Labuan Bajo, NTT//SI.com- Wacanakan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK), kini menuai protes masyarakat. Berbagai stakeholder yang tergabung dalam asosiasi pariwisata dan warga setempat, melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan tarif sebesar Rp.3.750.000.
Terlihat massa aksi bergerak dari Kampung Ujung menuju Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) dengan membawa sejumlah poster dan spanduk berisikan sederetan tuntutan agar pemerintah tidak mengeksekusi rencana kenaikan tarif masuk ke Taman Nasional Komodo.
Sejumlah poster bertulis desakan agar presiden Jokowi segera mencabut izin perusahaan-perusahan di TN Komodo.
Ketua PKN Lorens Logam dan juga sebagai Orator dalam aksi demonstrasi ini mengecam keras terhadap wacana kenaikan tiket ini.
Logam menilai kebijakan yang diambil oleh Pemprov merupakan bentuk IDEOLOGICAL CORRUPTION yakni korupsi melalui kebijakan – kebijakan untuk mencapai tujuan serta memperoleh keuntungan bagi Kelompoknya/Organsiasinya/Partainya.
“Kita ketahui sendiri menteri KLHK dari Partai Nasdem, Gubernur NTT dari Partai Nasdem dan Bupati Manggarai Barat dari Nasdem. Jadi hirarkinya sangat jelas!
Ada kebebasan dalam menentukan kebijakan disana karena ada kesamaan pandangan, niat dan ideologi untuk mempertahankan kekuatan finansial organisasi dalam rangka mempertahankan kekuasaan”, ungkap Logam sebagai salah satu orator dalam aksi unjuk rasa Senin (18/07/2022) di Labuan Bajo
“Perlu diketahui bahwa dua tahun terakhir kita diluluhlantakan oleh Pandemic Covid-19. Stabilitas Sosial, Politik dan Ekonomi bahkan menjadi sasaran utama. Jantung perekonomian kita terutama di sektor pariwisata sangat rapuh sementara PAD kita mendapatkan subsidi yang sangat besar dari sektor ini. Kalau skema kebijakannya seperti ini dengan menaikkan harga tiket yang sangat drastis, itu artinya pemerintah sedang membunuh perekonomian kita”, lanjut Logam
Ia menambahkan, bahwa Saat ini kita memasuki fase pemulihan ekonomi, belum masuk pada fase pertumbuhan pasca Pandemic Covid-19. Jika tarif ke TNK sebesar Rp.3.750.000,00. Maka yang punya kesempatan untuk berkunjung kesana hanya orang-orang yang latarbelakang kelas ekonomi menengah keatas. Faktanya setelah wacana ini dibeberkan, banyak calon pengunjung yang mengurung niatnya wisata ke TNK.
“Saya melihat pemerintah tidak punya sense of crisis.
Mestinya bersyukur dong dengan adanya Binatang Komodo, Wibawa Negara ini, Pemprov NTT terlebih khusus diselamatkan. Apalagi kalau kita bicara skop Manggarai Barat sebagai objek keberadaan Komodo, sangat sangat terbantu sekali. Ditengah pemerintah tidak punya kreatifitas dan inovasi untuk meningkatkan PAD, maka opsi satu-satunya yakni binatang Komodo jadi bamper “produk jualan di pasaran” baik Kanca Nasional maupun internasional”, tutup Lorens Logam
Editor : Dody Pan
0 Comments