Jakarta – Pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani yang menyebut dirinya “menerima masukan dan aspirasi masyarakat demi membangun negeri ini” justru menuai gelombang kritik tajam. Potongan video saat ia dimintai tanggapan oleh awak media di tengah aksi demonstrasi pada 25 Agustus 2025 itu beredar luas di media sosial dan mengundang jutaan komentar dari warganet.
Alih-alih diapresiasi, pernyataan Puan dianggap hanya sebatas retorika kosong yang berulang kali diucapkan politisi, namun jauh dari realisasi nyata.
Di salah satu unggahan Facebook, ribuan komentar bernada sinis dan kecewa bermunculan.
Seorang pengguna, Mita Deeva Adi, menulis: “Sepertinya DPR hanyalah sebuah jabatan yang di dalamnya untuk memperkaya diri mereka sendiri tanpa memikirkan rakyat. Lebih baik DPR diisi oleh orang yang benar-benar kompeten dan punya hati nurani. Atau kalau tidak, bubarkan saja. Karena kebijakan yang mereka buat hanya untung bagi mereka dan merugikan rakyat.”
Komentar tersebut langsung disambut dukungan pengguna lain. Surjana Eney menimpali: “Bubarkan aja DPR. Biar mereka cari kerjaan sendiri. Jangan sudah dikasih jabatan malah seenaknya. Jadi perwakilan rakyat itu apa kerjanya? Cuma beban buat negara.”
Lebih tajam lagi, D.Minik Luon mengingatkan soal budaya politik uang yang melahirkan wajah parlemen saat ini: “DPR sekarang adalah hasil dari serangan fajar Rp300 ribu yang kamu terima itu. Jangan salahkan hasil pilihan kalian, tapi salahkan diri kalian yang lebih tertarik uang daripada penderitaan lima tahun. Lebih parahnya, sudah tahu DPR dihuni orang bobrok, tapi dipilih lagi. Jadi yang goblok itu pemilih, bukan pilihannya.”
Sementara Dion Naida memilih ringkas namun tegas: “Banyak narasi, cuma satu kata: BUBARKAN.”
Nada serupa datang dari Lembang Tauhid: “Masukan saya: BUBARKAN DPR SECEPATNYA!!!”
Sedangkan Uswatun Khasanah melontarkan sindiran menohok: “Percuma minta masukan, masuk kuping kanan keluar kuping kiri!”
Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian besar publik sudah kehilangan kepercayaan terhadap parlemen. Aspirasi rakyat yang paling banyak menggema justru satu: desakan pembubaran DPR.
Jika benar Ketua DPR RI konsisten dengan ucapannya—mendengar dan merealisasikan aspirasi rakyat—maka suara rakyat sudah sangat jelas: bubarkan DPR. Aspirasi ini bukan hanya bergema di media sosial, melainkan juga disuarakan secara langsung saat aksi demonstrasi berlangsung.
Kini, publik menunggu, apakah pernyataan Ketua DPR hanyalah sekadar basa-basi politik, atau benar-benar akan diwujudkan dengan sikap berani merealisasikan aspirasi rakyat. Sebab, inilah aspirasi yang paling nyata dari masyarakat Indonesia saat ini. (Red).