Ketua TP PKK PALI Dwi Saftaria Tinjau Korban Kebakaran di Desa Simpang Solar

PALI, 2 Oktober 2025 – Asap duka masih terasa pekat di udara Desa Simpang Solar, Kecamatan Talang Ubi, ketika langkah penuh kepedulian menapak masuk ke tengah-tengah warga yang baru saja kehilangan tempat berteduh. Di antara puing-puing kayu hangus dan dinding rumah yang roboh, hadir sosok yang tak asing lagi bagi masyarakat Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Hj. Dwi Saftaria, S.E., Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten PALI sekaligus Anggota DPRD Provinsi Sumatera Selatan dari Fraksi Partai Gerindra.

Dengan wajah teduh dan mata yang menyimpan keprihatinan, ia mendekati keluarga korban kebakaran. Suara retak-retak sisa bara api seolah menjadi latar keheningan, sebelum akhirnya pecah oleh kata-kata penguat penuh kasih.

“Saya ikut merasakan kesedihan yang menimpa saudara-saudara kita di sini. Semoga Allah memberi ketabahan, kekuatan, dan jalan bangkit kembali,” ucap Dwi Saftaria lirih, namun sarat makna.

Tak hanya datang dengan doa, Dwi Saftaria juga membawa wujud nyata kepedulian. Didampingi jajaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) PALI, ia menyerahkan santunan, sembako, dan bantuan untuk meringankan beban keluarga yang kehilangan segalanya. Kehadirannya menjadi pengingat bahwa di tengah musibah, ada tangan-tangan yang tak membiarkan warga berjalan sendiri.

Sebagai istri dari Bupati PALI, Dwi Saftaria hadir bukan sekadar membawa nama jabatan. Ia menegaskan, langkahnya ke lokasi kebakaran adalah panggilan hati nurani.

“Musibah ini mengajarkan kita tentang arti solidaritas. Harta benda mungkin musnah, namun semangat saling menguatkan tak boleh padam. Mari kita terus merawat kepedulian, sebab dengan itulah kita mampu bangkit bersama,” tuturnya.

Warga yang semula dirundung kesedihan tampak sedikit terhibur. Ada kehangatan yang lahir dari kepedulian tulus itu, seakan menjadi obat sementara bagi luka yang baru saja tergores. Doa bersama di akhir kunjungan menjadi puncak dari pertemuan penuh makna, memohon kepada Tuhan agar kekuatan diberikan kepada para korban, serta agar api yang melahap rumah-rumah itu menjadi peristiwa terakhir yang menimpa desa mereka.

Hari itu, di Desa Simpang Solar, tidak hanya abu dan arang yang tersisa. Ada pula jejak kepedulian yang akan terus dikenang: bahwa di balik setiap musibah, selalu ada cahaya solidaritas yang menyala dari hati seorang pemimpin yang peduli pada rakyatnya. (Edi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

WARNING: DILARANG COPAS