Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) kini berada di ambang babak baru sejarah kepemimpinannya. Setelah melalui proses demokrasi yang panjang dan penuh semangat pada Pilkada 27 November 2024, masyarakat PALI akhirnya menjatuhkan pilihan kepada pasangan Asgianto, ST, dan Iwan Tuaji, SH, untuk memimpin daerah ini pada periode 2025-2030.
Sebagai putra asli daerah, terpilihnya mereka tidak hanya mencerminkan kemenangan personal, tetapi juga menjadi simbol harapan kolektif masyarakat PALI untuk perubahan yang lebih baik. Namun, kemenangan ini bukan sekadar selebrasi politik. Di baliknya, tersimpan ekspektasi besar yang harus mereka jawab.
Masyarakat PALI telah lama menginginkan pemimpin yang benar-benar memahami akar permasalahan di daerah ini. Bukan hanya dari sisi pembangunan fisik, tetapi juga pembenahan birokrasi, pelayanan masyarakat, dan keberpihakan kepada lingkungan hidup.
Pelantikan yang dijadwalkan pada 10 Februari 2025 mendatang bukan sekadar seremoni belaka. Ia adalah titik awal perjalanan panjang menuju perubahan. Harapan masyarakat begitu besar, bukan hanya untuk janji-janji yang pernah mereka dengar selama kampanye, tetapi untuk tindakan nyata yang membawa dampak langsung bagi kehidupan sehari-hari.
Sebagai pasangan pemimpin, soliditas antara Asgianto dan Iwan Tuaji menjadi kunci. Masyarakat PALI berharap tidak akan ada perpecahan atau konflik kepentingan di antara mereka selama masa jabatan. Persatuan dan keharmonisan di level kepemimpinan akan menjadi fondasi kokoh untuk mencapai keberhasilan.
Terlalu banyak contoh di masa lalu dan dari daerah lain di mana kepemimpinan yang retak justru berujung pada stagnasi pembangunan. PALI tidak boleh mengalami nasib serupa. Dalam konteks ini, Asgianto dan Iwan Tuaji diharapkan mampu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya, menjadikan kebersamaan mereka sebagai kekuatan utama untuk menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu agenda prioritas yang harus segera dilakukan adalah evaluasi menyeluruh terhadap kinerja birokrasi di PALI. Selama ini, berbagai keluhan tentang pelayanan publik kerap mencuat. Masalah seperti lambatnya pengurusan administrasi, kurangnya transparansi, hingga pelayanan yang tidak merata harus segera dituntaskan.
Selain itu, evaluasi terhadap kepala desa juga menjadi isu yang tak kalah penting. Kepala desa adalah ujung tombak pemerintahan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Pelayanan yang buruk, ketidakadilan, atau bahkan praktik-praktik yang tidak sesuai hukum harus menjadi perhatian serius.
PALI memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, eksploitasi yang tidak terkendali telah menimbulkan berbagai masalah lingkungan, mulai dari pencemaran hingga kerusakan ekosistem. Di bawah kepemimpinan Asgianto dan Iwan Tuaji, masyarakat berharap ada tindakan nyata untuk mengatasi persoalan ini.
Perusahaan yang beroperasi di wilayah PALI harus diawasi dengan ketat. Tidak boleh ada toleransi terhadap pelanggaran lingkungan. Lebih dari itu, pemerintah daerah harus mampu mengarahkan investasi yang masuk untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, bukan sekadar mengejar keuntungan ekonomi sesaat.
Kepemimpinan Asgianto dan Iwan Tuaji adalah kesempatan emas untuk membuktikan bahwa PALI mampu bersaing dengan daerah lain. Namun, keberhasilan mereka tidak hanya diukur dari proyek besar atau infrastruktur megah, tetapi juga dari bagaimana mereka mampu menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
Peningkatan akses pendidikan, layanan kesehatan yang lebih baik, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi prioritas utama. PALI membutuhkan pemimpin yang tidak hanya bekerja di atas kertas, tetapi juga turun langsung ke lapangan untuk mendengar dan merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya.
Tentu, tanggung jawab untuk membangun PALI tidak hanya terletak pada pemimpin terpilih. Masyarakat juga memiliki peran penting sebagai mitra pemerintah. Dukungan, kritik yang membangun, dan partisipasi aktif akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah ini.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah daerah harus mampu menciptakan suasana yang kondusif, di mana masyarakat merasa dihargai dan dilibatkan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Transparansi, akuntabilitas, dan komunikasi yang baik adalah elemen-elemen yang harus terus dijaga.
Kini, semua mata tertuju pada pasangan Asgianto dan Iwan Tuaji. Harapan masyarakat begitu besar, tetapi demikian pula tanggung jawab yang mereka pikul. PALI membutuhkan pemimpin yang tidak hanya visioner, tetapi juga mampu bekerja dengan hati dan dedikasi.
Pelantikan pada Februari mendatang adalah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan. Namun, dengan komitmen dan kerja keras, tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk diwujudkan.
Bumi Serepat Serasan menunggu gebrakan nyata dari pemimpin barunya. Semoga kepemimpinan Asgianto dan Iwan menjadi jawaban atas harapan yang telah lama tertanam di hati masyarakat PALI.***
Ditulis oleh: Eddi Saputra, Ketua DPC PJS PALI pada Jum’at 27 Desember 2024 di Kecamatan Tanah Abang.
0 Comments