Manggarai, NTT//SI.com- Masalah kesehatan jiwa telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan di tengah-tengah masyarakat Manggarai. Hal ini terlihat dari jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meningkat setiap tahunnya.
Jumlah kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Manggarai mengalami peningkatan. Tahun 2021, jumlah kasus ODGJ sebanyak 575 orang, meningkat menjadi 715 orang pada tahun 2022.
Melihat adanya peningkatan kasus ODGJ, tentunya dibutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Manggarai melalui Dinas Kesehatan. Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai mampu menekan angka kasus ODGJ yang saat ini sangat tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, drg. Bertolomeus Hermopan menyebutkan, berdasarkan hasil skrining dari 25 Puskesmas di kabupaten Manggarai selama kurun waktu tahun 2022, Manggarai memiliki total penderita ODGJ sebanyak 715 orang, sementara yang dipasung sebanyak 42 orang. Yang diobati sebanyak 487 orang, yang sedang diusahakan untuk diobati sebanyak 228 orang.
Penyebaran tertinggi terdapat di kecamatan Satar Mese sebanyak 110 orang, di kecamatan Ruteng dan Langke Rembong 84 orang, kecamatan Rahong Utara 77 orang, kecamatan Satar Mese Barat 75 orang, kecamatan Satar Mese Utara 66 orang, kecamatan Wae Ri’i 60 orang, kecamatan Cibal 66 orang, kecamatan Reo 36 orang, kecamatan Cibal Barat 32 orang, kecamatan Reok Barat 24 orang dan kecamatan Lelak 21 orang.
“Melihat sebaran dan jumlah total penderita ODGJ seperti ini, kami telah melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus ODGJ di Kabupaten Manggarai melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan serta mengajak para Camat, Lurah dan kepala desa untuk memaksimalkan segala upaya dan sumber yang ada untuk melakukan upaya-upaya terintegrasi, jelasnya”, Kata Kadis Kesehatan Manggarai drg. Bertolomeus Hermopan
Saat ini, lanjutnya Dinkes Kabupaten Manggarai melalui UPTD Puskesmas untuk membuat program inovasi dalam penanganan kasus ODGJ. Setiap UPTD Puskesmas memiliki program inovasi masing-masing yang menanggani ODGJ ini.
Salah satu UPTD Puskesmas yang berhasil menanggani masalah ODGJ adalah UPTD Puskesmas Todo.
UPTD Puskesmas Todo mengusung inovasi “SAFARI SEHAT JIWA ODGJ” yang menekankan terwujudnya partisipasi masyarakat dan berbagai stakeholder yang aktif terlibat dalam gerakan peduli ODGJ berbasis masyarakat yang digerakkan oleh tenaga kesehatan dalam hal ini perawat dan dokter dan didukung lintas stakeholder.
Inovasi Safari Sehat Jiwa ODGJ yang diterapkan UPTD Pusksesmas Todo antara lain petugas medis aktif melakukan konseling dan edukasi kepada keluarga pasien dan masyarakat, hal ini berdampak pada meningkatnya kepedulian lingkungan terhadap penanganan ODGJ (ramah dan responsif), penyediaan dan pengawasan terapi obat-obatan jiwa serta pendampingan tim medis terlatih dalam penatalaksanaan pengobatan ODGJ di Desa.
Selain itu, UPTD Pusksesmas Todo memiliki upaya promotif dan preventif dalam mencegah terjadinya kasus ODGJ yang baru. Tim penanganan kasus ODGJ UPTD Puskesmas Todo selalu melakukan sosialisasi kesehatan jiwa di masyarakat dan sekolah, kader terlibat aktif dalam mendeteksi masyarakat dengan masalah kesehatan jiwa dan melaporkannya ke puskesmas.
Menyediakan kegiatan kuratif berupa konseling di poli umum Puskesmas dan kunjungan rumah, diterapkan suatu pendekatan terhadap keluarga agar keluarga ODGJ dapat memberikan perhatian dan pengawasan yang lebih terhadap pasien serta menerapkan program rehabilitatif dilakukan agar pasien dapat kembali ke masyarakat dengan kemampuan mandiri dan memiliki penghasilan serta beraktivitas seperti masyarakat pada umumnya.
Melalui inovasi ini, tingkat kesembuhan pasien ODGJ meningkat dengan adanya penanganan yang cepat dan sedini mungkin melalui pengobatan.
Kepala UPTD Puskesmas Todo, Maria R.G. Galus menjelaskan, jumlah pasien yang dipasung turun dari 10 menjadi 1 orang setelah penerapan inovasi ini. Jumlah pasien ODGJ yang ditangani (perawatan dan pengawasan intensif terapi obat) sebanyak 36 orang dari total 46 orang dari enam desa binaan yakni Desa Todo, Desa Popo, Desa Lia, Desa Gulung, Desa Renda, dan Beakondo.
“Pasien yang sebelumnya dipasung selama 20 tahun sekarang sudah bebas pasung dan dapat beraktivitas seperti pasien normal. Partisipasi aktif masyarakat dan berbagai stakeholder membuat layanan inovasi ini menjadi murah, mudah, tuntas, luas, dan fleksibel. ODGJ dapat tertangani secara menyeluruh melalui pendekatan komprehensif baik dari segi medis maupun sosial”, jelasnya
Lanjutnya, inovasi Safari Sehat Jiwa ODGJ ini selaras dengan visi misi Kabupaten Manggarai yaitu “Manggarai Bebas Pasung”, dan kami tetap mengupayakan agar jumlah pasien ODGJ yang di pasung mencapai nol dan pasien ODGJ yang dirawat sembuh total.
Editor : Dody Pan
0 Comments