Sumedang, Jawa Barat – Dalam upaya meningkatkan kualitas pembangunan desa dan mewujudkan desa mandiri, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Edy Irwan, SE, M.Si, didampingi Kabid Pemdes Rahmat Dinata, staf Dinas PMD PALI, serta dua kepala desa dari Kabupaten PALI, melaksanakan kunjungan studi tiru ke Kantor Dinas PMD Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Kamis, 16 Januari 2025.
“Kami datang untuk silaturahmi sekaligus belajar bagaimana strategi yang diterapkan sehingga bisa mencapai desa mandiri. Di Sumedang, dari 270 desa, semuanya sudah berstatus mandiri. Sementara di PALI, dari 65 desa plus 2 desa persiapan, baru 5 desa yang berstatus mandiri,” jelas Edy Irwan.
Menurutnya, Kabupaten PALI masih menghadapi banyak tantangan, terutama dalam aspek teknologi informasi. “Internet belum merata di desa-desa kami, padahal ini sangat menunjang pelaporan kinerja pemerintah desa dan penyebaran informasi ke pelosok,” lanjutnya.
Edy juga menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan desa yang efektif dan efisien. “Kami ingin belajar banyak tentang pengelolaan keuangan desa. Kami berencana membawa lebih banyak kepala desa dalam kunjungan berikutnya untuk menggali ilmu lebih mendalam,” tambahnya.
Sementara itu, Rahmat Dinata menambahkan bahwa Dinas PMD PALI berharap mendapatkan panduan dan proyeksi pengelolaan anggaran. “Kami ingin memahami lebih jauh tentang strategi pembangunan desa yang terintegrasi, agar bisa menyerap ilmu secara bertahap,” ujarnya.
Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Sekretaris Dinas PMD Kabupaten Sumedang, Dadang, yang mewakili Plt Kepala Dinas PMD Sumedang. Dalam sambutannya, Dadang menyebut Sumedang sebagai “kota pengetahuan,” mengingat keberadaan belasan perguruan tinggi di wilayah tersebut.
“Sejak tahun 2022, seluruh desa di Sumedang telah menerapkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Kepala desa menggunakan tanda tangan elektronik untuk mempercepat proses administrasi. Kami juga telah menerapkan SAKIP Desa sejak 2020 dengan indikator kinerja yang mencakup pengentasan kemiskinan, penurunan stunting, dan peningkatan pelayanan publik,” jelas Dadang.
Dadang juga menambahkan bahwa pada tahun 2024, Sumedang meraih penghargaan utama dari Kementerian Desa PDTT atas keberhasilan percepatan pembangunan desa. “Namun, desa-desa kami masih bergantung pada Dana Desa, ditambah bantuan provinsi sebesar Rp130 juta per tahun untuk setiap desa,” ungkapnya.
Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah administratif sebesar 155.872 hektare, yang mencakup 26 kecamatan, 270 desa, dan 7 kelurahan. Setiap kecamatan memiliki Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDesma) yang berjalan efektif sebagai motor penggerak ekonomi desa.
“BUMDesma di setiap kecamatan memainkan peran penting dalam
memajukan ekonomi lokal. Inilah salah satu strategi kami untuk mencapai kemandirian desa,” tambah Dadang.
Sebagai bentuk apresiasi atas sambutan hangat dan ilmu yang diberikan, Dinas PMD PALI menyerahkan plakat penghargaan kepada Dinas PMD Sumedang. “Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi kami. Harapannya, kami dapat menerapkan strategi-strategi ini untuk memajukan desa-desa di PALI,” tutup Edy Irwan.
Dinas PMD PALI optimis bahwa hasil dari kunjungan ini akan menjadi landasan kuat dalam mewujudkan desa mandiri yang berdaya saing di masa depan. (ES).
0 Comments