Ruteng, NTT//SI.com- Sekelompok tokoh adat Gendang Waso, Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan aksi pembongkaran tembok yang sudah di bangun pemerintah di halaman rumah adat. Jumat, (15/12/2023).
Aksi itu terjadi karena bentuk kekesalan warga terhadap pemerintah yang tidak menghargai keberadaan rumah Gendang Waso dan Compang yang melambangkan tempat pemberian sesajen bagi para leluhur mereka.
Wihelmus Hiburan Nampi salah satu tokoh adat gendang Waso menceritakan, pada proses awal pembangunan itu, dirinya sudah pernah meminta pihak kontraktor dan para pekerja yang mengerjakan agar menghentikan pengerjaan proyek pembangunan tembok tersebut.
Tidak hanya itu, tokoh adat gendang Waso juga pernah menyampaikan hal yang sama kepada pihak kelurahan. Namun, pihak kelurahan mengaku tidak tahu dengan program itu.
Langkah tokoh adat yang meminta untuk menghentikan pembangunan kala itu, menurut Wihelmus berdasarkan hasil kesepakatan bersama dari lima tokoh adat yang ada di Gendang Waso.
Para tokoh adat bersepakat bahwa pembangunan yang sudah berlangsung itu tidak menghargai warisan budaya orang Manggarai dan khususnya para leluhur orang Waso pada umumnya karena membelakangi rumah gendang dan juga membelakangi ‘compang’ yang merupakan tempat penghormatan paling sakral dan penyimpanan sesajen bagi para leluhur gendang Waso.
Lebih lanjut Wihelmus menjelaskan sejak pembangunan tembok pembatas antara rumah Gendang dengan halaman itu sudah pernah dicegat untuk tidak boleh dilanjutkan, namun permintaan mereka kata dia, tidak membuahkan hasil dan justru melanjutkan pembangunan meski kontraktor sudah pernah mengaku keliru dengan pembangunan tersebut.
“Pada saat proses pembuatan, kami sempat menyampaikan protes ke pihak yang mengerjakan pembangunan ini. Kami sampaikan aksi protes ke kontraktor dan ke pihak kelurahan. Waktu itu lurah menyampaikan bahwa dia tidak tahu dan kontraktor menyampaikan bahwa ia keliru,” ujar Wihelmus kepada sejumlah media di Ruteng, Jumat (15/12/2023).
Tidak hanya menyampaikan aksi protes dan penolakan kepada kontraktor dan lurah, tokoh adat gendang Waso juga mengaku telah mendatangi langsung wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut.
Wabup Ngabut menurut masyarakat sepakat dengan pihak tokoh adat gendang Waso dan mendorong mereka agar mengkomunikasikan baik dengan pihak pelaksana proyek yang ada.
Bahkan, Wabup Ngabut kala itu juga mendorong masyarakat agar melakukan aksi pembongkaran manakala pihak-pihak yang bertanggung jawab tidak mengindahkan permintaan masyarakat di Gendang Waso.
Tidak hanya itu jelas Wihelmus, Wabup Ngabut sempat perintahkan camat Langke Rembong lewat via telpon di depan mereka untuk menemui tokoh adat gendang Waso.
“Pembangunan ini sudah dimulai pada bulan Oktober tahun 2023. Sebelum pembangunan ini dikerjakan, tidak ada diskusi sama sekali dengan tokoh adat dan masyarakat. Pembangunan ini bahkan tidak berdasarkan usulan kami. Kami kaget tiba-tiba ada pembangunan dan kami tidak tahu siapa yang terima,” jelasnya.
“Pada intinya kami tidak menolak pembangunan tetapi yang kami tolak adalah pembangunan yang membelakangi rumah gendang dan juga ‘compang’. Sudah di ultimatum untuk tidak melanjutkan program ini tapi nyatanya masih dilanjutkan. Itulah yang membuat kami kecewa dan melakukan aksi pembongkaran,” tutupnya.
Sementara itu, Camat Langke Rembong, Yohanes Emiliano Alexander Ndahur malah membantah tuduhan tokoh adat gendang Waso yang pernah menemui dirinya untuk menghentikan pembangunan tersebut, bahkan dirinya sangat kesal dengan perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok tokoh adat itu.
“Prihatin dan menyayangkan peristiwa seperti ini terjadi dan menjadi pembelajaran utk kita semua di waktu yang akan datang,” jelasnya seperti dilansir dari ManggaraiNews.com lewat pesan via Whatsapp.
Menurutnya ia pernah menemui tokoh adat di Waso setelah pekerjaan selesai, yang meminta untuk membongkar beberapa bagian dari pembangunan tersebut.
Editor : Dody Pan
0 Comments