Minyak Bocor, Alam Menjerit. Pertamina EP Adera Didesak Bertanggung Jawab!

PALI – Kasus kebocoran pipa minyak di wilayah kerja Adera Field bukan hal baru. Setiap tetes yang jatuh ke tanah adalah luka bagi lingkungan dan alarm bagi pengawasan yang lemah. Sampai kapan alam harus menanggung beban dari keserakahan dan kelalaian manusia?

Kali ini. Aroma menyengat minyak mentah kembali menampar hidung warga Desa Betung, Kecamatan Abab, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Tanah yang dulunya hijau kini menghitam legam. Pada Minggu (12/10/2025), kebocoran pipa minyak di wilayah kerja Pertamina EP (PEP) Adera Field, tepatnya di lokasi ABB 3, kembali mencoreng wajah industri migas di bumi Serapat Serasan.

Bukan kali pertama, bukan pula yang terakhir — begitulah keluhan warga yang lelah menyaksikan tanah mereka berubah menjadi genangan sludge, lumpur pekat bercampur minyak mentah. Di lokasi kejadian, tampak pekerja dengan seragam perusahaan sibuk membersihkan ceceran minyak, namun bau menusuk hidung tetap tak bisa disembunyikan.

“Setiap kali pipa bocor, masyarakat yang menanggung akibatnya. Tanah tercemar, hasil kebun terganggu, bahkan sumur warga berisiko tercemar,” tegas Napoleon, aktivis pemerhati lingkungan Kabupaten PALI, dengan nada getir.

Ia menuding insiden ini bukti nyata lemahnya sistem pengawasan dan pemeliharaan jaringan pipa tua milik perusahaan plat merah itu.

“Pertamina EP Adera harus bertanggung jawab penuh! Jangan hanya datang bersihkan lumpur, lalu diam. Ini sudah berulang kali terjadi. Kami minta evaluasi total, audit lingkungan, dan hasilnya dipublikasikan secara terbuka,” desak Napoleon dengan suara lantang.

Menurutnya, dalih dugaan sabotase oleh oknum tak bisa dijadikan tameng untuk menutupi kelalaian perusahaan.

“Kalau memang ada sabotase, buktikan secara hukum. Tapi tanggung jawab lingkungan tetap di tangan perusahaan. Jangan lari dari kenyataan,” tambahnya tajam.

Sementara itu, Pemerintah Daerah Kabupaten PALI melalui Dinas Lingkungan Hidup diminta tidak tinggal diam. Aktivis menegaskan agar dinas terkait segera turun ke lapangan untuk menilai sejauh mana dampak pencemaran tanah dan air akibat tumpahan minyak tersebut.

“Kalau hanya disapu permukaannya, itu bukan solusi, itu kamuflase. Lingkungan butuh pemulihan, bukan kosmetik pembersihan,” ucapnya lagi dengan nada sinis.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Pertamina EP Adera Field maupun Pemerintah Kabupaten PALI. Sementara, genangan minyak di sekitar pipa yang bocor masih terlihat, menghitam, menguap, dan menjadi saksi bisu dari lemahnya tanggung jawab industri migas terhadap bumi yang mereka peras habis. (35).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS