Satu persatu calon karyawan di interview, tiba-tiba Fegi sontak sesak nafas ketika giliran wanita muda nan cantik masuk ke dalam ruang interview, meskipun sudah mengenakan hijab, dia belum bertatap muka dan lima tahun sudah berlalu, tapi Fegi tak asing dengan postur tubuh wanita itu, “Indah”, sebut Fegi dengan lembut, indah sontak mengenal suara itu, dan terperanjat ketika melepas pandangan ternyata direktur utama perusahaan tempat dia melamar kerja adalah Fegi, tanpa bahasa atau pun sandi, keduanya sama berjalan maju dengan cepat tubuh indah sudah dipeluk oleh Fegi, begitu juga indah, tangannya sangat erat memeluk tubuh Fegi yang ideal. Keduanya spontan berpelukan tanpa tanya, sesaat kemudian terdengar Isak tangis indah, Fegi perlahan melepaskan pelukan, karena yang dia yakini indah sudah milik orang, dalam benaknya tak dibolehkan menyentuh istri orang, jangan kan istri orang, bagi Fegi selama ini ditawari peluk gadis pun belum tentu dia mau, Berbeda dengan indah yang tidak mau melepaskan pelukan Fegi, dengan erat sambil menangis dia terus memeluk tubuh Fegi, dia sangat rindu selama 5 tahun tak bertemu dengan lelaki yang sering tidur bersama nya dan Fegi adalah satu satunya lelaki yang dia cintai.
“Beeeeeb, apakah aq mimpi? Kemana saja kau selama ini? Kau seperti mimpi saja, tiba-tiba pergi, tiba-tiba hadir di depan mata, Beeeeeb jangan tinggalin aku lagi,”. Bisik Indah di selah tangisnya.
Belum sempat Fegi menjawab, tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk, sebelum mempersilahkan stafnya masuk, keduanya duduk di posisi masing-masing, stafnya memberitahukan kepada Fegi kalau masih ada 5 calon karyawan lagi yang belum mendapatkan giliran interview, sementara sebelumnya waktu interview begitu singkat dan cepat diselesaikan fegi.
“Baik, anda silakan keluar, nanti staf kantor ini akan menghubungi kontak anda jika anda diterima, jika dalam satu Minggu ini tidak dihubungi maka dengan hormat kami semua mohon maaf, artinya kita belum berkesempatan bergabung,”ucap Fegi kepada indah dihadapan Staf nya, sama seperti sikapnya terhadap calon karyawan sebelumnya.
Jam 5 soreh itu Fegi pulang, malamnya dia terus terbayang pertemuan nya dengan indah, namun pertemuan itu masih mengisahkan luka mendalam bagi Fegi, karena dengan bisikan Indah saat berpelukan tadi dia sadar indah masih sangat mencintai nya, sementara sepengetahuan Fegi, indah dipastikan istri orang bahkan mungkin sudah punya anak.
Begitu juga dengan indah, di sebuah rumah kontrakan yang hanya dua kamar, tubuhnya tertelungkup di kasur menanggalkan dada di bantal, seprei kasur nya basah karena air mata, dia sedih bukan kepalang dengan sikap acuh Fegi terhadap nya, dia juga tidak sadar dan tidak menyangka kalau direktur utama perusahaan itu adalah fegi, sebelum nya dia hanya mendapatkan informasi dari staf kantor itu kalau interview calon karyawan adalah Dirut langsung, “beb, kini kau sudah pulang, kau telah jadi orang sukses, memang sejak dulu aku yakin beb kau akan jadi orang sukses, tapi mengapa sukses mu bukan bersamaku beb?,,, kau bukan beb ku yang dulu, sekarang kau telah berubah, kau seakan sudah asing dengan ku, ternyata waktu dapat berubah sikap mu beb, apakah hatimu sudah dimiliki wanita lain, apakah kamu sudah punya anak?,” gumam indah dalam rintihan tangisnya.
Sadar dengan kondisi putrinya yang sejak pulang tidak keluar kamar, ibunya indah masuk dan mengelus kepala indah sambil bertanya dengan lembut, “ada apa nak? Apalagi yang membuat air matamu deras keluar? Terimalah nasib ini dengan ikhlas, mama sudah terlalu merasa bersalah dengan diri mama sendiri, jelaskan nak jangan siksa mama dengan tangismu,”ucap Ibu. “Mama tidak bersalah, ini tidak ada kaitannya dengan mama,”jawab indah. “Jika tidak ada kaitan dengan mama, mari cerita, selain mengurangi sesak didadamu, barang kali mama bisa bantu, setidaknya mama tau apa yang tenga dialami anak mama,” sambung ibunya indah, Indah hanya menggeleng kan kepala, dan menenangkan ibunya sambil berkata suatu saat nanti kita semua akan tau ma.
Sementara itu, Fegi yang cerdas mendapatkan ide untuk tau tentang indah, dia menelpon staf nya memerintahkan saat itu juga menelpon 7 nomor telepon pelamar calon karyawan, satu diantaranya adalah indah yang kemudian segera melaporkan hasilnya dan mengirimkan nomor kontak 7 orang itu, salah satu perintah Fegi menanyakan status calon karyawan. Dua jam kemudian staf sudah melaporkan hasilnya, dan disitu Fegi tau kalau indah seorang janda, dan memiliki latar belakang 5 tahun mondok di pesantren.
Lagi-lagi Fegi bertanya dalam hati, dia seakan mendapatkan teka teki, berulang kali dia ngetik nomor kontak indah, tapi dia belum berani tekan tombol telepon, ” kalau 5 tahun janda, dan 5 tahun di pondok pesantren, kemudian alamat nya sudah berubah, emang apa yang terjadi dengan indah?, aduuuuuuuh, kenapa dia janda,? Oh tuhaaaaaaaan, mengapa aku dibuat bingung begini, jujur aku senang dia singel, tapi apakah mungkin aku makan sisa,”pikir Fegi yang kemudian terdengar suara ibu.
“Apa yang kau pikirkan nak? Tak baik melamun, ada masalah dengan perusahaan mu?,”tanya ibu.
“Ha, ibu, anu eh annu buk, eh tidak buk eh ya, tidak buk, perusahaan baik-baik saja, Firman sangat pandai mengelola bisnis di perusahaan, dia dia dia sangat jago buk, aku bangga dengan adikku,” jawab Fegi terbata bata gugup.
“Fegi anak ibu, ibuk yang melahirkan kalian, ibu paham semua watak anaknya, kamu ini anak yang cerdas dan tidak perna bohong sama ibu, tapi kali ini kamu bohongi ibu, ibu tau ada yang kamu sembunyikan dari ibu,”sambung ibu denga nada bicara yang lamban dan lemah lembut.
“I iya Bu, tadi saat interview calon karyawan, Fegi dipertemukan dengan indah kekasih Fegi yang dulu, apa ibu masih ingat, dia salah satu pelamar di perusahaan kita Bu, dan itu yang sangat menggangu pikiran Fegi sekarang ini,”jelas Fegi.
Ibu tersenyum tipis, namun Fegi tidak melihat nya, sambil memberi kode kepada pembantu untuk dibikinkan kopi, ibu melanjutkan ngobrol sama Fegi di teras lantai tiga rumah nya. Ibu menceritakan yang dia tau tentang indah dan keluarga nya, indah adalah korban keegoisan orang tua nya, dari sepeninggal Fegi ke luar negeri, hingga umur pernikahan mereka hanya 30 menit lalu cerai, kemudian Indah kabur dari rumah nya, indah sering datang ke ibu dan minta petunjuk hingga akhirnya dia mondok di pesantren sampai papanya indah meninggal saja ibunya belum tau keberadaan Indah, “hampir satu tahun terakhir ini ibu tak lagi dapat informasi tentang indah, teman dia yang mondok itu yang sering ibu tanya kabar indah, dan sekarang temanya itu kabarnya sudah kuliah di Kairo Mesir, hilang deh informasi, kasian indah, dia sangat terpukul dengan kepergian mu nak, dia cerita terus terang tentang kalian berdua, dia pun cerita sama ibu kalau penyebab perpisahan kalian adalah keserakahan dan keegoisan ibunya, tapi ibu sekedar cerita nak,”ucap ibu sembari mengelus pundak putra pertamanya.
0 Comments