SPANDUKMEDIASHOLAWAT_copy_2456x491-2048x409.jpg SPANDUKMEDIASHOLAWAT_copy_2456x491-2048x409.jpg SPANDUKMEDIAKOLABORATIF_copy_2456x516-2048x430.jpg

Diguyur Hujan, Tak Surutkan Langkah Iwan Tuaji Tinjau Lahan Petani PALI


0
9 shares

PALI – Senin itu, tanggal 7 April 2025, langit menggantung mendung. Awan-awan kelabu menggumpal pertanda air dari langit akan segera ditumpahkan ke bumi. Hujan rintik-rintik mulai turun, menari di atas dedaunan dan membasahi tanah yang sejak pagi menunggu disapa. Tapi bukan hanya langit yang bersiap menyambut hari itu, sebuah rombongan dari Pemerintah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) juga bergerak, menembus gerimis dan jalan tanah yang lumpur serta licin, dengan semangat yang tak kalah deras dari hujan yang mengguyur.

Dipimpin oleh Wakil Bupati PALI, Iwan Tuaji, SH, langkah mereka tak surut oleh cuaca. Hari itu adalah hari ke-8 Syawal 1446 Hijriah, tujuh hari pasca gema takbir menyelimuti bumi. Lebaran baru saja usai, namun dedikasi tak mengenal jeda. Masyarakat masih dalam suasana silaturahmi, dan justru di sanalah rombongan ini memulai. bersilaturahmi ke rumah warga Desa Tanah Abang Jaya, kemudian ke rumah warga Desa Harapan Jaya, Kecamatan Tanah Abang yang dilanjutkan melihat dan merasakan langsung denyut kehidupan para petani.

Turut mendampingi Wakil Bupati dalam perjalanan itu, Kepala Dinas Pertanian Ahmad Joni, Kepala Dinas PMD PALI Edy Irwan, SE, M.Si, Camat Tanah Abang H. Darmawan, SH, serta anggota DPRD PALI Muhammad Rizal, S.Pd., M.Pd. Kepala Desa Harapan Jaya, Meriyanto, dan Kepala Desa Pengabuan, Supriyanto, pun ikut serta, bersama kelompok tani dari dua desa tersebut. Mereka tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga membawa harapan dan suara para petani yang selama ini kerap tenggelam oleh gemuruh rutinitas pembangunan.

Setelah silaturahmi ke rumah warga Desa Harapan Jaya, rombongan melanjutkan perjalanan ke lahan pertanian Simpang Macan, wilayah Desa Harapan Jaya. Di sanalah hamparan lahan pertanian membentang luas, menanti sentuhan tangan pengayom. Hujan mulai turun lebih deras, mengguyur mereka yang berjalan menyusuri pematang, menyerap lumpur dan keringat yang menyatu.

Baca juga:  Hadiri  Penetapan Paslon Terpilih, Kadin PMD Edy Irwan Apresiasi Kesuksesan Pilkada

Iwan Tuaji berdiri di tengah-tengah lahan, tampak ada semangat yang jauh lebih hangat, membakar tekad di dadanya. Ia bertanya pada petani. Tentang sawah. Tentang pupuk. Tentang musim. Tentang panen yang tertunda. Tentang racun hama yang langka. Tentang kemana hasil tani mereka dijual, dan bagaimana harganya di pasar.

Ia mendengar. Dengan mata yang memancarkan empati dan tangan yang sesekali menepuk bahu petani, seolah berkata, “Kita akan benahi ini bersama.”

Wakil Bupati menekankan kepada Dinas Pertanian agar segera menggencarkan observasi lahan. Terutama terhadap lahan-lahan sawah yang kini masuk kategori lahan tidur. Bukan karena petani malas, tetapi karena dana pengelolaan yang belum cukup menopang. Bagi sang pemimpin daerah ini, tak ada istilah lahan tak berguna. Yang ada hanyalah lahan yang belum mendapatkan perhatian yang seharusnya.

“Mari kita jadikan tanah-tanah ini hidup kembali,” ucapnya lantang, suara tertahan rintik hujan. “Kita pacu supaya dua kali panen dalam setahun bukan lagi impian, tapi kenyataan. Yakinlah kita bisa”ujar Wakil Bupati Pali.

Ia membayangkan suatu hari nanti, Kabupaten PALI tak lagi membeli beras dari luar. Sawah-sawah yang kini basah oleh hujan akan kering oleh matahari panen. Gabah-gabah akan memenuhi lumbung-lumbung petani “PALI bukan hanya swasembada. Tapi lumbung pangan bagi daerah lain,” ucapnya penuh harap.

Perjalanan mereka berlanjut hingga ke lahan pertanian Serut Satu, Wilayah Desa Pengabuan, Kecamatan Abab. Langit tak kunjung cerah. Tapi semangat rombongan itu justru seperti cahaya yang tak pernah padam. Di tengah hujan, mereka menyusuri jalan dan meninjau satu demi satu hamparan lahan. Bukan untuk pencitraan. Tapi karena di sanalah panggilan itu hadir. Di lumpur-lumpur itu, ada harapan ribuan jiwa yang mengantungkan hidup pada hasil tani.

Baca juga:  Himbauan Untuk Masyarakat di Tengah Cuaca Panas Ekstrem Oleh Asgianto

Wakil Bupati tak hanya datang membawa kata-kata. Ia membawa niat, membawa tekad, dan membawa rencana. Ia meminta agar ke depan, Dinas Pertanian dapat memperjuangkan ketersediaan bibit unggul, pupuk yang terjangkau, serta racun hama yang aman dan efektif. Tak lupa, ia juga meminta solusi atas distribusi hasil panen agar tidak lagi dikuasai tengkulak. Harga harus adil. Petani harus untung.

Di sela kunjungannya, beberapa petani terlihat menyeka wajahnya yang basah oleh hujan dan air mata. Bukan karena sedih, tapi karena harapan yang kembali tumbuh. “Selama ini kami hanya bisa menunggu,” kata seorang petani desa Pengabuan. “Tapi hari ini kami merasa didatangi dan di anggap ada.”tambahnya.

Dan di sanalah kekuatan sebuah kunjungan itu terasa, ketika kehadiran seorang pemimpin bisa menguatkan asa yang mulai padam. Ketika di bawah guyuran hujan pun, dialog antara pemimpin dan rakyat bisa berlangsung begitu hangat.
(ES).


Like it? Share with your friends!

0
9 shares

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS