Sarana Informasi Banner

Jeritan Warga Manggarai : BBM Langka, Pengecer Jual Harga Selangit, Oknum Polisi Diduga Tutup Mata!

 

Ruteng, NTT//SI.com- Warga Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjerit akibat kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang melanda beberapa hari terakhir. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengecer nakal yang menjual Pertalite dengan harga selangit, bahkan diduga ada pembiaran oleh oknum polisi!

Kordianus Lado, Wartawan Media Online TrenNews.com, menjadi salah satu korban kelangkaan ini. Pada Selasa (25/11/2025), ia mengaku kesulitan mendapatkan Pertalite di sekitar SPBU Mena, Kelurahan Compang Tuke, Kecamatan Langke Rembong. Alhasil, ia terpaksa membeli dari pengecer dengan harga Rp. 50.000 per botol, jauh melambung dari harga normal Rp. 20.000.

“Saya sangat terkejut dengan harga pertalite yang dijual pengecer. Lebih miris lagi, penjualan eceran ini dilakukan di depan oknum polisi, yang seharusnya menindak pelanggaran tersebut,” ucap Kordi Lado dengan nada geram.

Dugaan Penimbunan dan Pembiaran: Oknum Polisi Terlibat?

Kordi Lado menduga kuat, kelangkaan dan mahalnya harga Pertalite ini disebabkan oleh penimbunan BBM oleh pihak-pihak tertentu.

“Penimbunan BBM adalah tindakan ilegal yang melanggar Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi,” tegasnya.

Ia juga menyoroti penjualan Pertalite secara eceran dengan harga tinggi, yang menurutnya merupakan penyalahgunaan subsidi dan merugikan negara serta masyarakat. Bahkan, ia menuding oknum polisi yang mengetahui penjualan ilegal tersebut namun tidak bertindak, dapat dianggap melakukan pembiaran tindak pidana dan melanggar hukum.

“Saya meminta aparat kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan, mengungkap kasus ini, dan menangkap para pelaku yang diduga melakukan penyalahgunaan BBM bersubsidi, serta oknum polisi yang terlibat!” tegas Kordi.

Bertemu Anggota Buser: Saksi Mata atau Justru Membiarkan?

Kordi mengaku, saat membeli Pertalite eceran di sekitar SPBU Mena, ia disaksikan oleh salah satu anggota buser dari Polres Manggarai, yang ia kenal dengan nama Rivan.

“Tadi disana saya sempat bertemu dengan om Rivan (anggota buser), bahkan, om Rivan saksikan sendiri pada saat saya membeli pertalite seharga Rp. 50.000 dari para pengecer,” jelas Kordi.

Saat dikonfirmasi, anggota buser bernama Rivan membenarkan pertemuannya dengan Kordi di sekitar SPBU Mena. Namun, ia mengaku tidak mengetahui harga Pertalite yang dijual oleh pengecer dan membantah melihat penjualan dengan harga Rp. 50.000.

“Iyo kaka, tadi didepan kami om Kordi beli eceran, tapi bukan seharga Rp. 50.000 kaka, melainkan Rp. 25.000,” kata Rivan.

Rivan juga membenarkan bahwa saat itu ia bersama Kanit Buser dan timnya sedang melakukan patroli.

Dampak Negatif Penjualan BBM Ilegal: Masyarakat Menjerit, Kepercayaan Publik Terkikis!

Tindakan penjualan BBM ilegal dengan harga tinggi ini dapat menimbulkan dampak negatif yang luas:

– Merugikan Masyarakat: Masyarakat berpenghasilan rendah kesulitan mendapatkan BBM dengan harga terjangkau.

– Memicu Inflasi: Harga BBM yang tinggi dapat memicu kenaikan harga barang dan jasa lainnya.

– Menghambat Perekonomian: Kelangkaan BBM dapat menghambat aktivitas ekonomi, terutama sektor transportasi dan industri.

– Menurunkan Kepercayaan Publik: Keterlibatan oknum polisi dalam kasus ini dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

Hingga berita ini diterbitkan, Kanit Buser Polres Manggarai, Deni Leleng, belum memberikan jawaban atas konfirmasi yang diajukan.

Pewarta : Dody Pan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS

© 2025 SaranaInformasi.com | Media Cetak & Online
Portal Berita Akurat & Berimbang