ACEH TIMUR//SI.Com–, Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, mungkin itulah pepatah yang pantas untuk keluarga Muhammad dan Istri nya Tiaminah bersama tiga orang anaknya yang sejak beberapa tahun terakhir menempati Gubuk Reot tanpa penerangan listrik selayaknya keluarga pada umumnya.
Saat disambangi di kediaman nya yang berlokasi di dusun Keude Rabo Desa Bukit Teukuh Kecamatan Idi Tunong Kabupaten Aceh Timur, tampak keluarga Muhammad menempati gubuk berdinding tepas yang dilapisi spanduk bekas dan berlantai tanah, beratap daun rumbia yang sudah lapuk dan bolong-bolong, serta tiada nya aliran listrik sebagai penerang.
Yang lebih memperhatikan lagi kondisi gubuk hampir roboh hanya saja diikatkan tali ke pohon sebagai penyangga agar tidak tumbang, namun bagi keluarga itu yang terpenting ada tempat berteduh dari terik matahari dan guyuran hujan deras secara langsung,
Saat dibincangi awak media ini, Muhammad yang berusia 37 Tahun mengaku tak berdaya dengan kondisi ekonomi yang serba sulit, dia menuturkan jangankan untuk bangun tempat tinggal baru, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sangat jauh dari kata cukup,
“Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ini, jangankan bangun rumah, kebutuhan sehari-hari untuk bertahan hidup saja jauh dari kata cukup, pekerjaan sehari-hari sebagai tukang deres getah rambung di sebuah perkebunan sebagai buruh harian lepas, apalagi di musim hujan seperti ini susah untuk bekerja menjalankan proses menuai getah rambung tersebut, namun apapun kondisinya harus dilakoni demi kebutuhan keluarga.”Ucap Muhammad kepada awak media pada Selasa(08/11/2022).
Dengan kondisi kehidupan keluarga pasutri ber anak tiga yang sangat memprihatikan itu selain pasrah, Muhammad juga berharap ada uluran tangan pemerintah,
Menurut perwakilan pemerintah setempat yang di sebut Geuchik (Sebutan Daerah Aceh Timur) yang bernama Zakir, dia membenarkan bahwa pasutri tersebut tinggal bersama 3 orang anaknya yang masih sekolah, dan dia mengatakan sudah lama mereka tinggal di gubuk tersebut tanpa penerangan listrik,
“Namun kami dari aparatur pemerintah desa belum dapat membantu merealisasikan program rumah layak huni ataupun rehab rumah di karenakan kondisi keuangan Desa dari tahun 2020 hingga tahun 2022 ini dipergunakan kebutuhan penangangan pandemi Covid-19.”Ujar Zakir.
Penulis: Saprizal.SI.
0 Comments