Brunainya Sumatra, Tapi Akses Jalan Kami Seperti Kolam Lele.
PALI//si.com–Enak didengar tidak Enak dirasakan, mungkin itulah kata yang pantas kami ucapkan sebagai masyarakat Desa Lunas Jaya Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan (Sum-sel).
Mengapa terucap kata demikian? Bayangkan saja , Katanya Kami hidup di Negeri Brunai nya sumatera, kata Brunai diambil karna Negeri yang kecil tapi kaya raya, kedengarannya sangat enak, namun kenyataannya berbanding terbalik.
Dizaman H Muhamad Ferdinand S, masih menjabat sebagai wakil rakyat, (anggota DPRD) Kabupaten Muara Enim, dari fraksi partai Golkar, akses jalan penghubung antara Desa Sukaraja- Desa Harapan jaya Dibangun Jalan Aspal yang bagus, namun sesudah itu, sampai sekarang akses jalan penghubung tersebut seakan kurang diperhatikan.
Kini sekitar kurang lebih satu kilo meter jalan Antara Desa Lunas Jaya menuju Simpang tiga Desa Harapan jaya, nyaris putus, bahkan seperti kolam ikan lele jumbo,
Menurut pantauan kami sebagai awak media yang bertempat tinggal di Desa Lunas Jaya Kecamatan Tanah Abang, sudah bertahun-tahun lamanya kondisi seperti ini, namun belum ada perhatian serius dari Eksekutif ataupun Legislatif, untuk membangun jalan itu, melanjutkan yang ada sekitar lebih kurang 1KM yang di bangun Pemerintah Kabupaten PALI pada tahun 2019.
Bermacam ucap dan keluh kesah masyarakat kerap kali kami dengar, apalagi di era digital seperti sekarang ini, masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi, yang lebih menyayat hati, ketika masyarakat membaca postingan di media sosial dengan melihat photo anak kecil bersalaman dengan pemimpin Negeri Brunai sumatera ini. dengan bertuliskan “Terimakasih Pak Heri, Jalan Kami sudah mulus”
Lah giliran di dusun kami kapan mulusnya, “kok Daerah lain sudah mulus tapi jalan kami seperti aliran sungai, dibiarkan”.
Wahai pemangku kebijakan,
Kami masyarakat PALI, lahir dan dibesarkan di Pali, bayar pajak di Pali, makan minum di Pali, berusaha di Pali, kami masyarakat Desa Lunas Jaya juga ingin menikmati sarana prasarana, dan infrastruktur seperti saudara kami yang lain.
Wahai pemangku kebijakan, mohon bijak lah dalam skala prioritas pembangunan, jangan biarkan kami iri hati di saat melihat Caption anak kecil bersalaman itu,
(Opini Penulis/Edy)
0 Comments