OGAN KOMERING ILIR – Dalam rangka memperingati Milad ke-50, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menggelar kegiatan tasyakuran yang penuh makna dan menyentuh nurani. Bertempat di Masjid Darul Hikmah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayuagung, Jumat (1/8/2025), acara ini dikemas dalam bentuk Bincang Santai Penuh Makna bersama para warga binaan.
Berbeda dari perayaan milad kebanyakan, MUI OKI justru memilih mendekatkan diri dengan mereka yang sedang menjalani masa pembinaan. Dengan semangat menebar harapan dan nilai-nilai kebaikan, para ulama hadir tidak sekadar memberi ceramah, tetapi juga membuka ruang dialog spiritual yang menyentuh hati.
Ketua Umum MUI OKI, K.H. Muazni Masykur, S.Ag., M.Pd.I, dalam sambutannya menegaskan bahwa MUI hadir untuk seluruh lapisan umat, termasuk warga binaan. Ia menyampaikan bahwa momen milad ini bukan hanya bentuk syukur atas usia emas MUI yang berdiri sejak 26 Juli 1975, tetapi juga momentum merefleksikan kembali peran ulama dalam membangun akhlak bangsa.
“Kami hadir di sini bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyapa, mendengar, dan menguatkan. MUI adalah milik umat, dan umat ada di mana-mana, termasuk di balik jeruji. Semoga ini menjadi penguat bagi kita semua dalam berhijrah ke arah yang lebih baik,” ujarnya dengan nada teduh.
Acara dimulai dengan pembacaan Surah Yasin, dilanjutkan tausiah keagamaan, dan ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang menjadi pusat perhatian warga binaan. Antusiasme terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan—mulai dari persoalan keimanan, keluarga, hingga harapan setelah masa pembebasan.
Sesi bincang tersebut dimoderatori oleh Ustadz Mulyadi Wafi, S.Pd dari Komisi Pendidikan MUI OKI. Dalam suasana santai namun sarat makna, para warga binaan tak hanya mendengar, tapi juga didengar.
“Kami tidak datang untuk menghakimi. Kami datang untuk merangkul, mendengarkan, dan menanamkan nilai hijrah serta harapan,” ungkap Drs. H. Kamaruddin, M.Hum, Wakil Ketua Umum MUI OKI.
Pihak Lapas yang diwakili oleh Bapak Yusuf, menyampaikan terima kasih mendalam atas kepedulian MUI terhadap warga binaan. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus dilaksanakan karena sangat bermanfaat dalam membina mental dan spiritual penghuni lapas.
“Meski Pak Kalapas tidak bisa hadir langsung karena ada tugas lain, kami sangat menghargai kehadiran para tokoh ulama di tengah kami. Semoga ini menjadi berkah dan MUI terus menjadi garda terdepan pembinaan umat,” ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini jajaran tokoh penting dari MUI Kabupaten OKI, di antaranya:K.H. Muazni Masykur, S.Ag., M.Pd.I (Ketua Umum). Drs. H. Kamaruddin, M.Hum (Wakil Ketua Umum). K.H. Shoemari Ustman Al Hafidz, S.Q. (Wakil Ketua). Suparjon Alihaq Assabits, S.Pd.I., M.Pd.I (Wakil Ketua). Deni Ibrahim, S.Pd (Komisi Dakwah). Mulyadi Wafi, S.Pd (Komisi Pendidikan). H. Ismid, S.Ag., M.M (Komisi Kerukunan Antarumat Beragama). Kang Asep Saifullah, S.P (Komisi Informatika dan Media Massa).
Kehadiran mereka tidak hanya sebagai simbol, namun juga membawa pesan nyata: ulama harus dekat dengan umat, tidak hanya dalam ruang dakwah formal, tetapi juga di ruang-ruang kehidupan yang membutuhkan cahaya.
Perayaan Milad ke-50 ini menjadi refleksi atas perjalanan panjang MUI sebagai rumah besar umat Islam Indonesia. Di usia emasnya, MUI OKI mempertegas perannya sebagai jembatan antara umat dan pemerintah, antara nilai spiritual dan sosial, antara harapan dan kenyataan.
“Kami berharap Milad ini menjadi titik tolak lahirnya lebih banyak lagi gerakan moral dan dakwah yang menyentuh langsung ke lapisan masyarakat paling dalam. MUI harus hadir sebagai solusi, bukan sekadar simbol,” pungkas K.H. Muazni Masykur.(PJS).