lah, toh nanti dia maju lagi pasti melakukan pola yang sama juga arahkan kekuatan birokrasi untuk suksesi kemenangannya. Saya pikir roda berputar, hati boleh panas kepala tetap dingin,” Tutupnya
Editor : Dody Pan
0 Comments