Ruteng, NTT//SI.com- Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, saat dilakukan koordinasi di Istana Keuskupan Ruteng, pada Selasa 19 Juli 2022 sekitar pukul 09.20 wita terkait pelaksanaan G20 yang akan dilaksanakan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Uskup Ruteng menyampaikan menyambut baik delegasi G20 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada kesempatan itu, Uskup Ruteng Mgr. Siprianus Hormat, menyampaikan bahwa Gereja mempunyai visi dan misinya sendiri. Kepentingan Gereja adalah keselamatan semua orang. Berusaha untuk menjadi payung semua pihak dan kelompok dengan berbagai kepentingannya masing-masing.
“Karena itu Gereja tidak akan pernah digiring oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan tertentu. Kita tetap menempatkan diri pada tempat khususnya untuk menjadi pendengar dan jembatan yang membangun dialog dengan berbagai kepentingan yang mungkin berbeda”, kata Uskup ruteng Mgr. Siprianus Hormat
Selain itu lanjutnya, tentu Gereja memahami dalam konteks masyarakat demokratis yang terbuka dan multipolar sekarang ini setiap pihak boleh dan bisa menyampaikan pendapat dan kepentingannya dengan cara dan metode yang dibolehkan oleh aturan atau kebiasaan demokratis. Gereja menghormati itu. Tetapi Gereja tentu mempunyai cara dan metodenya sendiri dalam menyampaikan pendapat dan seyogyannya tidak dipaksakan untuk mengikuti cara-cara pihak tertentu.
“Dan jika tidak mengikuti cara pihak tertentu itu, kiranya Gereja jangan dilihat seolah-olah diam dan tidak berpendapat, tidak membela kebenaran dan keadilan. Gereja tidak menutup mata dan telinga, dan berusaha untuk memahami apa yang berkembang dan terjadi di tengah masyarakat. Setiap hal dipelajari dengan baik dan seksama dalam berbagai perspektif, dan dikomunikasikan dengan cara tertentu pula yang menurut Gereja sesuai dengan tugas dan pandangannya”, ungkapnya
“Karena itu diharapkan semua pelayan pastoral, terutama para imam/pastor, perlu responsif terhadap semua hal yang terjadi di tengah masyarakat. Namun sikap responsive itu harus didasari pada data dan kajian yang akurat. Dengan itu pembicaraan dan tindakan para pelayan pastoral betul-betul untuk kepentingan umat dan warga masyarakat seluruhnya (bonnum communae).”, Pintanya
Dikatakan, Option for and with the poor adalah prinsip Gereja, tetapi hal itu dilakukan dengan proses yang baik, antara lain dialog atau diskusi bersama yang adalah adat dan kebiasaan kita. Dalam pengalaman Gereja local , ada banyak hal yang dilakukan melalui diskusi dan dialog sebelum mengambil keputusan.
“Pada dasarnya kami selalu berusaha untuk terus menghimbau untuk menjaga situasi yang baik, nyaman, dan aman di Manggarai Raya khususnya, NTT, dan Negara Indonesia pada umumnya”,tegas Mgr. Siprianus Hormat
“Gereja local Keuskupan Ruteng mendukung tugas Polri untuk pengamanan pelaksanaan G20 dan kunjungan wisatawan maupun pemerintah pusat RI di wilayah Kabupaten Manggarai Barat”,tutupnya
Penulis : Dody Pan
0 Comments