LELETNYA SINYAL 4G DI KABUPATEN PALI


 

Oleh: Dwiki Sandy (Presiden Mahasiswa BEM KM Unsri 2021)

 

PALI//SI.Com–,Di era serba digital, dan perubahan zaman yang begitu masif. Masyarakat “dipaksa” untuk menyesuaikan diri, agar tidak tertinggal. Tua -muda, miskin -kaya, masyarakat kota, maupun penduduk desa.

Dalam kalender akademik kampus, di Unsri misalnya, setelah menjalankan proses perkuliahan selama satu semester, akan ada waktu libur selama beberapa bulan, di semester ganjil, satu bulan. Semester genap 3 bulan. Kalo kampus lain saya kurang tahu.

Nah, di bulan-bulan libur semester itulah, biasanya anak perantauan “pulang kampung” melepas kerinduan dengan keluarga di desa (bagi mahasiswa yang tinggal di desa).

Selama masa perkuliahan, mahasiswa atau pelajar yang merantau, mendapatkan akses jaringan internet yang sangat cepat, sehingga untuk mengerjakan tugas kuliah gampang, belanja online, bermain game dan media sosial itu sangat mudah.

Berbeda dengan di pedesaan yang notabenenya relatif lambat, karena tidak meratanya distribusi jaringan telekomunikasi di tiap-tiap sudut desa.

Di Kabupaten PALI misalnya, masih banyak desa yang belum mendapatkan akses internet, terutama jaringan 4G, meskipun ada yang sudah 4G tapi masih terbilang lambat. Desa saya misalnya, Desa Harapan Jaya, akses jaringan 4G sudah masuk, namun tidak merata, hanya ada di tempat-tempat tertentu saja, apalagi di rumah saya, jangankan jaringan 4G, jaringan 3G saja, kadang ada, kadang ga. Apalagi di malam hari. Tower sebenarnya ada, tapi banyak tangan-tangan jahil yang mengambil keuntungan, bahasa lainnya mengambil sesuatu yang bisa dijual, sehingga mungkin menjadi penyebab hal ini terjadi.

Jika dibilang seluruh sudut desa, tidak juga, tapi ada beberapa tempat yang masih belum dijangkau oleh jaringan 4G. Artinya perlu adanya pemerataan jaringan 4G ke setiap sudut desa, agar keadilan dirasakan oleh seluruh masyarakat desa. Yang melakukan itu tentu pembuat kebijakan dalam hal ini Dinas Kominfo.

Baca juga:  Saya turut berdukacita untuk keluarga besar Kompas Gramedia atas meninggalnya Bapak Jakob Oetama.

 

Kenapa ini penting?

Karena menurut saya, di era digitalisasi sekarang, jika kita tidak dapat mengikuti perkembangan zaman, maka kita akan tertinggal jauh. Apalagi kita ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan meningkatkan indeks pembangunan manusia, peningkatan dan pemerataan terhadap jaringan internet 4G di setiap sudut desa ini sangatlah urgent. Sekarang ini, orang-orang kuliah serba online, belajar bisa dari internet dan YouTube, ini dapat mempercepat proses pertumbuhan intelektual khususnya anak muda.

Apalagi sekarang, sudah banyak masyarakat yang membaca peluang usaha di marketplace atau lapak-lapak online, harusnya ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah, karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan menurunkan angka pengganguran di Kabupaten PALI.

Terakhir, saya selaku anak muda berharap kepada pemerintah khususnya Dinas Kominfo Kabupaten PALI untuk memperhatikan permasalahan ini. Saya rasa, satu case di atas menjadi rujukan bagi kabupaten PALI untuk lebih memperhatikan hal ini, karena menurut saya, tentu ada banyak desa lainnya di Kabupaten kita ini yang mungkin mengalami nasib yang sama, bahkan mungkin jauh lebih memperihatinkan. Semoga pesan ini bisa sampai ke pemangku kebijakan. Terimakasih.


Like it? Share with your friends!

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Seeet✋, Tidak boleh Copas, Izin dulu pada yg punya Media.🤛🤛👊