PALEMBANG — Di tengah gegap gempita semangat muda yang memadati Aula Griya Agung Palembang, Sabtu (16/7/2025), nama Hj. Eva Susanti, S.E., M.M., kembali menggema. Senator asal Sumatera Selatan ini resmi menahkodai Majelis Pertimbangan Karang Taruna (MPKT) Sumsel untuk kedua kalinya, memikul harapan besar agar organisasi kepemudaan tertua di Indonesia ini mampu berlayar lebih jauh.
Penetapan Eva Susanti sebagai Ketua MPKT Sumsel masa bakti 2025–2030 tak sekadar formalitas. Di balik Surat Keputusan Gubernur Sumsel H. Herman Deru bernomor 481/KPTS/DINSOS/2025, tersimpan sebuah mandat moral: menjembatani energi muda dengan kebijakan, menjahit ide-ide segar dengan realitas pembangunan.
Pelantikan Pengurus Karang Taruna dan MPKT Sumsel hari itu dihadiri para figur penting: Anggota DPR RI H. Wahyu Sanjaya, mantan Wakil Gubernur Sumsel H. Ishak Mekki, Ketua DPRD Sumsel Andie Dinialdie, hingga Ketua Umum Karang Taruna Nasional Dr. Didik Mukrianto.
Yang tak kalah penting: ratusan pasang mata para pemuda Karang Taruna se-Sumatera Selatan. Mereka datang membawa semangat, menjemput harap, menumpahkan mimpi tentang gerakan pemuda yang benar-benar hadir di tengah persoalan sosial.
Yudha Novanza Utama, sosok muda yang juga Anggota DPR RI dari Partai Golkar, kembali dipercaya memimpin Karang Taruna Sumsel. Bersama Eva di MPKT, duet ini diyakini mampu membentangkan sinergi yang kokoh: antara penggerak di lapangan dan penopang di belakang layar.
Banyak yang melihat Karang Taruna hanya dari barisan pemudanya yang sibuk di desa, kampung, dan lorong. Namun sedikit yang tahu, di baliknya berdiri MPKT — wadah yang menampung aspirasi, menajamkan ide, hingga mengetuk pintu para pemangku kebijakan dan mitra swasta.
Sebagai Ketua MPKT, Eva bukan hanya akan jadi penonton. Ia berjanji turun langsung, mendengar langsung, membuka pintu-pintu yang selama ini terkunci bagi ide-ide progresif anak muda.
“Ini bukan soal posisi. Ini soal tanggung jawab moral saya kepada Sumatera Selatan, terutama generasi mudanya,” tutur Eva dengan suara mantap, usai pelantikan.
Bagi Eva, MPKT harus hadir sebagai jembatan kuat — bukan sekadar papan nama di SK. Ia menegaskan peran strategisnya dalam merangkai gagasan pemuda dengan kebutuhan nyata di lapangan, agar Karang Taruna tak hanya jadi organisasi seremonial, tapi motor penggerak sosial-ekonomi.
“Kita butuh anak-anak muda yang terampil, kreatif, berani berwirausaha, dan siap membantu mengentaskan masalah sosial. Itu mimpi besar yang ingin saya kawal,” katanya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi legislatif dengan organisasi kepemudaan. Sebagai Senator DPD RI, Eva punya kanal langsung untuk memperjuangkan suara anak muda Sumsel di tingkat nasional.
Pelantikan kali ini bukan sekadar seremoni. Bagi Karang Taruna Sumsel, ini momentum menata ulang haluan, merumuskan strategi baru agar lebih inklusif, adaptif, dan tak gagap menghadapi tantangan era digital.
Dari aula megah itu, terbit satu pesan: regenerasi harus tetap hidup. Spirit kepemudaan harus tetap membara. Dan di pundak Eva Susanti dan Yudha Novanza, tersimpan harapan ribuan pemuda Sumsel untuk menjadikan Karang Taruna bukan sekadar nama, melainkan rumah kedua yang menyiapkan masa depan.
Dengan tekad itu, langit Sumsel seolah mengamini: generasi muda tak pernah kehabisan alasan untuk terus bangkit, di manapun, kapanpun. (Red-SI).